23

4.3K 253 4
                                    

SATRIA memutar kemudi mobil nya ke Jalan Ipad Tut Harsono. Menelusuri jalan tersebut lalu memutar kembali kemudi nya menuju Jalan Kenari. Hingga akhirnya mobilnya berhenti di sebuah rumah mewah bernuansa classic yang garasi nya sudah di penuhi beberapa mobil mewah lainnya. Satria melangkahkan kaki nya keluar dari dalam mobil. Langkah nya terhenti ketika beberapa teman nya menyapa nya. Bercengkrama sedikit. Lalu berjalan memasuki rumah yang ia tuju. Hari ini Bayu sedang mengadakan syukuran atas naik nya jabatan ia dari co-pilot menjadi Pilot. Wajar saja karena Bayu sudah memenuhi jumlah jam terbang yang di tentukan oleh maskapai nya. Berbeda dengan Satria yang baru saja mendapatkan jabatannya sebagai co-pilot.

"Satria!" Seru Bayu. Tangan nya ia lentang kan. Satria pun sama.

"Bayu! Sukses terus bro!" Mereka berpelukan beberapa detik. Lalu ber-tos an ria ala anak gangster.

"Lo juga. Cepet naik jabatan ya Sat!" Ujar Bayu sambil menepuk-nepuk bahu Satria.

"Wah iya. Doain aja." Jawab Satria di akhiri kekehan.

"Eh iya Sat. Si Roy udah tebar undangan pernikahan sama mantan lo. Lo kapan?" Ucap Bayu. Mata Satria langsung membulat saat mendengarkan perkataan Bayu. "Loh lo kok kaya kaget gitu?" Bayu menautkan kedua alis nya.

"Masalah nya gue malah gak tau kalau dia mau nikah sama Melati." Ucap Satria. Alisnya pun di tautkan.

"Gue juga baru tau tadi. Bukannya dia ada di luar ya lagi ngebagiin undangan ke beberapa yang dateng ke sini." Ucap Bayu. Yap. Bayu hanya mengundang teman dekat nya. "Nah tuh orang nya." Lanjut Bayu.

Satria membalikan badan nya. Lalu dia menemukan Roy sedang berjalan ke arah nya dengan beberapa tumpuk undangan di genggaman tangan kiri nya dan satu buah undangan di tangan kanan nya.

"Sat!" Seru Roy. Tangan kanan nya memberikan sebuah undangan. Satria membaca tulisan yang berada di depan undangan tersebut. Nama Roy dan Melati tertulis di sana. Air wajah Roy berubah khawatir. "Sorry. Gue gak izin-izin." Lanjut nya.

Satria menatap tajam Roy. "Gila lo. Dasar teman!" Ucap Satria. Roy dan Bayu sangat terkejut dengan reaksi yang di berikan oleh Satria. Mata mereka membulat seakan mau keluar dari tempatnya. Wajah Satria seketika berubah biasa saja dan bibir nya melengkungkan sebuah senyuman. "Gak apa-apa sob. Gue percaya dia bahagia sama lo." Satria menepuk-nepuk bahu Roy.

"Yeh. Gue kira lo mau berantem sama dia." Ucap Bayu di akhiri kekehan nya. "Ya udah. Gue nyapa teman-teman yang lain dulu. Lo berdua kalau mau makan ada di Prasmanan ya." Lanjut Bayu sambil menunjuk prasmanan yang berada tak jauh dari mereka.

"Sip!" Ucap Satria sambil mengacungkan ibu jari nya. Bayu meninggalkan mereka berdua.

"Lo kaya gimana sama Dean?" Tanya Roy. "Gue kadang kalo abis kumpul sama anak Moge suka mampir ke rumah Bruno. Dan enggak ada Dean di rumah itu." Lanjut nya.

"Iya, Dean sekarang tinggal di apartemen. Kata nya enggak mau nyusahin Kak Bruno." Jelas Satria. "Dan gue udah setahun ini missed communication sama dia." Lanjut Satria yang menghasilkan ekspresi terkejut di wajah Roy.

"Loh kok bisa? Kenapa?" Tanya Roy.

"Kaya nya gue kena karma gitu gara-gara nyakitin calon istri lo. Ada laki-laki lain gitu." Entah mengapa pernyataan bahwa ia kena karma keluar begitu saja dari mulut nya. Dan Satria baru sada jika ia kena karma atas perbuatan nya dulu. Ia yang menyakiti perasaan Melati karena ada Dean di hati Satria. Dan Satria yang di sakiti Dean karena ada Nugraha di hati Dean. Walaupun tidak ada pernyataan bahwa Dean dan Nugraha adalah sepasang kekasih tetapi Satria tau bahwa mereka saling mencintai.

"Eh gila. Ya udah, gue doain semoga lu cepet nemu yang baru dan cepet-cepet nyusul gue sama Mantan lo ya." Ucap Roy dengan senyuman manis yang terukir di bibir nya. Senyuman tulus seorang sahabat.

"Semoga! Eh iya." Ucap Satria sambil menatap sebuah undangan di tangan nya. "Lo nikah dua bulan lagi? Kok udah di bagiin aja undangan nya?" Tanya Satria.

"Ya lo tau kan kerabat gue banyak. Jadi harus ngebagiin jauh-jauh hari kan Sat." Jawab Roy. "Masih ada waktu dua bulan. Dateng ke nikahan gue bawa cewe ya." Goda Roy kepada teman nya itu.

"Kalo yang itu gue gak bisa janji. Di Bali?" Tanya Satria.

"Iya. Sekalian pulang kampung Sat. Gue tau kok sekarang tinggal di Jogja. Walaupun lo tinggal di Jogja jangan pernah lupa Bali, Sat." Ucap Roy di akhiri kekehan.

"Ya kaga pernah lupa gue sama Bali. Ada mantan gue di sana." Ucap Satria dengan kekehan. Mengetahui ekspresi Roy yang berubah tidak suka. Satria makin kencang tertawa nya. "Bercanda gue. Udah lah gue mau makan dulu. Sana lo bagi-bagi undangan dulu." Lanjut Satria. Lalu ia berjalan meninggalkan Roy menuju meja prasmanan. Setelah makan Satria pamit untuk pulang karena ia mendapatkan jam kerja malam dan dia harus bersiap-siap dari sekarang.

-

Sudah dua minggu Dean menunggu hasil dari test beasiswa yang ia ambil. Sepulang mengajar tadi, Dean langsung bergegas pulang ke apartement nya untuk melihat hasil test yang ia lakukan. Dean telah menyalakan laptop nya, membuka web yang ia tuju lalu meng-klik nya. Sambil menunggu halaman yang sedang terloading Dean memejamkan mata nya sambil berdoa dalam hati semoga ia mendapatka beasiswa tersebut. Ia menghitung. "Satu... Dua... Tiga..." lalu membuka mata nya.

Mata nya membaca tulisan yang tertera. Lalu melihat tulisan kapital yang sengaja di bold oleh pihak dinas. "Keterima?" Dean menutup mulut nya yang menganga. Ia tidak menyangka apa yang sedang ia lihat sekarang ini. Laptop nya langsung ia shutdown lalu ia masukkan ke dalam tas nya. Dean berjalan meninggalkan kamar apartement nya lalu mengambil mobil nya yang berada di basement dan membawa nya dengan perasaan senang.

Setelah sampai di tempat tujuan. Dean mengetuk-ngetuk pintu rumah yang ia tuju. Seorang wanita berdaster kencana Ungu keluar dari rumah tersebut. "Dean?"

-

AKU CUMA MAU NGASIH TAU. SATRIA UDAH SATU TAHUN LOST CONTACT SAMA DEAN. DAN DEAN MAKIN SERING MAIN SAMA NUGA SOALNYA NUGA KAN UDAH TINGGAL DI JAKARTA NGURUS BISNIS NYA. JADI YANG DI PART SEBELUM NYA ITU ENGGA SALAH TULIS. THANKYOU!

DON'T FORGET VOTE AND SHARE!
-Syane Irawan

Satria! (COMPLETED)Where stories live. Discover now