5

6.9K 401 5
                                    

DEAN berjalan dengan langkah cepat menelusuri komplek perumahan nya. Handphone nya terus ber-denting, pertanda ada pesan masuk. Kak Bruno sedari tadi mengirim pesan kepada Dean. Ia ingin mengajak Dean menuju tempat fitting baju pengantin ia bersama sang calon istri, kak Saras. Dean sempat menolak. Tetapi kak Bruno tetap bersih kukuh ingin mengajak adik nya. Agar bisa mendapatkan pendapat dan saran, katanya.

Dean membuka pagar rumah nya. Lalu membuka pintu rumah dan menemukan Kak Saras yang duduk di sofa ruang tamu. Wanita berhijab yang satu itu terlihat sangat cantik hari ini dengan baju berwarna Cokelat. Tidak lupa gaya hijab nya yang sangat menarik untuk di lihat.

"Eh kak Saras."

"Dean, adik ku yang lucu bin gemes." Sambut nya. Tidak seperti yang kalian bayangkan, kak Saras ini sangat cerewet, dan juga suka mengeluarkan kata-kata yang khas ala anak muda.

"Kakak ku yang cantik bin hijab, dimana kak Bruno?" Aku mengedarkan pandangan ku.

"Udah yuk, langsung aja." Ucap Kak Bruno yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Enggak, Dee ganti baju dulu." Tolak Dean. Tanpa mendapatkan persetujuan dari kakak dan calon kakak nya, Dee langsung berlari menaiki tangga lalu berteriak "Lima menit!"
-

"Gimana si Dean?" Seorang mengusik keheningan yang sedang menyelimuti Satria. Ia baru saja mendarat di bandara Ngurah Rai, Bali. Setengah jam yang lalu.

"Baik." Satria menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Roy. Pilot dari maskapai yang sama, sekaligus teman SMA nya.

"Gue heran sama lo Sat." Ucap Roy sambil menggelengkan kepala nya tak habis fikir.

"Kenapa?" Tanya Satria dengan polos nya.

"Lo rela ngebatalin saturday night lo sama pacar lo. Demi seorang sahabat perempuan lo. Lo tuh sebenernya sayang sama pacar lo apa si Dean sih?" Roy menaikan sebelah alis nya. Merasa heran dengan rekan nya itu.

Satria hanya terdiam. Merenungi setiap ucapan yang keluar dari mulut Roy. "Melati itu sayang sama lo Sat, jangan dua-in dia." Ucap Roy sebelum meninggalkan Satria.

-

Dean berlari menuruni anak tangga dengan sedikit kesal. Kak Bruno terus memanggil nya. Akibatnya Dean hanya memakai baju seadanya. Sebuah Blouse biru muda lima centi di atas lutut yang berlengan spaghetti, dan sebuah cardigan putih yang menutupi lengan nya. Jujur Dean tidak menyukai baju berlengan pendek. Tak lupa tas selempang hologram dan flatshoes putih yang melengkapinya.

"Berisik banget." Omel Dean kepada kakak nya yang sedari tadi memanggilnya.

Kak Bruno hanya tertawa melihat wajah adik nya yang sedang marah. "Ayo." Perintah Kak Bruno, sambil berjalan keluar bersama Kak Saras di samping nya. "Kunci pintunya Dee." Perintah nya, lagi.

Dean hanya bisa mendengus kesal lalu mengunci pintu rumah nya. Setelah selesai mengunci rumah ia menyusul Kakak dan calon Kakak Ipar nya yang sudah duduk manis di dalam mobil. Ia berjalan sambil menguncir rambut nya yang sangat berantakan.

Satria! (COMPLETED)Where stories live. Discover now