Bab 1

15.7K 839 61
                                    


New York, Amerika
Juni 2015

Dua hari berlalu begitu cepat sebelum Faith harus menghadapi pertemuan keluarganya dengan keluarga Ian pada makan malam yang tak terhindarkan.

Pertemuan itu dirancang khusus oleh Juan dan Kylee untuk memperkenalkan putri mereka yang malang dengan putra pasangan Landon yang serasi, Ian K. Landon.

Faith tidak berniat mengecewakan seluruh rencana Juan, jadi ia berusaha untuk melakukan yang terbaik. Setidaknya ia masih menyimpan gaun lama berwarna biru safir dengan potongan dada rendah dan hiasan sederhana di seputar lengan yang membuatnya kelihatan seperti remaja tujuh belas tahun.

Faith berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya. Ia masih tampak menarik dengan gaun itu. Faith masih ingat saat pertama kali Kylee merancang secara khusus sebuah gaun berwarna biru yang begitu indah sebagai hadiah ulang tahun Faith yang ke-17. Kala itu Faith masih menjadi putri Hudson yang pemalu, penuh cerita dan cerdas. Sekarang Faith tidak merasa lebih cerdas dengan keputusannya untuk menikahi seorang pria asing yang sama sekali tidak ia cintai. Faith hanya bisa bergantung pada nasib baik.

Meski sudah bertahun-tahun berlalu, gaun itu masih tampak cantik dan pas di tubuh ramping Faith. Faith sempat mengalami masalah berat badannya beberapa bulan lalu namun berkat pelatihan gym dan olahraga yang cukup, Faith berhasil mengembalikan tubuhnya ke ukuran normal.

Ia tidak terlalu kurus dan bukan berarti gemuk. Tubuhnya terasa pas dan elok di pandang. Dadanya penuh dan pinggulnya ramping di tambah lagi kakinya yang jenjang membuat pria manapun rela bertekuk lutut untuk satu malam percintaan dengan Faith.

Faith mengira hanya tubuhnya yang sejauh ini ia andalkan agar tetap bersama Mike. Berkali-kali Mike memuja Faith dan wanita mana yang tidak suka dipuja ketika sedang bercinta?

Memikirkan Mike membuat bulu roma Faith meremang. Ia memerhatikan dirinya di cermin sekali lagi-mencoba untuk mencari perhatian yang baik. Kakinya terlalu panjang dan Faith punya masalah dengan tingginya yang di atas rata-rata. Tinggi yang mencapai 173 senti membuat ia terlalu nahas untuk disebut sebagai putri kecil Juan Hudson.

Faith sudah tumbuh besar dan akan segera menikah.
Fakta itu membawa Faith kembali pada kenyataan. Ia segera menyeruak ke ambang pintu begitu Kylee memanggilnya. Faith sudah menduga ekspresi Kylee sehingga ketika wanita itu terpana dengan penampilan Faith, Faith sudah tidak merona lagi.

"Oh Tuhanku! Faith.." ibunya mendekat sembari merentangkan kedua tangannya dan memandangi Faith dari ujung kaki hingga atas kepala. "Kau tahu tidak ada pria yang lebih beruntung dari pada Ian karena akan memilikimu, nak."

Salah. Tidak ada pria yang lebih merugi dari pada Ian begitu mendapati pengantin wanita yang sudah tidak perawan di ranjangnya.

Faith mengutuk dalam hati, namun di depan Kylee, ia mencoba tersenyum lebar. "Apa semuanya sudah datang?"

Kylee meletakan tangan di kedua lengan Faith dan tersenyum ramah. Ibunya sangat penyayang dan juga cantik. Kecantikan Faith mewarisi kecantikan Kylee. Meski telah berusia paruh baya, ibunya bahkan tetap terlihat muda dengan balutan gaun cokelat gelap yang bersahabat dan dandanan yang tidak terlalu mencolok. Sama seperti Kylee, Faith juga tidak begitu menyukai dandanan yang mencolok. Wajar jika malam ini ia hanya memoleskan bedak, memakai eyeliner dan maskara serta lipstik yang senada dengan warna bibir. Tidak begitu mencolok dan tidak pula berkesan 'seadanya'. Setiap wanita selalu punya ketertarikannya sendiri.

"Mereka sudah menunggumu di ruang makan. Aku harap kau tetap tersenyum dan bersikap hangat. Christopher Landon pria yang menjunjung tinggi kehormatan. Meski jamuan makan ini bukan acara yang formal, kau tetap harus menjaga sikap."

LANDON (seri-1) No Rose Without a ThornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang