Empat Belas

6.1K 329 1
                                    

Saat jam istirahat, Nayla sengaja tidak ke kantin. Ia menghabiskan waktu istirahatnya di kelas, bersama Farel. Namun, tidak seperti dulu. Kini Farel sibuk dengan diri sendiri. Sementara Nayla diam-diam memperhatikan pria yang sama sekali tak menghiraukan kehadirannya.

Nayla mulai mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi instagram, dan melihat apa saja, agar ia tak merasa bosan. Tiba-tiba, ia melihat sebuah postingan yang pas untuk situasinya sekarang. Sebuah kalimat yang pas untuk ia berikan kepada Farel. Dengan rasa percaya diri, Nayla mulai membaca kalimat yang ia lihat.

"Dulu, kita adalah dua orang yang saling takut kehilangan. Sekarang..., benar-benar layaknya orang asing." Kata Nayla, cukup keras.

Farel menoleh. Menatap Nayla yang kini beranjak dari bangkunya. Nayla berjalan, lalu duduk di kursi kosong, tepat di samping Farel.
Farel meneguk ludah. Jantungnya seketika berdebar.

"Gue tahu kita udah putus. Tapi bukan berarti kita harus kaya gini. Seperti orang gak kenal." Ucap Nayla, lalu mengambil pulpen Farel yang terletak di atas meja.

Farel hanya diam, sambil melihat gerak gerik Nayla.

"Lagian, kita udah saling melupakan. Lo, udah dapet yang baru..., gue lagi deket sama Rafa." Sambung Nayla, membuat Farel tercekat.

"Terus?" jawab Farel.

"Gue mau kita jadi teman."

"Emangnya kita musuhan?"

"Soalnya lo bersikap seolah-olah gak kenal sama gue. Jadi, gue beranggapan lo gak mau lagi ngobrol sama gue. Padahal, dulu kita saling..." Nayla menggantungkan ucapannya. Matanya bertemu dengan mata Farel yang kini menatapnya.

"Saling sayang." Lanjut Nayla, lalu mengalihkan pandangannya akibat tidak tahan menatap Farel.

"Lo suka sama Rafa?" tanya Farel, seketika membuat Nayla bingung.

"Su-suka. Gue suka banget sama dia."

"Baguslah."

Nayla melotot mendengar jawaban Farel. Singkat, padat, jelas. Terlebih, Farel tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Gue ke toilet dulu, kebelet." Kata Farel lalu berlari keluar kelas.
Nayla tercengang, sekaligus kesal. Setelah tahu Farel tak menunjukkan reaksi apapun, lelaki itu justru pergi begitu saja meninggalkannya.

* * *


Farel berlari menuju toilet. Tanpa sengaja menabrak Hasya. Sontak, kue yang Hasya bawa jatuh ke lantai. Farel menatap Hasya samar. Tubuhnya dibanjiri keringat. Tangannya memegang perutnya yang terasa semakin nyeri.

"Ma-maaf." Ucap Farel, sekuat tenanga.

"Lo kenapa?" tanya Hasya panik.

Farel diam, tak menjawab. Rasa sakit membuat mulutnya tak bisa berbicara. Akibat tak bisa menahan rasa sakit. Farel terjatuh. Membuat Hasya tambah panik.

"Rel, lo kenapa?" Hasya memegang pundak Farel, lalu mengguncangnya pelan. Farel merintih. Selang beberapa detik ia pingsan. Dengan cepat Hasya menyuruh beberapa orang yang ada di koridor untuk membawa Farel ke UKS. Sementara ia kembali ke kantin untuk mencari Rafa.

Setibanya di kantin, Hasya langsung menghampiri meja yang ditempati Adit, Nico, dan Popy. Tanpa basa-basi ia langsung bertanya di mana keberadaan Rafa.

"Rafa mana?"

"Ciee nyariin Rafa." Goda Popy.

"Gue serius, Rafa dimana?!"

"Wih, galak banget." Goda Adit.

Hello Nayla [SELESAI]Where stories live. Discover now