12

5.5K 323 10
                                    

SATRIA dan Melati sudah berada di salah satu café yang terletak di tepi pantai Kuta. Dengan tangan saling bertautan mereka jalan memasuki café tersebut. Lalu duduk di meja yang terdapat sepasang kursi. Yang terdapat di ujung café. Dengan pemandangan yang langsung tertuju kepada luasnya pantai Kuta Bali.

"Mau pesan apa?" Seorang waiters menghampiri lalu memberikan buku menu.

"Gak usah." Melati memberikan buku menu nya kepada waiters. "Dua ayam betutu dan dia Orange Juice. Iya kan?" Melati memastikan kepada Satria.

"Emm... kaya nya aku lagi gak mau ayam betutu. Satu Ayam betutu, Satu Mashroom Spaghetti, dan dua Orang Juice." Ucap Satria.

"Oke. Satu Ayam betutu, Satu Mashroom Spaghetti, dan dua Orange Juice." Ulang sang waiters. "Di tunggu lima belas menit ya." Sang waiters meninggalkan mereka berdua.

"Kamu kenapa mesen spaghetti? Tumben banget." Melati menaikan sebelah alis nya.

"Aku inget Kak Bruno. Kakak nya Dean. Dulu kalau aku main ke rumah mereka, aku selalu di kasih spaghetti. Dan spaghetti apa aja, kalau Kak Bruno yang masak. Pasti enak." Jawab Satria tanpa berfikir sebelum nya.

Sementara di sisi lain Melati sangat tidak menyangka bahwa Satria yang sedang manis ini. Masih saja mengingat si sahabat perempuan nya itu tanpa memikirkan perasaan Melati yang jelas-jelas berstatus lebih tinggi dari status yang di miliki Dean. Yaitu kekasih nya.

Melati membuang pandangan nya ke arah pantai. Berusaha tidak perduli dengan apa yang di ucapkan Satria. Berusaha mengabaikan perasaan sakit yang mendadak menyerang hati nya.

Satria memandang orang yang berada di hadapan nya yang sedang menjurukan pandangan nya ke arah pantai. Satria baru sadar bahwa ia telah menyakiti hati Melati dengan membahas kebiasaan nya bersama keluarganya Dean.

Satria menggenggam tangan Melati yang berada di atas meja. "Maafin aku." Ucap nya.

Melati kembali memandang Satria. "Buat?"

"Tadi aku cerita tentang kebiasaan aku sama keluarga Dean. Aku tau kamu cemburu." Satria menatap mata Melati.

"Sat." Melati menundukan kepala nya. "This not for the first time you make me Jealous. Kamu berubah sejak ketemu sahabat kamu itu." Melati meneggakan kepala nya kembali. Matanya sudah berair tanda ingin menangis. "Kamu udah gak pernah ada waktu sama aku, kamu ilang-ilangan. Kaya setan." Air mata Melati mulai mengalir menuruni pipi Melati. Mendengar perkataan Melati, Satria jadi mengingat saat adik nya Esa berkata "Kasihan banget sih Kak Melati punya pacar kaya setan. Tiba-tiba ada, tiba-tiba ilang."

"Aku minta maaf, Mel." Satria menggenggam tangan Melati lebih kuat. Berusaha meyakinkan Melati bahwa ia akan berubah.

"Gak bisa Sat. Dari zaman kita pacaran sejak SMA. Kamu selalu cerita tentang sahabat kecil kamu dulu. Kamu kangen lah. Kamu mau ketemu dia lah. Sekarang.." Melati menarik nafas nya lalu membuang nya kembali. "Dean udah kembali Sat."

"Ka.. kamu tau dari mana?"

"Esa." Jawab Melati.

"Dari cara kamu ninggalin aku, kamu yang lebih milih ngebatalin satnight sama aku demi Dean, kamu lebih sayang sama dia yang udah lama pisah sama kamu, sementara aku yang dari dulu sama kamu bisa kamu tinggalin cuma gara-gara dia. Kamu sayang sama dia Satria."

"Engga. Aku sayang nya sama kamu Mel." Ucap Satria dengan tegas.

Melati mengusap air mata nya. "Engga Satria. Kamu sayang nya sama Dean. Cinta kalau di paksain gak akan bagus akhir nya, Sat." Melati melepaskan genggaman Satria. "Sekarang kamu udah ketemu Dean." Melati memberikan sebuah senyuman kepada Satria. "Dan sekarang waktu nya kamu kejar dia. Kalau kamu sama aku, gak akan pernah fair, karena aku sayang sama kamu, sementara kamu engga sayang sama aku. Inget ya Sat. Pacaran itu berjuang nya sama-sama. Tapi selama ini aku berjuang sendirian, kaya jomblo." Melati tertawa saat mengingat kata terakhir yang ia ucapkan.

Sementara di sisi lain Satria sangat merasa bersalah. Sangat bersalah telah menyakiti wanita di hadapan nya. Wanita tegar yang selama ini telah di sakiti oleh dia. Saking tegar nya wanita ini masih sempat-sempat nya tersenyum di saat gentir seperti ini.

"Tapi Mel. Dean udah punya pacar. Aku gak bisa lagi memperjuangkan dia. Aku mau sama kamu aja."

"Kita udah gak bisa bersatu lagi Sat. Aku akan capek terus kalau sama kamu. Emang nya kamu gak mau ngelihat aku bahagia?"

"Mau."

"Sekarang kamu lepasin aku buat cari orang yang tepat sama aku. Dan kamu, Sat. Kejar Dean, ingat kata aku. Selama janur kuning belum berdiri, masih ada kesempatan buat kamu." Melati sekarang telah berdiri dari kursi nya. Satria pun ikut berdiri. Lalu Melati menghampiri Satria, memeluk Satria dengan erat. Lalu berkata. "Good luck ya."

Satria hanya terdiam menerima perlakuan Melati. Melati pun melepaskan pelukan nya, lalu berjalan meninggalkan Satria. Satria pun hanya terpaku, menyaksikan apa yang telah terjadi antara dia dan Melati malam ini. Di Pantai Kuta.

-

Ini hari dimana Dean akan pindah ke apartement. Dean hanya perlu membawa baju dan buku-buku nya ke apartement tersebut. Karena semua properti sudah lengkap sekali di apartement milik nya itu. Hanya Kak Bruno dan Kak Saras yang membantu nya memindahkan barang-barang nya itu. Sebenarnya Kak Saras sangat tidak enak hati. Akibat ada dia di rumah Dean dan Kak Bruno. Akhirnya Dean harus pindah ke apartement milik keluarga nya. Dan Kak Saras sedari kemarin selalu meyakin kan Dean untuk tetap menetap di rumah nya tersebut tanpa harus pindah ke apartement. Tetapi Dean tetap kekeuh ingin pindah ke apartement tersebut.

Sebagai gantinya Dean pindah ke apartement. Akhirnya Kak Bruno membelikan Dean sebuah Mobil Matic Second, untuk menjadi kendaraan Dean menuju Sekolah tempat ia mengajar. Dean sempat menolak. Tapi Kak Bruno memaksa. Jadi apa boleh buat.

Satria? Apa mungkin dia akan datang? Sebenarnya dari kemarin sore, Dean sangat ingin mengingatkan bahwa Satria memiliki janji untuk membantu nya pindahan. Tapi mengingat kata "Ada yang nunggu aku di sana." Membuat Dean enggan untuk berbicara apapun kepada Satria. Toh sekarang ini Satria sudah tidak membutuh kan Dean. Bukti nya selama seminggu ini Satria tidak pernah memberi kan kabar nya lagi kepada Dean. Mungkin dia lebih memilih bersama kekasih nya di Bali.

Dean pun membuka permen ChupaCups dari Satria yang telah menjadi cemilan nya setiap hari, lalu memakan nya.

Mata nya pun tertuju kepada jalanan di depan nya. Yang terpampang hanyalah sebuah bemper belakang mobil yang sedang berhenti menunggu lampu merah berubah menjadi warna hijau. Menatap gedung-gedung yang berada di kanan dan kiri mobil yang sedang ia bawa. Lalu kembali menancapkan gas agar mobil berjalan dan dapat membawa nya ke apartment miliknya.

Kak Bruno dan Kak Saras? Mereka akan menyusul Dean nanti.

-

YEE! UDAH DI NEXT YAA, UDAH AGAK PANJANGAN. DON'T FORGET TO VOTE AND SHARE!

Satria! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang