chapter 25

65 3 0
                                    

Ele pov

Aku sudah siap pergi ke sekolah karna aku merasa sudah sehat yang membuatku tidak siap adalah jika aku bertemu gilang nanti. Aku pun segera turun untuk sarapan.

"Mengapa kau masuk sekolah?" Tanya mom saat melihatku turun menggunakan seragam.

"Aku sudah sehat mom" jawabku lalu menuang susu ke gelasku.

"Biar mom antar, kau pasti belum pulih jika--" kata mom terpotong karna mendengar kelakson mobil. aku pun segera pergi ke luar. Ternyata itu mobil leo. Aku pun menghampirinya lalu mengetuk kaca mobil leo lalu leo membukanya. Aku sangat terkejut saat melihat luka lebam di wajahnya.

"Ada apa dengan wajah mu?" Tanyaku panik.

"Akan ku jelaskan nanti, cepat naik aku tidak mau keluarga mu melihatku seperti ini" katanya lalu aku mengambil tasku yang masih tertinggal di meja makan. Mom bertanya siapa yang datang lalu aku menjwab leo yang datang dan kami sedang buru buru karna takut telat.

"Sekarang jelaskan padaku mengapa wajahmu lebam seperti ini?" Tanyaku saat leo mulai menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahku.

"Aku menghajarnya kemarin" jawabnya singkat. Yaampun aku tau siapa yang leo maksud.

"Mengapa kau menghajarnya?" Tanyaku terkejut.

"Aku hanya tidak terima kau disakiti seperti itu ele, kau juga waktu itu menghajar evan saat kau tahu dia menjadikan elisa bahan taruhannya" jawabnya.

"Aku hanya tak ingin kau terkena masalah" Jawabku lalu tanpa sadar aku meneteskan air mata.

"Ku mohon jangan menangis ele, aku tidak perduli jika aku terkena masalah. Dan aku baik baik saja ele. Dan dia memacari mu karna dia membalaskan dendam evan aku hanya tidak terima itu ele" jawabnya. Aku pun hanya diam dan menghapus air mataku. Aku sangat kaget kan kata kata leo tadi jadi gilang memacari ku karna balas dendam?.

Saat di koridor sekolah aku melihat gilang berjalan ke arah ku namun leo langsung menariku menuju kelas dengan cepat aku bersyukur karna leo segera menariku jika tidak aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.

Sesampainya didalam kelas sahabat sahabatku menghampiri ku dan bertanya apa aku sudah baik baik saja. Dan memberiku pertanyaan yang aku bilang akan ku jawab nanti pulang sekolah karna di sini terlalu ramai.

Leo selalu mengikuti kemana ku pergi karna dia bilang dia takut kalau gilang menghampiri ku. Sampai saat istirahat pun dia menyuruh juna untuk membelikan aku dan leo makanan, juna menurutinya karna juna juga takut kalau gilang menggangguku dan leo sudah menceritakan juga masalah ini ke juna sebelumnya.

Saat pulang sekolah kami semua berkumpul di rumah leo. Ini kali kedua aku kesini tapi aku tidak bosan mengagumi design dari rumah ini.

Aku pun menceritakan kejadian saat direstoran malam itu di dalam kamar leo kepada teman temanku tak terkecuali alex dan juna. Mereka sangat kesal terutama elisa yang berjanji akan menghajar gilang nanti namun aku mencegahnya karna aku tak mau gilang menyakitinya juga.

"Jadi kau sudah memutuskan hubungan mu dengan kak gilang dan kalian berdua sudah resemi berpacaran?" Tanya siera saat aku sudah selesai bercerita sambil melirik ke aku dan leo.

"Apa? Mengapa kau berfikir seperti itu?" Tanyaku terkejut dari mana datangnya pikiran di kepala siera.

"Kau lihat ini" kata siera sambil menunjukan video diponselnya yang berisi percakapan aku dan leo malam itu di rumah sakit. Mulai dari aku bertanya mengapa dia menjauhiku, saat leo mengatakan perasaannya, saat leo menyanyikan ku bahkan sampai saat leo bilang i love you dan mencium tangan juga. Astaga ternyata kata kata itu bukan dalam mimpi ku.

"Dari mana kau mendapatkan video itu?" Tanya leo lalu megambil ponsel siera namun leo kalah cepat. Siera dan yang lain menertawakan.

"Akan ku hajar kau aaron" kataku saat sadar posisi video itu berada dimana. Bagai mana bisa dia pura pura tidur sambil mendengarkan lagu.

"Jangan salahkan pacarku, seharusnya salahkan diri kalian" kata siera pada aku dan leo.

"Ya benar itu. Siapa suruh kalian berpacaran tapi kalian menyembunyikannya" kata juna dan dapat anggukan dari yang lain.

"Astaga kami tidak berpacaran" kataku menjelaskan.

"Kalian dengarkan? kami itu tidak berpacaran. Lagi pula ele tidak mempunyai rasa yang sama dengan ku" jawab leo.

Deg

Rasa yang sama? Jadi pernyataannya kemarin itu benar?

"Jadi kau ada rasa pada ele?" Tanya elisa heboh. Kulihat leo mengangguk sedangkan aku hanya diam tidak tau harus bicara apa.

Ku lihat ke arah Arina sedang melihat ke arah alex, sedangkan alex sedang bermain ponselnya. Kasihan arina, dia pasti sedih karna alex tidak peka terhadap perasaannya. Aku harus bicara pada alex nanti.

***

Aku baru saja sampai rumah. Leo yang mengantarku pastinya, mulai sekarang dia menjadi bodyguard ku. Karna dia tidak ingin gilang datang dan menyakiti ku lagi dan Dari pulang sekolah tadi gilang menelfonku tanpa henti yang membuat ponselku disita leo dan leo memberikan ponselnya padaku. Karna leo takut kalau nanti aku mengangkat telfonnya karna leo benar benar ingin membuatku melupakannya.

Sudah satu minggu tapi leo tetap menjadi bodyguard ku. Aku sudah berhasil melupakan kejadian menyedihkan seminggu yang lalu. Aku pun memutuskan untuk ke kantin hari ini karna aku merasa tidak enak dengan juna atau pun leo karna harus mengantarkan makanan dari kantin ke kelas untuk ku.

Aku baru saja meminum jus di kantin bersama teman temanku, elisa yang duduk didepanku memberi kode agar aku menengok ke belakangku ternyata gilang datang ke arah meja kami. Leo yang menyadarinya pun langsung berdiri didepanku.

"Mau apa kau kesini?" Tanya leo kepada gilang yang berada 1 meter di depannya.

"Ini bukan urusan mu, sekarang minggir biarkan aku bicara dengan pacarku" kata gilang seraya mengayunkan tangannya tanda mengusir.

"JELAS INI URUSAN KU, DAN KAU MASIH MENYEBUT ELE PACAR MU SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA? APA KAU TIDAK MALU?" teriak leo lalu mendorong gilang hingga mundur beberapa langkah. Leo maju beberapa langkah aku yakin dia pasti akan menghajarnya. Yaampun ini tidak benar. Akupun langsung menahannya. Tak lama perhatian siswa siswi dikantin menjadi terfokus kearah kami.

"Leo ingat ini sekolah, aku tidak mau kau dipanggil keruangan BP karna masalah ini" cegahku.

"Aku tidak perduli ele, apa kau tidak dengar tadi dia masih menyebut kau pacarnya setelah dia menyakiti mu waktu itu sampai kau masuk rumah sakit. Aku harus menghajarnya" kataku lalu leo bergerak menghampiri gilang lagi namun sudah ku tangkap tangannya dengan cepat.

"Ku mohon, biarkan aku menyelesaikannya sendiri. Kau sudah banyak membantuku tapi Dengan kau menghajarnya tidak akan membuat masalah ini selesai" kata memelas tapi leo malah mengerutkan dahinya.

"Please" lanjutku.

"Baiklah tapi aku harus tetap disampingmu". Kata leo padaku lalu aku menghampiri gilang.

"Ele kejadian kemarin aku bisa jelaskan padamu" kata gilang memulai pembicaraan.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, perempuan itu memanggil mu dengan sebutan babe apa itu kurang jelas untuk menjelaskan semuanya?" Kataku.

"Ya memang dia pacarku, tapi aku tidak mencintainya ele. Aku hanya mencintaimu" jawab gilang

"Omong kosong" sindir leo.

"Tapi maaf aku sudah terlanjur sakit hati, aku tidak perduli siapa yang kau cintai yang jelas aku sudah tidak ingin melanjutkan hubungan ini dengan mu, jadi ku mohon jangan pernah kau ganggu kehidupan ku lagi kaka kelasku yang TERHORMAT" kataku lalu pergi bahkan sebelum gilang sempat berbicara.

Still Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang