16 -The Truth is..-

41 5 0
                                    

Yongshin, Bongshin, Miryoung, Sunggak dan Honggak berkumpul di ruang tengah membicarakan tentang berita yang tersebar beberapa jam lalu. Toko roti terpaksa di tutup karena para wartawan terus berdatangan untuk mencari kejelasan tentang berita itu.

"Aku tidak mengerti mengapa masalah ini sampai tersebar.." ucap Sunggak tak mengerti sambil mengintip keluar jendela, lalu kembali duduk di sebelah istrinya.

Miryoung menghela nafas dalam, "Ini resiko jika memiliki anggota keluarga seorang selebriti.." ucapnya, lalu memandang dua keponakannya. "Dan ini pasti akan segera berlalu, jangan khawatir.." ucapnya.

"Iya, Bi.." jawab Bongshin, "Tapi kurasa aku tidak bisa pergi ke kampus selama beberapa saat, banyak teman-temanku yang tau Yongshin adalah adikku.. Jadi mereka juga bisa menebak aku juga adik Kim Jongshin.." ucapnya.

Miryoung mengelus bahu Bongshin prihatin.

"Aku juga.." ucap Yongshin lesu, "Teman-temanku tau kalau aku adik kak Jongshin, jadi mereka pasti akan mengincarku terus.."

Honggak diam sejenak, "Baiklah, untuk sementara waktu sepertinya kita tidak bisa sembarangan keluar rumah dulu. Paling tidak sampai berita ini mereda.." ucapnya, lalu memandang Yongshin. "Yongshin, katakan pada Seungwoo juga. Jika bisa, dia jangan keluar rumah dulu.. Karena dia dan neneknya pasti di incar para wartawan juga.."

Yongshin mengangguk mengerti, "Iya, ayah.." ucapnya.

Miryoung menatap Honggak ingin tau, "Kakak ipar, apakah sudah ada kabar dari Jongshin?" tanyanya.

Honggak menggeleng berat, "Ponselnya masih belum bisa di hubungi.." jawabnya. "Ini pasti sangat berat baginya, jadi kita biarkan dia menangkan dirinya dulu.." ucapnya.

Anggota keluarga yang lain mengangguk mengerti.

+++

Jongshin duduk di sofa memandangi layar laptopnya. Ia tak bisa berhenti membaca caci maki di laman fan cafe-nya. Baik dari anti-fans maupun dari fans-nya sendiri. Bahkan tidak sedikit yang keluar dari fan cafe resmi yang di buatkan agensi untuknya. Ia menghela nafas dalam membaca semua komentar itu. "Dalam waktu sekejap mata, kalian yang mendukungku pergi.." gumamnya sedih.
Ia sering mendengar tentang perubahan fans menjadi anti-fans, juga sebaliknya dari rekan selebritinya. Namun ia tidak tau rasanya sesakit ini mengetahui orang yang selalu mendukungmu tiba-tiba berbalik menyerangmu seperti yang sedang terjadi sekarang. Ia memijat dahinya dan menutup laman pencarian itu. Matanya melihat ada e-mail masuk dari icon amplop kecil di sudut kanan dekstop berkedip. Jarinya menggeser kursor ke gambar amplop kecil itu dan meng-kliknya.
Muncul kotak pesan e-mail di layar. Ternyata yang mengiriminya pesan elektronik itu adalah Yongshin. Ia baru ingat hanya gadis itu yang ia beri tau tentang e-mail pribadinya ini selain agensi dan manajernya.

From : Yongshin-Kim
Subject : <empty>
Massage :
Kak, aku tau mungkin kakak masih ingin menyendiri karena berita yang menyendiri sementara waktu karena berita yang menyebar itu. Aku hanya ingin memberitau kakak kalau wartawan juga mendatangi rumah kita, jadi aku, kak Bongshin, ayah, paman dan bibi hanya berada di dalam rumah untuk sementara waktu agar tidak terjadi apa pun. Jadi kakak tidak perlu mengkhawatirkan kami dan segera hubungi kami setelah merasa lebih baik.. ~~^^

Bibir Jongshin membentuk senyuman tipis. Perasaannya jadi lebih baik setelah membaca pesan dari Yongshin. Jari-jarinya bergerak mengetik balasan di keyboard.
Di tempat lain..
Yongshin duduk di meja belajar menatap layar komputer, yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke 16, tahun lalu dari Jongshin, yang membuka laman e-mailnya menunggu mungkin saja Jongshin membalas e-mailnya tadi. 'Mungkin kakak menyingkirkan semua alat elektronik untuk beberapa saat..' batinnya lesu. Matanya membesar melihat ada pemberitauan pesan masuk, ia segera menggerakkan mouse untuk membuka pesan itu.

See You Later.. (2016 Re-upload)Where stories live. Discover now