Chapter 13 - The past

206 24 1
                                    

   Monster..., monster?

   Senyuman remeh terjahit di antara kedua bibirnya, seolah menertawakan perkataan Crystal yang secara tiba-tiba menghilang seolah khawatir akan sesuatu.

   Bersikap sangat pengecut, menurutnya.

   Ia pun mengalihkan halauan pandangannya ke arah dada dan perut, lalu berpikir lagi apa yang dimaksud gadis itu. Sekelebat pecahan-pecahan memorinya berselip di antara ribuan benang kusut yang ada di pikirannya, membuat rasa aneh dan rasa bersalah mengenyam tempat tinggal di relung jiwanya.

   "Apa kau benar-benar bersemayam di dalam tubuhku? Bisakah kau keluar?" ujarnya, bermain-main dengan khayalan.

   Beberapa detik berlalu. Tentu saja, tidak ada jawaban.

   Senyuman remeh langsung terlukis bersamaan dengan dengusan kecil.

   "Sudah kuduga, dia hanya berhipotesa saja. Aku selalu memegang kendali atas pikiran dan tubuhku, kurasa juga aku tidak mengidap gangguan lain seperti berkepribadian ganda atau apa pun itu." gumamnya.

   "He...hehahaha...,"

   Suara tawa aneh tiba-tiba menggetarkan radar telinganya. Mengakibatkan poros sendi lehernya berputar mengikuti sang pemilik tawa aneh tersebut. Mendapati seorang Slievoil yang baru saja ia bicarakan dengan Crystal, ia langsung berdiri dengan sigap, seraya memancarkan kilatan tajam pada kedua matanya. Bagaikan seekor hewan yang menghadapi musuhnya, instingnya bekerja dengan cepat.

   "Kau tahu? Kau itu konyol sekali. Bergumam tentang kepribadian ganda? Hahahahah..., HAHAHAHAHAHAHA," tawanya semakin keras seiring waktu menghabiskan umurnya.

   "Apa maksudmu? Mengapa kau tertawa?" ujarnya, terkesan sinis.

   Tawa yang aneh itu tiba-tiba berhenti, ekspresi makhluk itu menjadi datar lalu menatap Kyle dengan seringai tipisnya.

   "Semua yang kau lakukan itu atas kehendakmu. Akuilah, kau sangat jarang mengungkapkan isi kepalamu itu ke pada orang lain. Kau jelas tahu apa yang kumaksud. Masa kecil kelammu di mana hanya ada suara-suara yang mengganggu di kepala." Zoe menyeringai lebar.

   Raut wajah Kyle menjadi datar dan dingin secara tiba-tiba. Berwaspada, seolah rahasia besarnya terkuak.

   Namun, karena keahliannya dalam menyembunyikan emosi sudah melebihi kemampuan seorang manusia biasa, dalam seperempat detik, ia dapat menampilkan wajah normalnya dan wajah penasaran yang seolah tidak dibuat-buat. Dengan kata lain, pergantian ekspresinya sangat halus.

   "Kau tahu? Aku sudah mengawasi banyak sekali manusia jenius, perpindahan ekspresimu lumayan mudah kutangkap. Kecepatan berpikirmu lebih rendah dibanding gadis itu, meski pun, kuakui kau sudah hebat. Namun kau tak akan bisa menyaingi kehebatan berpikirnya. Aku sendiri terkesan hingga sekarang. Tak pernah sekali pun aku berhasil menembus pikirannya atau mengartikan ekspresi yang ia buat."

   "Sebenarnya siapa yang kau maksud dengan 'gadis itu'?"

   "Kau akan menemuinya nanti."

   "Aku menanyaimu sekarang." timpalnya dengan cepat.

   "Apakah aku memiliki kewajiban untuk menjawab semua pertanyaanmu?"

   "Tidak."

   "Lalu?"

   "Namun aku memiliki hak untuk tahu." ujarnya, seraya tersenyum miring.

   Membolak-balikkan suatu keadaan atau pun fakta, memenangkan perdebatan, itu semua keahlian seorang Kyle.

LieonsWhere stories live. Discover now