Chapter 14

7K 441 7
                                    


Aku mendengar suara pintu kamarku terbuka dengan sendirinya. Kemudian disusul dengan suara lonceng milik Jacob. Itu berarti, Jacob berlari keluar. Oh, tidak. Aku langsung saja bangkit dan berlari mengejarnya.

Aku terus berlari mengejarnya, sampai dia menghilang di sebuah lorong yang gelap. Aku berjalan dengan mengendap ngendap, aku tengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada hal aneh yang akan terjadi.

Tapi, langkahku berhenti ketika aku dihadapkan oleh 2 pilihan. Aku harus mengambil jalan yang mana? Kiri atau kanan? Sungguh, tempat ini masih terasa asing bagiku, karena aku belum seutuhnya menjelajahi rumah bibi Lamia. Jangankan untuk rumahnya, sifat bibi Lamia pun aku juga belum mengetahuinya dengan baik.

Krincing..
(Suara lonceng milik Jacob, samar samar terdengar dari lorong)

Aku mendengarnya, aku coba pekakan sekali lagi pendengaranku dengan baik. Yup, suaranya berasal dari sebelah kiri! Ya, aku yakin.

Jacob...

Jacob...

Kau dimana?

Panggilku setengah berbisik. Di depan, sepertinya aku melihat ada sebuah pintu yang terbuka. Aku hampiri pintu itu lalu aku tengok ada apa di dalamnya.

 Aku hampiri pintu itu lalu aku tengok ada apa di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya Tuhan! Ternyata ada ruang bawah tanah disini. Udarannya pun juga pengap dan lembab.
Aku melihat Jacob, sedang terkulai lemas di salah satu anak tangga.

Tentu saja itu membuatku panik. Aku langsung menggendong dan mendekapnya dengan erat berencana ingin kembali kedalam kamar. Tapi, aku penasaran dengan apa yang ada di bawah sana.

"Turun atau tidak ya?". Gumamku dalam hati. Disisi lain aku merasa penasaran, tapi disisi yang satunya aku juga merasa takut.

Dan akhirnya, karena rasa penasaranku lebih besar, aku langkahkan kakiku satu persatu dan aku turuni setiap anak tangga ini.

Di pertengahan anak tangga aku bisa melihat, ada sebuah pintu hitam disana. Gagang pintunya berwarna emas dan ada bayangan kaki seseorang dari celah pintu.

Dap..

Dap..

Dap..
(Suara langkah kaki yang ingin keluar dari sana)

Ini gawat! Aku harus sembunyi dimana? Mataku langsung menelusuri setiap benda yang ada di ruangan ini dan aku melihat ada jam tua besar. Aku bisa bersembunyi di belakangnya.

"Ya ampun Jacob, kalungmu berisik sekali". Ucapku padanya. Lonceng kalung ini selalu berbunyi ketika aku bergerak.

"Siapa itu?!". Teriak seseorang dari bawah sana. Ya Tuhan, jantungku rasanya ingin lepas saja dan keringat pun mulai mengalir disekitar pelipisku.

"Jacob! Aku mohon diam! Jangan seperti itu". Bentakku pelan. Aku protes karena dia tidak bisa diam dan terus menggeliat minta dilepaskan. Tentu saja itu membuat suara loncengnya semakin nyaring.

Baiklah, aku menyerah. Aku letakan Jacob di dekat kakiku. Dia menatapku sebentar. Lalu dia pergi ke lorong yang tadi.

"Siapa itu?!". Teriaknya sambil menyinari semua benda benda yang ada di ruangan ini dengan senternya.

Tapi, perhatian pria itu lebih tertuju pada suara lonceng yang ada di dalam lorong. Ah, Jacob aku baru mengerti maksudmu. Kamu ingin mengalihkan perhatian pria itu kan.

Dan tepat dugaanku! Pria itu langsung berlari mengejar suara itu.

Sekilas aku melihat wajah pria itu ketika berlari. Bentuk wajahnya, rambutnya, bahkan pakaiannya, sepertinya aku mengenalinya.

"Ayah?". Batinku terkejut melihatnya. Ternyata dia ayahku sendiri. Tapi, apa yang sedang ayahku lakukan di ruangan itu?

Sudahlah, itu tidak penting sekarang. Aku harus sampai ke kamarku sebelum dia menemukanku. Aku harap Jacob bisa membawa ayahku menjauh dari kamar.

Aku pun kembali melewati lorong lorong gelap yang tadi dan berjalan mengendap endap seperti pencuri. Sejauh mata memandang aku tidak melihat sosok ayahku, bagus lah kalau begitu.

Aku berjalan dengan santainya, beberapa langkah lagi aku sampai ke kamarku.

"Leia". Seseorang memanggilku dengan nada datar dan aku tau, suara itu adalah suara ayahku! Seketika, aku langsung terpaku di tempat dan menelan paksa ludahku sendiri...

Ya Tuhan, aku ketahuan...

To be Continued...

Born For This (Now, you know) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang