8

5.7K 344 0
                                    

SATRIA menghabiskan malam minggu ini bersama Melati di Vue Beach Bali. Menikmati setiap hembusan angin malam di temani taburan cahaya bintang di langit malam.

"Kamu tau tempat ini dari mana, Sat?"

Satria menatap Melati. "Dean, dia pernah rekomendasi in tempat ini ke aku."

Entah mengapa saat Satria menyebutkan nama Dean seakan ada yang menusuk hati Melati. "Oh ya?"

Satria tahu Melati sedang cemburu. Satria tidak bisa apa-apa. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Melati dan menatap luasnya lautan di hadapan nya.

"Aku punya tempat yang seru buat satnight selanjut nya Sat. Kita ke sana yuk!"

Satria hanya menjawab pertanyaan. Ralat. Itu sebuah pernyataan. Satria mengangguk menuruti permintaan Melati.

Baru kali ini Melati merasa sangat senang dengan pernyataan Satria. Belakangan ini Melati sering kali curiga dengan tolakan demi tolakan yang ia dapat kan dari Satria. Dan terkadang Melati merasa bahwa Satria bermain dengan wanita lain di belakang dia. Tapi dengan pernyataan yang Satria berikan tadi, ia semakin yakin bahwa Satria adalah pria baik dan hanya mencintai dia.

-

Suasana rumah Dean tidak sepi seperti biasa nya, mungkin ada sekitar sembilan belas nyawa di rumah ini. Mereka Fina, Linda, Kelvin, Evan, itu keempat sahabat kak Bruno, lalu Tante Lucy, Tante Riyani, Om Bimo, Om Veron, mereka adalah adik dan adik ipar dari Alm. Ibu nya Dean, lalu ada Om Bram, Tante Vanes, yang ini kedua adik kandung dari Alm. Ayah dan yang terakhir Kanaya, Lisa dan Mona, Tiga keponakan ku. Mereka sengaja datang kemarin untuk menjadi rombongan Besan di pernikahan Kak Bruno dan Kak Saras.

Senang rasanya melihat keadaan rumah yang sangat Ramai. Biasanya di rumah ini hanya akan ada aku dan Kak Bruno. Kini aku tengah duduk manis di hadapan kaca, menatap pakaian dan riasan ku yang sangat cantik. Sebuah kebaya berwarna Biru muda melekat di badan ku.

"Satria udah sampe mana?" Kak Bruno menampakan wajahnya di balik pintu.

Aku segera mengambil handphone ku. Dan membaca pesan dari Satria. "Katanya dia gak bisa jadi rombongan kak, tapi nanti bakalan dateng."

Kak Bruno mengacungkan jempol nya. "Yaudah ayo-ayo turun, kita berangkat." Ajak Kak Bruno sebelum meninggalkan kamar Dean.

-

"Kamu kemana sih?" Satria menjauhkan sedikit handphone nya dari telinga nya.

"Aku masih di Jakarta."

"Loh kan ini hari sabtu, harus nya kamu udah pulang ke Bali." Omel wanita di seberang sana. Melati.

"Nanti sore aku pulang, Mel."

"Kenapa harus nanti sore?" Tanya Melati dengan nada yang kurang enak di dengar.

"Ya.. emang kenapa?" Tanya balik Satria dengan nada gugup.

"Kenapa!" Bentak Melati.

"Ya engga kenapa-kenapa. Udah dulu ya Melati ku tercinta, nanti aku bawain hadiah buat kamu." Ucap Satria panjang lebar. Sebelum Melati menjawab perkataan Satria, Satria langsung berkata "Love You." Lalu memutuskan sambungan telepon tersebut.

Setelah menerima serangan fajar dari Melati, Satria langsung bergegas memasuki kamar mandi dan bersiap-siap untuk menuju pernikahan Kak Bruno dan Kak Saras.

Ting!
Sebuah pesan di terima handphone Satria. Satria pun membuka pesan tersebut.

Deandra : Sat, udah jam 8 nih. Kamu di mana?

Satria yang mendapatkan pesan tersebut langsung melihat jam analog yang berada di sudut kanan atas handphone nya. Lalu ia menepuk jidat nya, merasa sangat ceroboh.

Satria : Aku gak bisa ikut rombongan, ada sedikit problem. Tapi nanti aku bakalan dateng ke resepsi pernikahan kak bruno. Maaf ya.

Setelah membalas pesan dari Dean. Satria langsung berlari menuju kamar mandi agar tidak terlalu telat datang ke pernikahan Kak Bruno.

-

CIE NUNGGU LAMA, MAAFIN YA HAHA

Satria! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang