27 -Time Can Heal You-

44 5 1
                                    


Salju kembali turun. Musim dingin ini, debut album Seungwoo menjadi gebrakan yang sangat di sukai masyarakat. Terutama remaja. Dalam sekejap, Seungwoo menjadi idola baru di dunia entertainment. Orang-orang yang tadinya menganggap Jongshin sudah tamat, berbalik dan kembali mengelu-elukannya setelah berhasil membangun agensi sendiri dengan Seungwoo sebagai artisnya.

Yongshin sendiri, kembali ke rutinitasnya. Meskipun masih sulit menerima kenyataan bahwa ia adalah putri Jongshin, ia tetap berusaha.

Yongshin duduk di teras rumah memperhatikan kilatan salju yang indah di halaman rumah. Karena akan terjadi badai salju selama beberapa hari, sekolah dan kantor di liburkan. Jadi ia bisa menghabiskan waktu di rumah. Setelah ia menyibukkan diri dengan sekolah dan semua tugasnya, juga persiapan untuk menghadapi ujian masuk ke universitas dan ujian kelulusan. Akhirnya ia memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Ia menopang dagu dengan tangan memperhatikan halaman.

Saat itu, seperti ada pemutar memori yang muncul di kepalanya. Kenangan masa kecilnya bersama Jongshin. Pria yang ia pikir adalah kakak tertuanya itu memberikan sosok ayah padanya. Mengajarkan bermain sepeda, memanjakannya, selalu ada untuknya. Tiba-tiba ia sangat merindukan pria itu. Sudah berbulan-bulan sejak terakhir ia berbicara dengannya. Pria itu juga sengaja tidak pulang ke rumah karena ia masih belum mau bertemu. Ia mengeluarkan ponsel dari saku baju hangatnya dan membaca pesan-pesan Jongshin selama beberapa bulan terakhir. Pria itu bercerita banyak tentang perkembangan agensi dan Seungwoo. Namun ia masih belum mau membalasnya.

Bongshin keluar rumah dan menyelimuti Yongshin dengan kain tipis.

Yongshin menoleh dan tersenyum pada Bongshin.

Bongshin duduk di sebelah Yongshin, "Kau senang hari ini tidak sekolah?" candanya.

Yongshin tertawa kecil, "Aku senang.."

Bongshin tersenyum lebar, namun ekspresinya luntur perlahan. Tampak ada sesuatu yang sebenarnya ingin ia bicarakan namun susah untuk memulainya. "Mmm.. kau sudah membalas pesan kak Jongshin?" tanyanya hati-hati.

Yongshin diam sejenak memikirkan jawabannya, lalu menggeleng pelan.

Bongshin mengangguk mengerti, "Kak Jongshin menanyakan tentangmu hampir setiap hari pada kakak.." ucapnya memberitau.

"Hmm.." gumam Yongshin mengerti.

Bongshin diam sejenak, "Apa kau membenci kak Jongshin?" tanyanya.

Yongshin menggeleng, "Tidak, kenapa aku membencinya?"

Bongshin tersenyum lega, "Hanya bertanya.."

Yongshin tersenyum tipis dan memperhatikan halaman rumahnya, "Aku hanya ingin mengumpulkan keberanianku untuk mengakuinya sebagai ayahku.." ucapnya pelan.

Bongshin tampak senang mendengar ucapan Yongshin, "Sudah berapa persen?"

Yongshin tersenyum lucu, "60%.." jawabnya.

Bongshin tertawa kecil, "Baiklah.." ucapnya, "Kau akan membalas pesan kak Jongshin setelah 100%?"

Yongshin berpikir sejenak, "Mungkin..." ia tampak ragu sesaat, "Seteleh 80%?"

Bongshin menatap Yongshin sesaat, "Kau merindukan kak Jongshin, kan?"

Yongshin diam sejenak lagi, "Apa terlihat jelas?" tanyanya.

Bongshin menahan tawa, "Dasar wanita, jika rindu katakan saja.." ledeknya.

Yongshin tersenyum malu, "Aku akan menunggu sampai keberanianku 80%.." ucapnya.

Bongshin tertawa lucu, "Oke, terserah kau saja.." ucapnya.

+++

Jongshin duduk di van sambil memeriksa perkembangan Seungwoo di internet.

See You Later.. (2016 Re-upload)Where stories live. Discover now