Introduce

9.3K 497 74
                                    

Apa kamu pernah berkorban demi saudaramu sendiri? Apa kamu pernah berniat untuk membuat saudaramu bahagia?

"Their problems is not brother-sister zone."

Nadine suka sama Rayn, Rayn pacaran sama Febby, tetapi Samudra suka sama Febby.

Siapa yang akan mengalah?
Apakah Samudra akan menghalangi Nadine agar Febby tetap bersama Rayn, atau Samudra merebut Febby dari Rayn?

Semua itu akan Samudra lakukan demi Nadine, saudaranya yang kini menjadi orang terpenting dihidupnya setelah Papanya.

***

"Ahelah! Cowok kayak Samuel mah nggak usah ditangisin!" Samudra menatap Nadine yang masih menangis dan mengelapnya menggunakan tisu kemudian melemparnya ke arah sembarang.

"Dengerin gue, deh," ujar Samudra dan berpindah duduk dihadapan Nadine yang masih menangis di atas kasurnya.

"Lo nangis-nangis lebay kayak gini, emang bakal bikin Samuel datang kesini? Terus kalau lo ngabisin tisu sampe 10 bungkus pun, emang Samuel bakal balik sama lo?" Nadine melempar tisu bekas air matanya kepada Samudra dengan kencang sambil berteriak.

"Lo tuh nggak punya pacar, Sam, lo nggak tahu rasanya diselingkuhin!" teriak Nadine membuat Samudra menelan ludahnya lambat.

Oke, gue emang jomblo. Tapi kayaknya nggak perlu diperjelas deh.

"Tai kamu, Nad."

Nadine terdiam beberapa saat, tak mempedulikan cibiran Samudra padanya. Kepalanya kembali membayangkan foto yang diunggah oleh Samuel di akun instagramnya.

"Udah sih, tidur aja tidur." Samudra memegang bahu Nadine dan mendorongnya agar berbaring di kasurnya.

Kemudian yang laki-laki itu lakukan adalah bangkit dari duduknya, dan merapikan tisu-tisu yang berserakan di kamar Nadine ini.

Nadine yang melihat itu pun segera bangkit dan menatap Samudra tidak enak, "Sam." Suara Nadine benar-benar melemah, nyaris tak terdengar.

"Enggak, Nad, nggak papa gue yang beresin. Nggak usah merasa nggak enak gitu." Samudra terus membungkuk untuk mengambili tisunya.

"Bukan itu," Samudra menoleh pada Nadine. "Tolong ambilin minum dong ke bawah, tenggorokan gue sakit."

Samudra menahan napasnya sebentar kemudian menghempaskan tisu yang sudah ia ambili secara kesal membuat semuanya kembali berantakan. "Iya, Nyonya."

Nadine hanya mengangkat kedua bahunya, tak peduli pada sikap Samudra. Pikirannya masih kacau.

Secepatnya, ia harus meminta penjelasan pada Samuel, ia harus mendapatkan jawaban dari semua pemikiran liarnya.

Jujur atau putus.

Lain dengan Nadine, Samudra masih berjalan ke arah dapurnya sambil terus mencibir.

"Galau mah galau aja sendiri, ngapain nyusahin orang sih." Kakinya menendang sofa yang ia lewati. Meringis sebentar kemudian kembali melanjutkan perjalanannya.

Tangannya meraih gelas dan menuangkan air dari dalam teko bening ke cangkir yang sudah ia ambil.

"Bukannya di kamar ada minum, Mas?" Samudra menoleh, mendapati Bi Ratih yang sedang memegang elap kotak-kotak menghampirinya.

"Di kamarku sih ada, Bi, di kamar Nadine nggak ada," jawab Samudra. Air yang baru saja ia tuang malah ia pilih untuk membasahi tenggorokannya lebih dulu.

"Perasaan Bibi naro juga deh di kamar Mbak Nadine," kata Bi Ratih setengah mengingat-ingat.

"Nggak tahu, dia malah nyuruh-nyuruh aku, resek banget." Samudra kembali menuangkannya ke dalam cangkir dan siap berjalan.

"Lho, terus kok mau aja disuruh-suruh, Mas?" Samudra menghemtikan langkahnya kemudian terdiam sebentar.

Oh iya, kenapa mau ya gue disuruh-suruh gini?

"Yaudah, Bibi aja deh yang kasih ke Nadine." Samudra menyodokan cangkir tersebut pada Bibi dan segera melenggang pergi.

"Oh iya, Bi," teriak Samudra membuat Bi Ratih menoleh ke Samudra yang tengah berjalan ke arah taman belakang.

"Tisu di kamar Nadine tolong dibersihin juga, ya. Makasih." Bi Ratih tersenyum kecil.

Anak majikannya itu selalu saja membuatnya gemas, apalagi sejak Nadine datang.

Untuk apa Samudra berterima kasih atas nama Nadine?

****

Jangan ngarepin part 1, ya. Selesai Three Words, baru aku bisa publish S&N secara rutin hehehe

Komentar ini dulu aja, terus balik lagi ke lapak Three Words, dan nunggu kisah Camila dan David ya. Yey!

October, 3rd 2016.

SAM & NAD 1Where stories live. Discover now