Bab 17

7.3K 436 8
                                    


Pada siang yang baru Faith duduk di beranda dengan sepiring tart rasberi kesukaannya sembari menatap ke dalam mata Juan. Kylee duduk di seberang, tampak bimbang dengan situasi tang terjadi.
Tidak sama seperti Faith yang tampak begitu sedih dan haru,

Juan kelihatan tenang dan santai. Meski duduk di kursi roda, Juan masih sanggup mengunjukkan wibawanya sebagai seorang ayah di hadapan ibu dan putri tunggalnya itu. Sesekali Juan menatap taman di halaman rumahnya dan tersenyum puas sebelum tatapannya kembali pada Faith.

Juan menggertakkan giginya ketika Faith masih membisu disana, merasa kesal dengan perhatian berlebih yang diberikan Faith dan istrinya.

"Kenapa kalian menatapku begitu?" Juan menunjuk ke arah tart rasberi di meja. "Apa kau tidak menyukainya lagi? Jika memang begitu aku bisa menghabiskannya untukmu. Rasanya manis dan menyenangkan," ujar Juan kemudian meraih sepotong kue dan melahapnya dengan antusias.

Faith mengacuhkan pertanyaan itu dan memilih untuk mengajukan pertanyaan lain. "Apa kau merasa sakit? Kau mengalami kontraksi selama aku pergi? Bagaimana dengan obatmu? Kau meminumnya sesuai resep, kan? Apa aku perlu membawamu ke dokter lagi? Atau kau lebih suka aku memanggilnya kemari untuk memeriksa keadaanmu?"

Juan bergeming dan Kylee mengangguk, menyetujui usulan Faith.

"Bisakah kita membicarakan hal lain selain kondisiku?" Juan menatap Kylee, tatapannya hangat dan bersahabat. "Aku yakin kau ingin sekali mendengar cerita putrimu. Dan.. Faith, mungkin kau bisa menceritakan bagaimana pengalaman pertamamu bersama Ian."

"Ya," Kylee menyusul dengan antusias. "Ceritakan semua pada mom, Faith!"

Faith mengangkat kedua bahunya dengan tidak acuh. "Semuanya menyenangkan."

Senyum Juan pudar. "Hanya itu?"

"Ya."

"Kau pergi berhari-hari dan hanya itu yang bisa kau katakan?" tanya Kylee dengan kernyitan di dahi.

Faith mengangguk dan Juan mendesah. Kylee cepat-cepat bicara.

"Oh, nak, kau tentu tidak berniat mengecewakannya, kan?"

"Siapa? Ian? Dia pria yang baik dan menyenangkan. Kenapa aku harus mengecewakannya?"

Wajah Kylee bersemu. Menatap istrinya, Juan mengerling, memilih untuk tidak teribat dalam pembicaraan itu.

"Apa yang dia katakan tentangmu kalau begitu?" tanya Kylee kemudian.

Faith diam sebentar, berusaha memilin kata yang tepat dan tentunya tidak mengecewakan. "Bagus. Luar biasa. Sempurna!"

Kylee membeliakkan matanya. "Dia bilang begitu?"

Faith mengangguk. "Ya."

Pekikan keras membuat Juan tersentak. Istrinya meraih kedua tangan Faith dan mendekapnya di dada. Pancaran mata Kylee memperlihatkan kebahagiaan yang tulus. "Oh, dia pasti menyukaimu."

Faith tersenyum, meringis atas fakta yang ada. Namun, ia hanya berani untuk mengangguk. Faith tidak berniat mengecewakan orang tuanya, tidak sedikitpun. Ia bertanya-tanya akan seperti apa reaksi mereka begitu tahu bahwa Faith tidak pernah menghabiskan malam bersama Ian sekalipun? Mungkin itu akan menjadi pernyataan terakhir yang ingin didengar Juan dan Kylee.

"Apa dia juga mengatakan kalau kau yang terbaik?"

Faith ragu sejenak, sebelum menimbang dan berkata, "umm.. Sejujurnya dia bilang, tidak ada yang lebih baik dariku."

Kylee memekik lagi. "Itu pertanda baik, Nak. Apa lagi yang dia katakan?"

"Dia menbantuku untuk memulai hortikulturaku sendiri." Setidaknya, untuk yang satu itu, Faith tidak berbohong. "Dia juga mengajakku bersepeda, berlayar dan melihat petasan. Semuanya sangat indah. Itu liburan yang menyenangkan."

LANDON (seri-1) No Rose Without a ThornDär berättelser lever. Upptäck nu