Chapter 27

6.4K 398 14
                                    


Aku terus mengikuti kemana jejak darah ini menuntunku. Perasaan cemas mulai muncul dalam benakku. Satu per satu anak tangga kunaiki, aku rasa hawanya makin lama semakin tidak enak, nafasku pun menjadi berat.

Sepertinya aku bisa menebak kemana darah ini membawaku dan YUP aku menuju ke arah balkon. Ketika aku sampai pada ruangan dekat balkon, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Mulutku terpaku dan tidak bisa mengatakan sepatah katapun. Tidak ada yang salah dengan balkonnya, tapi yang membuatku kaget adalah

Ternyata ada pintu rahasia disini, tepatnya diantara rak rak besar ini! Aku jadi teringat ketika tanganku tertusuk paku saat  membaca salah satu buku dari rak ini, itu semua karena ada yang mendobrak rak buku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata ada pintu rahasia disini, tepatnya diantara rak rak besar ini! Aku jadi teringat ketika tanganku tertusuk paku saat membaca salah satu buku dari rak ini, itu semua karena ada yang mendobrak rak buku itu.(chapter 3)

Aku langsung berjalan dan masuk ke dalam ruangan itu. Ruanganya kosong, lantainya pun tertutupi oleh debu yang tebal. Ada satu yang mengganggu pengelihatanku. Aku melihat sebuah tirai merah yang membentang di tembok sebelah kiriku. Ada juga kapak tua yang tergeletak di depannya.

Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik tirai itu dan..

Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik tirai itu dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ru..ruangan apa ini?". Gumamku. Aku bertanya tanya dalam pikiranku. Disini ada dua kemungkinan, yang pertama monster macam apa yang di kurung seperti ini dan yang kedua, apa yang disembunyikan di dalam sini? Aku yakin ini semua ulah bibi Lamia.

Aku membuka satu per satu gembok dengan menggunakan kapak yang aku temukan tadi. Dengan cepat aku segera menyingkirkan rantai rantai yang menghalagi jalanku.

Ceklekk...

Krieet..ett

Aku intip ruangan yang ada di balik pintu ini, aku melihat sebuah jendela besar, dan.. ranjang tidur yang terhalang oleh sebuah lemari.

"Aku teringat sesuatu tapi.. Apa ya?". Ah, entahlah.

"Le..iia".

Apa aku tidak salah dengar? Seseorang telah memanggil namaku.

"Lee..ii..a".

Dan lagi. Asal suaranya dari dalam. Aku yakin itu.

"Ii..ya? Si..siapa?" Jawabku dengan terbata bata.

Hening.

Hening.

Hening.

"Hi, jawab aku? Siapa kau?" teriakku.

"Masuklah"

Masuk katanya? Ok, baiklah. Semoga tidak terjadi apa - apa padaku.

Dap

Dap

Dap

Langkahku terhenti, ketika aku melihat sepasang kaki yang berada di balik lemari. Tentu saja perasaan semakin tidak enak.

"Siapa kau?". Tanyaku tanpa menoleh di balik lemari.

"Tolong neneeekk Leiaa"

Huh? Nenek?

Jangan jangan?!

Aku pun langsung menghampiri suara tersebut dan aku melihat

Aku pun langsung menghampiri suara tersebut dan aku melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"NENEK LAURENT?!"


To be Continued..

Hi, kalian temanku (⌒_⌒). Aku minta maaf ya untuk keterlambatan menerbitkan BFT ( ˊ• ·̭ •̥ ). Author lagi banyak tugas kuliah hihi jadi kurang fokus. Maafkan karena tidak professional('._.'). Thks 4 reading ♥.

Born For This (Now, you know) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang