Chapter 5 - Crystal Ace

333 47 0
                                    

  "Kau tahu dari mana jika nama anjingku Mollie?" tanya Tiffanny.

  "Menebak." jawab Kyle santai.

  "Nama adalah suatu hal yang sangat sulit ditebak jika kau ingin tahu," ia melirik Kyle dengan tatapan ragu.

  "Begitukah? Dan apa kau pikir nama yang sangat pasaran seperti 'Mollie' adalah nama yang sulit ditebak?" Kyle mendekatkan wajahnya pada Tiffanny, menatapnya dengan tajam yang membuat Tiffanny mundur satu langkah karena gugup.

  "M-mungkin... kau hanya beruntung," ujar Tiffanny sambil melirik ke arah kanan, berusaha menghindari tatapan tajam Kyle.

  "Haha," tawa Kyle terdengar, membuat Tiffanny menatapnya dengan pandangan bingung.

  "Apa perkataanku barusan sangatlah lucu hingga bisa membuatmu tertawa?" tanya Tiffanny polos yang membuat ekspresi Kyle menjadi dingin--seperti biasanya--.

  "Tidak. Mana Samuel?"

  "Tidak tahu." ujar Tiffanny sambil melipat tangannya.

  Kyle melirik Tiffanny sebentar lalu berjalan melewatinya begitu saja, tanpa mengajaknya.

  Menghembuskan nafas dengan kesal, itu yang dilakukan Tiffanny sekarang. Bola matanya berputar ke arah Kyle yang sedang melangkah tanpa ragu, meninggalkan ia yang masih berdiri bagaikan patung, menunggu, atau meminta harapan Kyle akan berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya untuk mengajaknya.

  "Kau mau diam saja di sana sampai kapan?" tanya Kyle tanpa menolehkan kepalanya.

  Tiffanny yang mendengar itu langsung berlari kecil ke arahnya, menghapus jarak yang sudah terlentang lumayan jauh antara dirinya dan Kyle.

  "Aku-" ujar Tiffanny terputus, membuat Kyle menghentikan langkahnya.

  "Aku ingin seekor anjing!"

------------------------------------×××----------------------------------------

  "Hei, anjing siapa ini?" tanya Samuel dengan nada terkejut, matanya melirik ke arah Kyle yang berekspresi seperti biasanya dan Tiffanny dengan senyumnya yang sangat mengembang seolah diberi bubuk pengembang roti.

  "Ini anjingku!" ujar Tiffanny sambil mengangkat seekor anak anjing.

  "Dia membelinya dengan uangku," sahut Kyle yang sedang berdiri sambil melipat tangannya, lalu berjalan ke arah dapur, meninggalkan Samuel dan Tiffanny.

  "Sam, ada apa dengan wajahmu?" tanya Tiffanny, melihat ekspresi Samuel yang sangat aneh.

  "Apa-- apa aku berada di dimensi lain?"

  "H-hah?"

  "Apa sekarang Kyle yang kukenal bukanlah Kyle dahulu yang bahkan lupa memberiku makan dan minum saat menginap di rumahnya?"

  "Atau-- katakan, apa kau merapal suatu sihir pada pria kejam itu?" tanya Samuel bertubi-tubi.

  "A-ah, tidak? Yang lebih penting, mengapa kau sangat terkejut--"

  "Asal kau tahu, Kyle itu sangat pelit. Dia tidak akan membeli sesuatu yang tidak diperlukannya. Dia bahkan lebih memilih menunggu hingga berjam-jam ditilang oleh polisi dari pada membayar tagihan tilangnya, hingga pada akhirnya selalu aku yang membayar itu." Kyle tersenyum menahan tawanya saat mendengar bisikan Samuel pada Tiffanny, mereka tidak tahu bahwa Kyle dapat mendengarnya.

  "Sam, kenapa tadi kau menghilang?" Ia meneguk air yang baru saja ia dapatkan dari kulkas di depannya, mengacaukan acara menggosip antara Samuel dan Tiffanny.

LieonsWhere stories live. Discover now