"Kamu tau gak arti namamu".

"Jasmine itu artinya bunga".

"Karmila itu pasir".

"Jadi kamu itu bunga pasir". Ujarku menahan tawa.

"Kamu ngatain aku kotoran kucing yang sering di pasir!!!". Jawabnya marah.
Sontak aku langsung tertawa terpingkal-pingkal setelah dia menyadarinya.

Dia mencubiti perutku yang tertawa di sofa.

"Hhaaahaa bukan itu maksudku sayang". Ujarku di sela tawa.

"Suami gak berperasaan!!". Kemudian dia naik ke atas menuju ke kamar meninggalkanku yang masih tertawa.

Kuseka airmata akibat tertawa, lalu menyusulnya ke kamar untuk meminta maaf.
Kubuka pintu kamar dan kulihat dia sedang berbaring sembari memainkan ponselnya.

"Aku minta maaf Jase, aku rindu suara dan kemanjaanmu dari kemarin". Ujarku setelah masuk ke kamar dan aku langsung menghampirinya dan ku peluk tubuhnya dengan posisi sama-sama berbaring.
Dia masih asik dengan ponselnya bahkan tertawa sendiri tanpa menghiraukanku.

"Sayang". Lalu balikkan tubuhnya berhadapan denganku.
Dia masih memegang ponselnya dengan posisi menyamping.

"Udah dong ngambeknya".

"Honey".
Dia masih diam.
Lalu kurebut ponselnya.

"Ihh!!kembaliin gak". Ujarnya marah.

"Apa ponsel ini lebih menarik dari pada suamimu". Tanyaku.

"Tentu lebih menarik ponselku dari pada kamu yang bikin malu di depan umum". Jawabnya sembari merebut ponselnya yang ku genggam.

"Kalau begitu aku minta maaf". Ujarku lagi.
Dia masih diam tak menjawab dan lebih fokus ke ponselnya lagi dari pada diriku.

Kulepaskan pelukanku dan keluar dari kamar karena membujuknya pun sia-sia.

Ku ambil kunci mobilku setelah sampai di bawah.
Aku keluar dari rumah menuju garasi mobil lalu ku kendarai entah kemana.
Untuk sekarang ku biarkan dulu sampai kemarahan Jasmine reda.

Kukendarai mobilku berputar-putar dan akhirnya sampai di alun-alun kota.
Kuberhentikan mobilku lalu keluar untuk sekedar melihat suasana di alun-alun kota ini.
Ini belum terlalu siang jadi masih banyak orang yang berjalan dengan pakaian olahraganya.
Di pinggiran terdapat orang berjualan berbagai makanan dan minuman.
Ku hampiri pedagang buah-buahan karena aku ingin sekali memakan buah semangka.

"Semangkanya ya mang". Ujarku ke penjual buah.

"Iya mister".

Kemudian penjual buah itu memotong semangka pesananku.
Ku ambil semangka itu setelah di potong dan aku langsung memakannya.

Hhmm enaknya,segerrrr. Batinku sembari memakan sepotong semangka.

"Sudah lama jualannya mang?". Tanyaku ke penjual buah.

"Sudah 10 tahun mister".

"Sudah lama juga ya,anaknya berapa mang?".

"Tujuh mister".

"Wihhh ,,,banyak juga mang!! Kuat betul bikin anaknya". Godaku sembari memakan semangka.

"Kata orang dulu banyak anak,tambah rejekinya mister".

"Iya mang, saya percaya".

"Mister kok bisa bahasa indonesia". Tanya penjual buah.

"Emang saya orang indonesia mang".

Playboy Story Life (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora