Chapter 10 - The Look in Your Eyes.

246 39 11
                                    

  Enak.

  Itu yang kurasakan. Mataku berbinar-binar saat mencicipi makanan lembut dan manis ini. Aku tak bohong.

  Makanan manusia sangat enak.

  Mungkin ini karena di Livaions perutku terisi dengan mantra, tak ada rasa apa pun.

  Kupandangi kotak putih berlogo kue-kue di tengahnya.

  StarBridge?

  Kutaruh kotak itu di meja terdekat. Lalu memandang langit-langit di ruangan ini. Suasana yang sunyi menenggelamkanku ke dunia di mana aku terhanyut akan pikiranku sendiri. Meninggalkan realita yang kini sedang kujalani.

  Kyle..., kapan dan tepatnya di mana kita akan bertemu?

  Kuputuskan untuk melelapkan kedua mata. Suara nafasku menemani kesunyian apartemen ini.

  Di pikiranku kini, aku sedang membayangkan bagaimana reaksiku atau reaksinya saat kami bertemu, atau lebih tepatnya, saat aku menemukannya.

  Bagaimana kami bertemu? Apakah..., secara tak terduga? Atau terencana?

  Aku ingin melihat wujudnya secara langsung, juga ingin melihat warna matanya.

  Aku merasa di dalam diriku ada sebuah magnet yang tak dapat menahan dirinya untuk bertemu dengan magnet lainnya.

  Dengan kata lain, aku sangat ingin memiliki saudara.

  Zoe selalu berkata padaku hingga berkali-kali bahwa kami sangatlah mirip. Mulai dari fisik, sikap, sifat, hingga jalan pikiran kami.

  Dengan kesamaan yang sebanyak itu, aku yakin kami pasti dapat saling berbagi, bercerita, bertukar pikiran, bertanya pendapat, dan pemikiran-pemikiran rumit lainnya yang mungkin tak akan terpikirkan oleh makhluk lain.

  Namun,

  apakah setelah kami bertemu..., kami akan saling membenci?

  Atau justru sebaliknya?

  Bila di dunia manusia..., seorang saudara yang menyukai saudara lainnya adalah hal tak lazim.

  Namun, itu bagi manusia.

  Peraturan itu tidak diterapkan pada kami yang bukan merupakan manusia.

  Kami bisa saja saling menyukai...,

  dan kami juga bisa saja saling membunuh satu sama lain.

  Pandangan makhluk berbeda sepertiku dan seperti dirinya, sudah tak dapat mengikuti pandangan makhluk lain.

  Tapi-- entahlah. Aku tak tahu perasaan kuat ini padanya positif atau negatif.

  Kuharap, positif.

  Aku tak dapat mengetahuinya dengan pasti, karena aku bukanlah Vallardeusse, sang Raja Slievoil yang dapat melihat samaran masa depan.

  Pandanganku semakin gelap, rasa kantuk menenggelamkanku ke arus sungai yang penuh dengan ilusi-ilusi otak yang kuciptakan, yaitu mimpi.

--

  "Annived."

  BLAZZT

  Bagaikan getaran yang menggema di dalam otakku, aku langsung membuka mata. Melihat Zoe yang sedang berdiri tepat di samping sofabed yang sedang kutiduri.

  Kuhela nafas, lalu melipat tanganku.
"Ada apa?" kusuarakan suara bertanya dengan nada malas.

  Zoe mengitarkan pandangannya ke sekitar, ia tampak menimbang-nimbang sesuatu.
"Kau membeli apartemen ini?" tanyanya, seolah sedikit terkejut.

LieonsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz