Chapter 1 - The Beginning

Beginne am Anfang
                                    

Aku tak pernah menyangka mereka memiliki ruangan mistis seperti ini dengan kunci-kunci aneh, pikirnya.

Kunci merah bergaya retro menarik perhatiannya, ukurannya paling kecil dibanding kunci-kunci lainnya, bentuk lubang kunci di lemari itu sangat pas untuk kunci sekecil itu.

Sepertinya yang ini, pikirnya.

Dengan insting yang kuat, ia memasukkan kunci tersebut. Setelah berhasil masuk, ia memutarnya 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam.

Namun ...,
gagal.

Ia mengernyit, heran dengan kegagalannya.

Kenapa tidak bisa? Apa mungkin tekhnik membukanya berbeda? Jika aku memutarnya searah jarum jam, bukankah itu justru menguncinya?, pikirnya.

Kunci itu dimasukkan lagi, kali ini putarannya 90 derajat searah jarum jam walau pun sebenarnya ia merasa itu tidak masuk akal.

Gagal lagi.

Ia membalikkan tubuhnya, matanya menjelajahi sekali lagi ruangan itu, seolah ia mengatakan 'pasti ada petunjuk di sini' dan memaksa benda-benda di sana untuk memperlihatkan suatu petunjuk.

Pandangan matanya tertuju pada lilin-lilin berpola galaksi.

Bukan,

bukan lilin-lilin itu, melainkan lantai berdebu yang dipijak kaki-kaki lilin.

Ia melangkahkan kakinya ke sana.

Debu-debu di sekitar lilin ia singkirkan perlahan dengan kakinya. Terlihatlah dengan jelas suatu tulisan.
"Quatuor,"

Bahasa latin dari angka empat, pikirnya.

Ia melihat simbol S menyamping yang menandakan tak terdefinisi tepat di bawah tulisan quatuor tersebut, yang memunculkan sebuah teka-teki di dalam kepala lelaki itu.

Ia berbalik ke arah lemari besar itu lagi sambil bergumam tidak jelas.

Langkahnya berhenti.

"Empat derajat?" Ia tidak yakin dengan apa yang barusan ia katakan.

Ia memiringkan sedikit kepalanya, merasa ragu atas ucapannya barusan. Karena menurutnya itu sangatlah konyol.

Kunci itu dimasukkan lagi, lalu diputar empat kali berlawanan arah jarum jam. Entah apa yang membuat instingnya berpikir begitu. Satu putarannya sembilan puluh derajat yang berarti ia memutarnya tiga ratus enam puluh derajat.

Berhasil.

Senyuman puas terlukis di bibirnya.

Tanpa menunggu apa pun, kedua tangannya menarik kedua sisi pintu lemari. Kosong. Tidak ada benda apa pun selain kotak yang ukurannya lumayan besar sedang bersembunyi di pojok lemari. Ia mengubah posisinya dari berdiri menjadi berjongkok untuk mengambil kotak itu.
Ia menautkan alisnya.

Kotak yang tidak mempunyai lubang kunci, yang artinya ia harus membukanya dengan cara lain. Ia membolak-balik kotak tersebut, mencari petunjuk bagaimana cara membuka kotak yang sedang digenggamnya.

Tulisan macam apa ini?

Sorot matanya ia fokuskan pada tulisan itu, lalu, dengan tanpa sadar, lelaki itu menggumamkan tulisan tersebut. Dan segera terkejut saat menyadari bahwa ia dapat membaca dan menafsirkan tulisan tersebut.

Dengan kata lain, tulisan tersebut dapat ia baca entah bagaimana.

Ia menjauhkan wajahnya dari kotak itu, merasa aneh dengan otaknya. Berpikir bahwa atmosfer di ruangan yang sedang dihinggapinya membuat otaknya tak berjalan secara benar dan jernih, seolah terpolusi oleh segala aura-aura aneh yang bersebaran di sekitarnya.

LieonsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt