2

11.3K 567 6
                                    

SATRIA sedang menurunkan sepeda milik Dean yang sedari tadi menempel di belakang mobil nya. Dean? Dia sedang berlari memasuki rumah nya, tidak sabar ingin menyampaikan kabar baik kepada kakak nya tersayang. Hingga akhirnya terdengar "Kak Bruno! Aku kembali bersama Satria!" teriak Dean dari dalam rumah. Satria yang mendengar nya hanya bisa tersenyum senang.

"Oh ya? Dimana calon adik ipar ku?" Balas Kak Bruno di akhiri kekehan.

"Apaan sih kakak ini." Ucap Dean sambil berkacak pinggang. "Gak lucu tau!" Lanjutnya.

"Iya.. sorry. Kakak cuma bercanda." Jelas Kak Bruno sambil menaruh tiga piring spaghetti di meja makan. Dean yang melihat masakan buatan Kak Bruno langsung duduk secepat kilat di kursi nya.

Tak lama kemudian, Satria datang dengan senyuman manis nya yang ia persembahkan untuk Kak Bruno. Bertingkah sedikit manis di depan kakak calon istri nya, tidak salah kan? Ralat. Dean hanya sahabat Satria, tapi jika Dean di takdirkan untuk bersama nya. Satria tidak akan menolaknya kok. Kak Bruno yang melihat langsung menyambut Satria.

"Eh Sat, pas banget kamu ke sini. Ayo duduk di samping Dean, terus makan spaghetti nya." Perintah Kak Bruno. Satria hanya menurut saja. Setelah melihat kedua nya duduk rapih dan memakan masakan nya, Kak Bruno bergegas menuju kamar nya.

"Cerita dong Sat." Ucap Dean dengan gaya rayuan maut nya. Satria mengerti jika Dean berkata seperti ini berarti ia ingin mengetahui bagaimana pekerjaan Satria selama satu bulan ini.

"Kamu masih mau jadi Pilot?" Tanya Satria sambil menatap wajah sahabat nya itu.

"Masih lah, walaupun enggak mungkin. Mata ku udah silindris sepuluh derajat." Jawab gadis itu di akhiri kekehan lalu menunjuk kacamata yang ia kenakan. Kacamata berframe hitam yang selalu menemani hari-hari nya.

Satria yang mendengar nya ikut terkekeh.

"Kenapa lo mau jadi Pilot?"

"Ini pertanyaan yang ke sekian kali nya kamu ulang, masih sama alasan nya. Aku mau terbang.. Jauh.." Ucap Dean.

"Bebas.." Potong Satria. Dean yang mendengar ucapan Satria lalu tersenyum.

"Oh iya, kamu belum ngasih tau aku alasan kamu jadi Pilot." Ucap Dean sambil mengaduk-aduk spaghetti yang ada di hadapan nya. "Kenapa? Dulu kamu kalo aku tanyain tentang cita-cita selalu ngejawab "Pengen nyenengin orang yang aku sayang" eh giliran udah ketemu, kamu ngerebut cita-cita aku."

"Alesan nya masih sama kok, pengen nyenengin orang yang aku sayang." Jawab Satria, lalu memasukan satu sendok spaghetti ke dalam mulut nya.

"Emang siapa sih orang yang kamu sayang?"

Belum sempat Satria menjawab, Kak Bruno datang.

"Eh apaan sih ngomongin sayang-sayang?" Tanya Kak Bruno dengan pandangan penuh selidik. Satria dan Dean hanya diam tak bergeming. "Sat.. undangan buat kamu untuk menjadi pengiring pengantin."

Kak Bruno memberikan sebuah undangan pernikahan nya yang akan di langsung kan satu bulan lagi.

"Wih kak udah mau nikah aja." Ucap Satria sangat antusias.

"Iya tuh, dia yang nikah. Masa aku yang ribet." Curhat Dean di tengah obrolan mereka.

"Sebagai pihak besan, kamu harus membantu, kalo enggak kamu siapa lagi Dee? Kakak kan cuma punya kamu, adik ku yang cantik." Ucap Kak Bruno.

"Gak apa-apa Dee, nanti kalo kamu nikah. Kamu ribetin aja Kak Bruno. Itung-itung karma gitu." Usul Satria. Mereka pun tertawa bersama setelah mendengar saran aneh dari Satria.

Satria! (COMPLETED)Where stories live. Discover now