Bab 16

7.6K 432 17
                                    


Pagi setelah berkemas, Faith segera menuju lantai utama dan bertemu tatap dengan Ian yang sibuk membenahi kemejanya. Lelaki itu hanya mengenakan kemeja dan jeans sementara Faith melengkapi pakaian dengan jaket hitam dan sepatu bot.

Ian memandangi Faith, berusaha untuk bersikap sewajarnya dan mengatakan apa yang harus dikatakan.

"Aku akan pergi untuk melunasi transaksi. Bisa kau tunggu sebentar?"

Faith mengangguk, beralih pada kopernya dan berusaha menyibukkan diri. Beberapa menit kemudian SUV milik Ian pergi meninggalkan halaman rumah. Faith berdiri diam di ambang pintu, tidak melakukan apapun sampai sosok familer muncur di halaman depan rumahnya.

Hope masih tampak seperti pertama terlihat. Dengan anting besar, baju berwarna cerah yang dibalut oleh mantel putih serta sepatu hak tinggi dan rambut pirangnya, wanita itu tersenyum ketika menghampiri Faith. Hope berhenti tepat di hadapan Faith, meraih lengan Faith dan berkata, "ini sudah keterlaluan. Aku perlu bicara denganmu."

Tidak ada reaksi yang ditunjukkan Faith selain mempersilakan wanita itu masuk ke dalam rumahnya. Mereka duduk berhadapan di meja makan. Faith melipat kedua tangannya di depan sementara Hope berusaha memilin kata yang tepat.

"Baik, aku tidak pernah melakukan ini," kata Hope. "Ini nyaris mustahil, tapi aku benar-benar merasa seperti pelacur yang merebut suami orang."

Faith mulai memahami alur pembicaraan mereka, tapi bibirnya tetap membisu dengan mata yang mengamati. Melihat Hope membuat Faith merasa semakin kalut. Faith tidak bisa menatap Hope ketika yang sanggup diingatnya hanya kejadian semalam, jadi Faith mulai merunduk.

"Kit tidak mau bicara masalahnya padaku, dan aku merasa gila dengan semuanya. Kit tidak pernah mau mengakuinya, tapi dia terlihat sangat berbeda dari yang ku kenal. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian tapi aku berharap aku tidak terlibat disini. Itulah mengapa aku ingin meluruskan semuanya."

Faith mulai tidak mengerti. Alurnya berbeda dari yang dipikirkan Faith. Namun, Faith tetap diam dan menunggu Hope menyelesaikan penjelasannya.

"Kau.. Salah paham denganku. Dan apa yang kau lihat, itu murni di luar rencana kami."

Pernyataan Hope barusan membuat Faith memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya, dahinya berkerut dan alisnya bertaut. Apa yang disebut Hope sebagai 'rencana'? Apa Ian telah menyusun kebohongan lain di hadapannya selama ini? Pertanyaan-pertanyaan itu seakan bergelung dalam pikiran Faith.

"Ya. Pada intinya, kau salah paham. Demi Tuhan, Kit tidak pernah terlihat seputus asa itu. Semalam aku melihatnya seakan dia baru saja melepas hidupnya. Tidak ada yang bisa membuatnya begitu kecuali hal yang sangat berharga baginya. Aku mengenal Kit sejak dulu. Kami pernah berada dalam satu organisasi yang sama. Aku teman baik Kit. Di antara kami, tidak pernah ada hubungan apapun. Aku bekerja sebagai seorang pelayan toko dan hubungan kami sebatas teman biasa. Tapi aku tidak tahu apa yang menyebabkan Kit menghubungiku dan menyeretku dalam sandiwara konyol yang dia buat. Dia menawarkan aku sejumlah uang, dan sial, aku memang butuh uang. Tawaran Kit tidak bisa aku tolak. Tapi aku sadar sepenuhnya bahwa aku juga bisa gila jika selamanya bermain peran. Kau mungkin tidak akan senang mendengar ini tapi ku katakan padamu, Kit tidak seperti apa yang kau pikirkan. Namaku Hope. Carly Hope. Aku seorang pegawai toko biasa yang berusaha mendapatkan uang. Aku tidak pernah menjadi pelacur kecil yang disebut Kit. Monna, Mosiana atau siapapun Kit menyebutnya. Semua itu konyol. Dia hanya menginginkan jasaku, aku akan membantu dan dia akan membayar mahal. Itu saja. Sekarang, aku sudah mengatakan semuanya. Aku harap itu membantu."

Faith membatu di tempat, merasa sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat. Terhadap semua yang telah terjadi, semua yang dikatakan oleh Ian, semuanya dusta. Fakta itu membuat Faith tercengang. Ian mungkin berharap membuat Faith merasa lebih baik dengan sandiwara soal Monica. Tapi Faith benar-benar tidak mengerti, mengapa lelaki itu harus berbohong padanya? Mengapa Ian repot-repot berbohong dan menyusun sandiwara sementara Ian punya pilihan yang lebih baik untuk meninggalkan Faith di hari pertunangan mereka.

LANDON (seri-1) No Rose Without a ThornWhere stories live. Discover now