***

"Tokk! Tokk!! Tok!!! Aloo. Assalammualaikum" Lian mengetuk pintu rumah besar itu.
Drrttt drttttttt drttttttt

Masuk aja. Gue ada di dapur. Males gue bukain pintu. Mager. Pintu kaga di kunci :) .

"Tuh kan, udah gue bilang. Di rumah ni anak, tamu itu adalah raja yang merangkap jadi pembokat" Lian

Lian memasuki rumah besar itu persis kaya masuk ke dalam rumah hantu yang super duper mengerikan (tuh kan lebay). Sejujurnya Lian masih kagum sama rumah besar itu. Ia melangkah menuju dapur. Di lihatnya seorang cowok yang sedang duduk di bangku tinggi. Tampaknya cowok itu sedang membalik balikkan sesuatu.

"Ekhem" Lian berdehem

"Oh udah dateng tuan putri?" Rano membalikkan posisi duduknya. Sekarang posisinya berhadapan dengan Lian.

"Ya ampun sumpah. Keren banget dah ni orang." muka Lian berubah jadi mupeng

"Mengagumi wajah gue? Hm? "

"Egg, enggak lah" jawab Lian setengah kaget

"Lo tau tugas lo kan?" Rano menaikkan alisnya sebelah

"Ya kagalah. Orang lo gak kasih tau. Gue tiba-tiba suruh ke rumah lo. Ngatur-ngatur gue lagi" Lian kembali ke habitat aslinya. Judes. Cuek.

"Oke. Sekarang gue laper."

"Lha terus? Apa hubungannya sama gue dateng ke sini?" Lian menggerutkan dahinya

"Bisa masak kan?"

"Emang napa?"

"Ya jawab aja. Tinggal jawab aja susah banget sih tuan putri" Rano tersenyum miring

"Bisalah" jawab Lian datar

"Nah. Sekarang masakin gue makan siang. Yang enak ya tuan putri. Kalo gak enak ada hukumannya" Rano tersenyum licik

"Emang lo siapa gue? Ngatur-ngatur gue ?" Lian melengos

"Pacar gue nona Desky" jawab Rano enteng

"Ngarep banget!" jawab Lian ketus. Ketika Lian mendengar kata pacar, ia baru sadar kalo ia sekarang udah melepas status predikat JOMBLO di dirinya. Karena ia telah memberikan hatinya ke Aldo. (Cie cie yang udah gak jomblo, gue aja jomblo. Gak deng. Di gantungin )

Yang di cela malah cuma bisa senyum senyum gak jelas kaya orang agak kurang waras.

"Ngapain lo masih di sini?"

"Liat lo masak lah" Lian membalik balikkan buku yang ada di depannya.

"Gue gak bisa masak kalo lo pantegin kaya gitu" Lian menatap Rano tajam

"Dan gue mau liat elo masak nona Desky. Ini rumah gue. Permainan di pegang sama gue. Jadi elo nona Desky harus ikutin permainan gue" Rano mengedipakan sebelah matanya

"Rese lo!" Lian membuang muka ke depan membelakangi Rano.

Lian memandang peralatan yang ada di depannya saat ini. Bersih. Terawat. Jarang banget kan ada seorang cowok, di rumah sendiri, gak ada pembantu, dan elo tau apa yang terjadi di dapurnya? Bersih banget. Kalo kalian jadi Lian pasti gak nyangka juga.

"Kagum sama dapur gue nona Desky? Hm? " suara ngebas itu terdengar lagi di telinga Lian

"Em kaga sih. Cuma gak nyangka aja, elo kan cowok, tapi dapur elo bersih banget. Terawat." sumpah kali ini Lian jawab tulus dari hatinya

"O" Rano ber o ria.

Lian kembali memposisikan badannya ke posisi semula. Ia mulai mengambil bahan-bahan makanan. Dan mulai menyulapnya menjadi sesuatu yang mengenyangkan dan memanjakan lidah. Dari kejauhan, Rano mengamati setiap jengkal gerak gerik Lian. Rambutnya yang di cepol ke atas dengan asal dengan rambut kecil yang berkeliaran di mana-mana, muka yang cemong sana sini, persis deh kaya ibu-ibu yang sibuk bergelut dengan masakannya.

-AFTER RAIN-Where stories live. Discover now