21

5.2K 244 3
                                    

SATRIA baru saja turun dari mobil nya lalu berjalan menuju galeri milik paman nya yang berada di Jalan Seminyak, Bali. Tidak hanya sendiri. Ia di temani keluarga nya. Baru kali ini Satria datang ke acara Arisan keluarga besar nya lagi setelah sekian lama ia sibuk kerja. Satria dan keluarga pun di sambut hangat oleh keluarga-keluarga nya yang sudah datang terlebih dahulu. Setelah bersalaman dengan seluruh anggota keluarga nya. Satria menghampiri meja prasmanan yang tersedia. Bukan untuk mengambil sepiring nasi untuk mengisi perutnya. Tetapi ia mengambil beberapa potong buah semangka dan melon serta satu gelas sirup tak lupa di ambil nya. Ia langsung berjalan menuju belakang Galeri tersebut. Dan menemukan kolam renang dan taman yang sepi. Lalu ia duduk di pendopo yang terdapat di pinggir kolam tersebut sambil memakan buah-buahan yang tadi ia ambil.

"Mas Satria!" Panggil salah satu orang dari dua orang yang menghampiri nya. Danu dan Esa. Sudah satu tahun lebih satria tidak melihat Danu. Sejak terakhir kali nya ia mampir ke rumah kakek nya di Jogja. Saat itu Danu menjadi tour guide Satria dan menjelaskan tentang kontrakan dan kost-kost an milik kakek nya. Danu kini sedikit berbeda. Ia sudah memiliki kumis tipis. Begitu juga Esa. Mereka tumbuh begitu cepat pikir Satria. Kedua nya membawa sebuah piring yang sudah penuh dengan makanan.

"Eh. Sini-sini!" Ajak Satria sambil menepuk-nepuk lantai pendopo. Mereka pun ikut duduk di pendopo tersebut.

"Sendirian aja lo Kak. Kaya jomblo." Sindir Esa kepada kakak nya.

"Lah emang gua jomblo." Timpal Satria.

"Eh mas. Kata Bude Mira." Bude Mira adalah ibu nya Satria. Nama asli nya Miranda. "Mas mau pindah ke Jogja tahun besok?" Tanya Danu.

"Iya. Di suruh jagain Esa kerja di perusahaan papa di Jogja. Kamu kerja di situ juga kan?" Tanya Satria.

"Iya mas." Jawab nya.

"Kata Eyang. Mas Satria sama Esa tinggal di rumah Eyang aja. Terus Bude setuju. Kalau ada Mas Satria sama Esa di rumah pasti tambah rame rumah. Ada temen Danu buat cek Kontrakan." Cerita Danu.

"Wah iya Dan? Kok gue gak denger. Rumah eyang udah ada AC nya belum Dan?" Tanya Esa kepada Danu.

"Udah ada dari dulu kali Sa." Jawab Danu.

"Ya tapi kan dulu AC nya cuma ada di ruang tamu. Di kamar gak ada." Sanggah Esa.

"Eh lo Sa. Cuma AC doang. Ribet." Sela Satria.

"Udah ada kok di setiap Kamar. Di rumah kan ada tiga kamar kosong. Itu juga udah di kasih AC. Tenang Sa." Jawab Danu. "Mas Satria gak berubah ya. Sama kaya terakhir kali ku ajak ngecek kontrakan sama kost-an. Masih muda terus. Tak kira udah jenggotan." Ucap Danu lagi sambil memasukan sesendok nasi ke mulut nya.

Satria yang mendengar perkataan tersebut merasa bangga. "Wehh! Ngapain punya jenggot. Iya mas tuh awet muda. Di bandingin sama kalian berdua aja. Muda-an Mas." Ucap Satria dambil menunjuk diri nya sendiri.

"Muda? Udah tua. Umur lo udah dua puluh lima tahun. Tapi masih jomblo. Kasihan Mama udah mau gendong Cucu, Sat!" Sindir Esa lagi.

"Weh lo. Dasar leak. Hobby nya nyindir. Kaya lo kaga jomblo aja." Balas Satria.

Esa hanya terdiam mendengar perkataan kakak nya. Karena memang benar. Dia juga jomblo. Satria menatap air kolam renang yang tenang itu. Memori nya memutar kembali saat-saat ia bersama Dean. Sudah satu tahun hubungan ia dan Dean terputus. Bukan hanya hubungan selayak nya pertemuan di tanggal 28. Tetapi hubungan mereka melalui alat telekomunikasi pun terputus. Mungkin semua ini karena Satria yang tidak pernah memberi Dean pesan. Sehingga Dean pun canggung untuk memberi kan Satria sebuah kabar.

Satria pun menggelengkan kepala nya. Ia tidak ingin lagi memikirkan Dean. Dean sudah bahagia bersama Nuga. Dan Satria harus mengikhlaskan nya demi kebahagiaan Dean.

Satria! (COMPLETED)Where stories live. Discover now