Dua belas

6.5K 373 7
                                    

Sepulang sekolah Nayla meminta tante Deri menemaninya membeli kamus.
Tiba di toko buku, Nayla langsung melihat beberapa novel. Tujuan awalnya untuk membeli kamus tersingkir oleh novel-novel yang terpajang.
Nayla mulai melihat-lihat. Jika ada yang menarik, maka langsung ia ambil.

"Nay, kamu mau beli kamus atau novel?" tanya tante Deri yang sedari tadi berjalan disamping Nayla.

"Beli kamus, sama novel." Jawab Nayla, lalu melanjutkan langkahnya.

Nayla berhenti begitu melihat komik berjudul "Tiap Detik" seri ketiga. Melihatnya membuat Nayla ingat akan sosok Farel.
Farel sangat suka membaca komik, dan ia sangat suka membaca novel. Jika ada waktu luang, mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli novel dan komik.
Nayla tersenyum. Mengingat dulu, ia memberi Farel komik "Tiap Detik" seri kesatu dan kedua. Dan ia berjanji akan segera memberikan seri ketiga pada Farel, jika komik tersebut telah terbit.

Nayla mengambil komik yang sedari tadi hanya ia lihat. Namun, tangannya berpapasan dengan seseorang. Ada orang lain yang juga mengambilnya.
Nayla melihat orang tersebut.
Seketika, novel yang berada di tangannya jatuh berserakan di lantai.
Tante Deri panik lalu membereskan novel yang jatuh.
Sementara Nayla masih tidak percaya dengan sosok yang berdiri dihadapannya sekarang.

Nayla melepaskan tangannya dari komik tersebut. Lalu mengajak tante Deri untuk segera pergi. Nayla menggeleng cepat. Ia terus menolak. Menolak kenyataan bahwa yang ia lihat tadi adalah Farel. Mantan kekasihnya.

Nayla berjalan cepat menuju mobil. Lalu masuk. Dan mengontrol dirinya yang sempat sulit bernafas. Nayla menghela nafas panjang. Mencoba mengingat kembali wajah yang tadi ia lihat.

"Apa benar dia Farel? Atau aku cuma salah lihat? Kalau memang itu Farel, kenapa dia ada di Jakarta?" tanya Nayla dalam hati.

"Kamu itu kenapa, sih. Tiba-tiba ngajakin pulang. Padahal kamu belum beli barang yang kamu cari." Rutuk tante Deri.

"Belinya di tempat lain aja, tan."

"Kamu itu, niatnya A,  tapi yang dilakukan malah B dan C." Kesal tante Deri.

"Iya, iya, maaf."

* * *

Farel pulang dengan membawa kantong belanjaan. Ia masuk ke kamar, dan mendapati Rafa yang tengah bersantai di atas tempat tidurnya.

"Dari mana aja, lo?" tanya Rafa saat tahu Farel pulang.

"Dari toko buku."

"Ngapain?"

"Beli gorengan." Jawab Farel asal, lalu menaruh belanjaannya di atas tempat tidur.

"Gue serius." Kesal Rafa.

"Gue beli buku pelajaran."

"Untuk apa?"

"Untuk di jual lagi."

"Gue serius."

"Ya, untuk gue baca, lah. Lagian, hal gak penting ditanyain." Rutuk Farel.

"Tumben lo baca buku."

"Gue emang rajin. Lo nya aja yang gak tahu."

"Iya, dah." Rafa memilih kalah. Lalu melihat beberapa buku yang Farel beli. Ia tercengang karena mendapati sebuah komik di salah satu buku yang Farel beli.

"Lo suka baca komik?"

"Iya."

Rafa mengangguk lalu melihat isi cerita dari komik tersebut.
"Ngomong-ngomong kenapa lo gak sekolah aja, sih." Kata Rafa seketika.

"Gue beli semua buku ini, karena minggu depan gue bakalan sekolah." Jelas Farel.

Rafa beralih. Menatap Farel.

Hello Nayla [SELESAI]Where stories live. Discover now