Chapter 8 - Surprise!

315 40 0
                                    

  "Arrgh...," ia mengerang kesal akibat dari efek dorongan Samuel hingga membuatnya mengguling dari kasur ke lantai yang untung saja dilembari oleh karpet besar berbulu beruang asli.

  "Motormu ada di luar garasi. Ke mana saja kau kemarin?" kecurigaan terselip di mata Samuel.

  Bagaikan seorang ibu yang mengintrogasi anaknya.
Kyle pun membuka matanya.

  "O-oh, itu. Tunggu, biarkan aku duduk dulu," Kyle mengambil selimut yang sempat terjatuh di lantai bersama dirinya, meletakkannya di kasur seraya berpikir bagaimana caranya ia mengelabui Samuel.

  "Apa susahnya menjawab?" ia semakin curiga dengan gerak-gerik kawannya itu.

  "Baiklah, kemarin aku memang pergi sebentar," jawabnya sesantai mungkin.

  "Ke mana?"

  "Minimarket. Aku membeli keripik kentang,"

  "Oh, aku kira kau pergi ke klub malam," Kyle tersenyum dalam hati, kebohongannya bekerja.

  Samuel yang sudah puas dengan jawabannya langsung melangkahkan kaki untuk pergi dari ruangan itu.

  Namun langkah tersebut terhenti saat sampai di perbatasan antara ruang tidur dengan lorong di rumahnya.

  Jantung Kyle berdetak lebih cepat, khawatir apabila kebohongannya terbongkar. Matanya melirik tajam pada Kyle.

  "Bukankah masih ada keripik kentang kesukaanmu di kulkas?"

  "Benarkah?" ia bertanya dengan wajah datar, mencoba menutupi wajah panik yang sebenarnya.

  Ia tersenyum lebar, lalu berkata, "Tidak, aku hanya memastikan apakah kau berbohong atau tidak," kemudian ia meneruskan langkahnya.

  Padahal dia tidak tahu saja kalau aku berbohong, ia menertawakan Samuel dalam hati.

  "Kau berbohong! Aku melihat keripik kentangnya dibawa Tiffanny, itu berarti kemarin masih ada persediaannya bukan?! Mengaku dan bersujudlah padaku atas nama dewa api bila kau masih ingin tinggal disini!" Samuel kembali masuk ke kamar hingga Kyle terkejut, ia menunjuk-nunjuk Kyle dengan jari telunjuk dan dihiasi oleh wajah hebohnya.

  Ia meneguk ludahnya, lalu membuka mulutnya untuk membela diri namun tidak jadi karena Samuel menyahut.

  "Tenang saja. Aku hanya bercanda." ia tersenyum puas dapat membuat wajahnya panik.

  "HAHAHAH, ekspresimu benar-benar satu di antara sejuta!" tawa Samuel terbahak-bahak.

  Samuel sialan. Dia semakin berbahaya saja.

--

  Menunggu di kasir adalah pekerjaan yang ia lakukan saat ini. Pelanggan pertama yang datang saat shift pagi, masih bertahan dengan gadis kecil yang akan berangkat sekolah. Ia memesan pasta dengan ukuran sedang. Kyle pun melayaninya, seusai itu si gadis memuji perbuatannya.

  "Pelayananmu semakin membaik," ia menyunggingkan bibir dan memperlihatkan ibu jarinya. Kyle hanya tersenyum sesaat sebagai balasan.

  Ia mengamati setiap barang dalam jangkauan matanya, melihat apakah ada yang bisa ia rapikan untuk kenyamanan pelanggan. Semuanya rapi di pandangan Kyle, kini ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengusir kebosanan yang melanda.

  Hening adalah gambaran dari suasana kedai, berhubung dengan suasana ini, ia mengambil pilihan untuk mempersiapkan spekulasi yang cukup logis mengenai informasi Slievoil yang kini muncul di hidupnya.

  Apa hubunganku dengan Slievoil itu? Dan-- mengapa ia melibatkan nama ayah?

  Hah, tentu saja. Ayahlah penyebab semua kejadian aneh ini. Crystal pasti tahu hal ini.

LieonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang