11 -Love Effect-

74 5 3
                                    

"Iya nek, aku baik-baik saja.." ucap Seungwoo di telepon pada neneknya sembari melangkah di lorong rumah sakit dengan kepala tertutup perban, "Tidak, jangan datang ke rumah sakit. Aku akan segera pulang. Jangan khawatir.." ucapnya lagi, "Iya nek.." Dan ia memutuskan telepon. Ia menoleh ke kiri, memandang Yongshin yang menatapnya dengan mata basar karena menangis. "Kenapa kakak memberitau nenekku? Aku kan tidak apa-apa.." ucapnya sebal.

Beberapa kali Yongshin masih tersedu dan bulir air masih jatuh dari matanya. Tanganya memegang tas sandanh Seungwoo erat, "Karena kau tak sadarkan diri.. Darahmu banyak sekali, kupikir kau akan mati.." ucapnya, lalu mulai menangis lagi.

Seungwoo memutar bola matanya kesal, "Aku pingsan karena kepalaku terbentur dan mengeluarkan banyak darah karena lukanya di kepala.." jelasnya, "Sudah berhentilah menangis, aku baik-baik saja kok.." ucapnya sebal.

"Tadi aku sangat takut.. Wajahmu pucat dan petugas ambulan berkata kondisimu parah.." ucap Yongshin lagi.

"Tapi kan sekarang aku baik-baik saja kak.. Berhentilah menangis, semua orang memperhatikanmu.." ucap Seungwoo dan melangkah lebih dulu sambil memijat dahinya yang terasa nyeri lagi.

"Seungwoo tunggu.." panggil Yongshin dan berlari kecil mengikuti Seungwoo.

Setibanya di rumah Seungwoo.

"Kau benar baik-baik saja? Kenapa tidak minta pemeriksaan secara keseluruhan untuk kepalamu?" tanya Miryoung khawatir.

Seungwoo tersenyum, "Tidak perlu, Bi.. Kata Dokter aja benturan kecil, tidak masalah.." jelasnya.

Nenek mengelus punggung tangan Seungwoo, "Ya ampun, nenek kan sudah memperimgatimu untuk berhati-hati ketika melewati jalan itu.." ucapnya khawatir.

Seungwoo melirik Yongshin yang menatapnya menyesal, "Mmm.. sudahlah, aku baik-baik saja.. Lebih baik aku istirahat sekarang.." ucapnya sembari bangkit.

Yongshin ikut bangkit, "Aku akan membantumu!" ucapny cepat dan berlari duluan ke kamar Seungwoo.

Seungwoo dan yang lain memperhatikan Yongshin bingung.

"Seungwoo masih di sini kenapa dia ke kamar duluan?" ucap Miryoung bingung.

Seungwoo menahan senyuman dan memandang Miryoung, "Baiklah, Bi.. Aku akan beristirahat.." ucapnya sopan, lalu memandang neneknya. "Nek, aku akan beristirahat.."

"Iya, istirahatlah dulu.. Nenek akan membuatkanmu bubur.." ucap nenek.

Seungwoo masuk ke kamar dan melihat Yongshin sudah membentangkan tempat tidur lipat di lantai kayu.

Yongshin meletakkan bantal dan selimut, lalu berlari kecil menghampiri Seungwoo. "Ayo, berjalan pelan-pelan.." ucapnya sembari membimbing pria itu ke kasur yang telah ia bentang.

Seungwoo tersenyum lucu.

"Berbaring.. Pelan-pelan.." Yongshin menyibak selimut agar Seungwoo bisa berbaring.

Seungwoo bergerak duduk di atas kasur, lalu dengan perlahan berbaring miring disana.

Yongshin berlutut di sebelah kasur sembari menyelimuti Seungwoo. Lalu ia berbaringr miring di atas lantai kayu di sebelah pria muda itu, satu tangannya jadi bantalan.

Seungwoo memandang Yongshin lucu, "Kak, kenapa berbaring disana?"

"Aku akan memastikan kau tidur, baru pulang ke rumahku.." ucap Yongshin.

"Kakak bisa terkena flu jika berbaring disana.." ucap Seungwoo.

"Tidak apa-apa. Aku sudah membuatmu pingsan, hanya terkena flu tidak masalah.." jawab Yongshin, lalu tersenyum.

See You Later.. (2016 Re-upload)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें