Ya, Ibu dan ayah Eunji akan membawa gadis itu ke gereja untuk dipersandingkan dengan Park Chanyeol. Kedua orangtua Eunji tidak mau aib anaknya terbongkar sehingga mereka hanya akan melaksanakan pernikahan kecil-kecilan dan tentunya tersembunyi. Hanya ada pendeta, keluarga mempelai wanita dan pria serta guru kedua mempelai tersebut yang hadir.

Pasangan yang akan menikah ini sungguh beruntung karena guru-guru ditempat mereka bersekolah memberikan sedikit keringanan kebijakan pada mereka sehingga kedua mempelai tersebut masih dapat melanjutkan sekolah mereka meski dengan status bukan lagi seorang lajang, hal ini dapat terjadi mengingat banyaknya bantuan yang diberikan oleh kedua orangtua Eunji pada sekolah tersebut.

"Ayah!!! Turunkan aku!!" Teriakan melengking Eunji pun tak dapat dihindari ketika ayah gadis itu tiba-tiba saja menggendong anaknya untuk keluar dari rumah.

"Kau tidak akan ke gereja kalau tidak dipaksa seperti ini." Ujar ayah Eunji balik berteriak.

Dan disinilah gadis itu berada. Berdiri saling berhadapan dengan Park Chanyeol yang merupakan orang yang masuk dalam list lelaki paling dihindari Jung Eunji. Chanyeol terus saja menebar senyum mempesonanya pada para saksi yang hadir sedangkan Eunji hanya bisa menggulung ujung gaun putih elegan tanpa lengan miliknya dengan cemas.

"Kau tidak ada rencana untuk membatalkan pernikahan ini?" Bisik Eunji pada lelaki yang tengah menggenggam tangannya dengan erat, mendengarkan pendeta mengucapkan beberapa patah kata dalam kelangsungan pengikatan janji mereka.

"Tidak ada!" Balas Chanyeol dengan berbisik pula. Mereka sibuk beradu pandang dengan arti tatapan yang berbeda.

"Park Chanyeol apakah anda berjanji akan menerima dan mencintai Jung Eunji sampai maut memisahkan?" Kalimat pendeta itu menyadarkan kedua insan yang tadi saling beradu pandang. Dengan senyum yang makin merekah, Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya pada sang gadis.

"Saya Park Chanyeol berjanji akan menerima dan mencintai Jung Eunji hingga maut memisahkan." Ikrar Chanyeol mulus. Bulir keringat di dahi sang mempelai wanita terus saja berjatuhan dengan bebasnya.

"Jung Eunji apakah anda berjanji akan menerima dan mencintai Park Chanyeol sampai maut memisahkan?" Tanya pendeta tersebut yang kini ditujukan kepada sang mempelai wanita.

"Y..ya..saya berjanji." Ujar Eunji. Para saksi yang menyaksikan kegugupan gadis itu pun ikut tegang. Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya pada gadis yang tengah memandangnya dengan raut pucat pasi itu.

"Saya ulangi. Jung Eunji apakah anda berjanji akan menerima dan mencintai Park Chanyeol sampai maut memisahkan?" Ulang sang pendeta. Chanyeol menghembuskan nafas kecil lantas tersenyum lembut pada gadis dihadapannya seakan menyiratkan kata mohon di dalam matanya.

~~~

Eunji POV

"Saya ulangi. Jung Eunji apakah anda berjanji akan menerima dan mencintai Park Chanyeol sampai maut memisahkan?" Ulang sang pendeta lagi. Kulihat Chanyeol yang menghembuskan nafasnya dan menatapku dalam. Chanyeol memohon padaku? Apa seingin itukah dia menikahiku?

Kulirik sekilas ibu dan ayah yang memasang wajah khawatirnya melihatku diam tanpa menjawab pertanyaan sang pendeta. Aku hanyalah gadis remaja yang bahkan belum menyelesaikan sekolahku! Bagaimana bisa ibu dan ayah memberiku beban menjadi seorang istri bagi Park Chanyeol? Untuk mengurus diriku saja rasanya sulit dan sekarang aku harus mengurus Chanyeol? Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa depanku, aku hanya ingin menikah sekali dalam seumur hidupku dengan orang yang benar-benar aku cintai dan mencintaiku..?

Kutarik nafasku dalam, dan menatap pada Chanyeol yang memandangku dengan mata sendunya. Aku harap ini langkah yang benar!

" Saya Jung Eunji berjanji akan menerima dan mencintai Park Chanyeol hingga maut memisahkan." Kalimat itu akhirnya keluar dari mulutku setelah sekian lama aku bergelut dengan pikiranku. Kulihat Chanyeol yang tersenyum tulus padaku serta kedua orangtuaku yang menghela nafas lega.

Aku tahu kehidupanku selanjutnya tidak akan pernah sama lagi seperti sebelum aku mengucapkan ikrar hari ini. Tapi aku yakin ini adalah keputusan yang baik melihat Ibu dan Ayah tersenyum diantara kursi para saksi disana. Dan tak tahu kenapa rasanya hatiku sedikit terketuk melihat wajah memohon seorang Park Chanyeol.

Aku punya motto bahwa semua lelaki itu sama, dan sampai saat ini aku belum bisa mematahkan mottoku itu. Tapi sebenarnya aku punya satu motto lagi yaitu hidup bahagia bersama orang yang kucintai dan tentu juga mencintaiku. Huft...Untuk mottoku yang satu ini sepertinya aku harus mematahkannya sendiri karena aku telah menetapkan hati untuk bersama si bodoh yang kini resmi menjadi pemimpin rumah tanggaku. Aku tidak mencintainya tapi.. dia mencintaiku. Aku rasa 50% mottoku masih terjadi. DAN.. tidak kupingkiri aku berharap pria yang bersanding bersamaku sekarang dapat mengubahnya menjadi 100%. Kuharap.

TBC.

A/N: apaan ini? wkwk maafkan masalah wedding yang tidak memuaskan, sesungguhnya oh sesungguhnya author masih SMK dan tentu saja belum menikah sehingga tidak tahu cara wedding bagaimana:v maklumi yaa XD. Budayakan vomment^^
Ini ke private kan? Mastiin aja sih wkwk.






DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Where stories live. Discover now