Part 8... Rasanya Bahagia

Start from the beginning
                                    

Ji Eun tetap pada posisi menunduk, tangannya otomastis memutar-memutar pita seperti biasa, kebiasaan jika gugup. Mata Ji Eun membelalak saat Tangannya yang tengah memutar pita Hanbok dipegang oleh tangan kokoh yang begitu dingin, Ji Eun mendongak dan matanya terkunci dengan mata Putra Mahkota Hyun Joon. Tangan dingin itu melingkarkan tangan basah Ji Eun dilehernya, Ji Eun hanya menurut. Setelah itu tangannya merangkul pinggang Ji Eun.

Deg ... Deg ...

Ji Eun memalingkan wajahnya saat jantungnya berdegup kencang.

"Berdansa itu tak sulit, hanya butuh sedikit Konsentrasi, dan yang terakhir; Nikmatilah..." Untuk pertama kalinya Ji Eun melihat Putra Mahkota Hyun Joon tersenyum kearahnya. Itu membuat perasaan Ji Eun membuncah.

"Ikuti aku!"

"Satu dua... satu dua..."

Kaki Ji Eun mengikuti hitungan Putra mahkota Hyun Joon, mata nya pokus menatap kaki nya, takut-takut kaki nya menginjak kaki Putra Mahkota Hyun Joon. Ji Eun tak menyadari sedari tadi mata Putra mahkota  hyun Joon menatapnya lurus.

"Satu dua... satu dua..."

"Satu dua, satu dua"

"Satu dua, satu dua"

Ji Eun tersenyum cerah, ini adalah pertama kalinya ia berdansa lebih lama dari biasanya tanpa menginjak kaki Putra Mahkota Hyun Joon sedikit pun.

"Aw..."

Ji Eun kembali cemberut dan menunduk.

"Maaf...."

"Dasar bodoh, menyusahkan saja...!"

******
"Nona Lee Ji Eun?"

Ji Eun menengok kearah belakang, tepat suara seorang laki-laki memanggilnya, Ji Eun mengerutkan keningnya saat tatapannya tertuju pada prajurit berseragam lengkap, umurnya tampak sudah tua.

"Prajurit pengirim surat..." Bisik Hye ri seolah mengerti kebingungan Ji Eun. Senyum Ji Eun langsung ceria, setengah berlari Ji Eun menghampiri prajurit berseragam orange itu.

"Surat dari desa Myian..."

Ji Eun menerimanya, selanjutnya ia membungkukan badannya tanda hormat.

"Terima kasih tuan..."

Prajurit itu kembali menunggangi kudanya dan berlalu, Ji Eun mengangkat Hanbok nya tinggi-tinggi dan berlari cepat menuju bangku didepan air mancur. Kali ini air mancur didepan Asramanya. Hye ri mengekor dibelakangnya dan mengambil tempat disamping Ji Eun. Disekeliling mereka banyak anak-anak gadis yang tengah mempersiapkan kelas berikutnya, yaitu kelas berdandan. Mereka tampak tergesa-gesa, berbeda dengan Ji Eun dan Hye ri yang masih sempat-sempatnya duduk bersantai.

   Dari :  Lee Ji hyun, desa Myian
Ji Eun? Bagaimana kaebarmu...

Ji Eun tersenyum, tetapi matanya berkaca-kaca, ia membaca tulisan Ibu nya yang sudah tua, tampak acak-acakan dan banyak hurup yang salah.

"Baik buu" Ji Eun membalas nya. Hye ri memilih membiarkan Ji Eun hanyut dalam surat pertama dari Keluarga Ji Eun.

 
Maav! Ibu tak mengirimu uang, bukannya lupa, tapi sekarang,  sedang musim hujan, ibu tak bekerja karna hujan terus  lebbat.

Ji Eun mulai sesegukan, bahunya naik turun seiring dengan kencangnya ia menangis, kini semua mata yang melewat memandang Ji Eun Aneh. Hye ri menepuk-nepuk bahu Ji Eun.

Disini, kami baik-baik saja, keponakanmu tambah cerewet. Kakak-kakak iparmu jadi sering marah karna dirumah selalu bising,

Ji Eun tertawa dalam tangisnya.

Ji Eun? Sekolah dengan benar yah? Apakah Ji Eun sudah berteman dengan anak-anak bangsawan? Ibu harap lulus nanti, Ji Eun membawa pria bangsawan untuk dijadikan suami.

Ji Eun kembali menangis.

Nanti, jika ibu punya uang, akan ibu kirim langsung. Oh ya, Jangan lupa makan.

Ji Eun melipat kembali kertasnya, sebelum memasukannya kedalam saku, Ji Eun sempat menciumnya sekilas.

"Apakah kau begitu menyayangi ibumu" Hye ri menggandeng tangan Ji Eun untuk segera memasuki kelas Dayang So ra. Ji Eun menghapus air matanya dengan gaun Hanboknya, Ji Eun mengangguk.

"Aku tak pernah jauh darinya..."

"Kau harus membalas suratnya, pasti didesa ia menanti-nanti ," Hye ri mengajukan pendapatnya, mereka berjalan beriringan.
Ji Eun mengerucutkan bibirnya.

"Aku tak punya uang..."

"Maaf... Aku juga tak bisa meminjamkan uang padamu, karna nasib kita sama"

Mereka tertawa bersama memasuki kelas berdandan yang kini sudah penuh dengan anak-anak gadis dari semua kalangan.
******

"The Queen Of Jaegsukk"Where stories live. Discover now