13. Jalan Tanpa Arah

63.4K 4.5K 141
                                    

Waktu bukan garansi cinta♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu bukan garansi cinta
♡♡♡

     "Sita ada apa sih? Kok diem banget dari tadi?" Celetuk Nevan tiba-tiba.

Rasita tersentak. Pandangan cewek itu kosong. "Oh, ngga ada apa-apa kok Van..."

"Lagi marahan nih ya sama Juna?" Nevan menyikut dirinya. "Lo apain sih Sita? Dia sedih nih, dari tadi cemberut mulu..."

Cewek itu menggeleng, dia kemudian memaparkan senyumnya.

Mereka semua sedang berada di lorong depan kelas Nevan, menemani cowok itu menunggu kelas remidi Bahasa Indonesia nya mulai. Dari dalam kemudian terdengar suara teriakan yang menyuruh semua yang mengikuti remidi untuk menduduki bangku mereka karena remidi akan segera dimulai.

"Tunggu gue bentar ya... nggak lama kok max sejam lah."

"Iye, iye... dah buruan kita tunggu lo di kantin," sahut Harris. Dia mendorong Nevan pergi.

Rencananya, setelah itu mereka akan langsung menuju ke salah satu daerah pusat perbelanjaan yang letaknya dekat dengan sekolah.

Juna, Rasita dan Harris kemudian berjalan menyusuri lorong menuju ke arah kantin.

"Kita... bisa ngomong sebentar?" Rasita menghentikan dirinya.

Ada yang berbeda dengan Rasita hari ini.

Meskipun cewek itu masih menempel pada dirinya, bicaranya jadi singkat-singkat, dan Rasita juga tidak terlalu bermanja-manja kepadanya di hadapan orang. Perilakunya yang berubah drastis ini membuat Juna khawatir.

     Ada apa dengan cewek itu? Kemarin malam saja dia masih bersikeras bersikap seolah-olah semuanya tetap seperti biasanya di antara mereka. Lantas kenapa hari ini dia seperti ini?

     "Eh, ya udah kalian duluan aja deh, gue nunggu Jelita juga." Harris menepuk bahunya sebelum dia membalikkan badan.

     Kantin SMA Bina Bangsa sudah semakin sepi. Di sana hanya tinggal beberapa orang yang sedang duduk-duduk. Berbeda dengan hari-hari lainnya, di hari Sabtu tidak banyak tanda-tanda kehidupan di area sekolah begitu bel tanda akhir kegiatan belajar mengajar berbunyi.

     "Kirana kan?" Rasita rupanya tidak membuang waktu. Kata-kata itu meloncat keluar dari mulutnya dengan mendesak.

Entah apa yang membuat cewek itu menghentikan aksi tidak mau tahunya, Juna pikir dia masih akan terus mempertahankan sandiwaranya.

     Rasita tidak mengalihkan pandangannya. Dia menatap lurus ke kedua mata Juna seakan-akan menunggu dirinya untuk membantah hal itu.

     "Bisa kan seenggaknya kamu jujur sama aku? Kamu bilang... ngga mau nyakitin aku, tapi sebenernya yang ngga mau kamu sakitin itu dia kan?"

Cinta Sejuta RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang