Bagian Empatbelas - London

2.9K 190 31
                                    

Bagian Empatbelas

London

   “Dimana Alison? Sudah kau lacak keberadaannya?”

   “Tidak ada apapun, Shank. Tampaknya Demi berhasil menghancurkan pelacak pada jam digital Alison.”

   “Kita tak memiliki banyak waktu lagi.”

   “Kapan mereka sampai di London?”

   “Kurang dari dua jam.”

   “Semoga berjalan ssuai rencana.”

   “Apabila tidak berjalan lancar dan membahayakan nyawa Rachel, nyawamu taruhannya.”

   “Rileks. Peluru ini akan kutembakkan sendiri pada kepalaku apabila aku gagal.”

 

   Rachel’s Point of View

   Gedung-gedung klasik di London mulai memenuhi pandanganku saat Audi R8 yang dikemudikan Justin berhenti di parkiran sebuah flat. Jangan tanya darimana dia mendapatkan Audi ini. Yang pasti keahlian klepto Michael mampu membantu mengatasi masalah transportasi kami.

   Tak henti-hentinya Barbara menggerutu sambil menyeret kopornya keluar dari dalam mobil. Sikapnya masih saja tidak bisa melunak—terutama padaku, seakan-akan aku memenuhi daftar orang yang dibencinya. Aku tak menganggap serius ketidaksukaan Barbara padaku. Sebenarnya dengan melihat bahasa tubuh dan lirikan matanya saja aku sudah bisa tahu bahwa dia tidak suka Justin lebih memerhatikanku. Mungkin faktor utamanya adalah karena mereka sudah lama bersahabat. Akan tetapi, sedekat apapun sahabat, tak akan ada yang melebihi rasa cemburu seperti yang dirasakan Barbara. Kecuali kalau gadis itu menaruh perhatian pada Justin. Dan, kurasa itu mustahil.

   Flat ini memiliki dua kamar. Awalnya seperti yang terjadi sebelumnya di Mesir, Barbara dan Destiny saling menolak untuk tidur bersama. Tetapi, mau tak mau mereka berdua harus satu kamar lantaran Nick akan mengancam tidur bersama salah satu dari mereka. Tentu saja kedua gadis berwatak keras itu menolak. Alih-alih, mereka satu kamar dan Nick tidur di sofa.

   “Bisakah kita bergantian, Just?” goda Nick seraya menoleh ke belakang dari balik badan sofa tatkala Justin berjalan menuju dapur.

   Justin muncul dengan kecepatan bak peluru sniper dari dapur, melayangkan tatapan menghakimi dan sarat akan gertakan. “Boleh, tapi kepalamu harus putus. Baru kau bisa tidur di kamar Rachel.”

   Nick mengelak lemparan bantal sofa dariku sambil tertawa keras. Destiny mondar-mandir sembari menggigit jarinya. Sebuah telepon tanpa kabel didekatkan di telinganya sambil sesekali mengumpat kesal.

   Well, baru kudengar adik laki-lakinya, Devian Braison Cyrus tertangkap CIA atas tuduhan membantu tugas ilegal Destiny, merancang identitas palsu, mencuri data penting anggota intelijen seluruh dunia, dan lainnya.

   “Kau yakin CIA tidak akan menlusuri nomor yang akan masuk di rumahmu?” tanyaku memastikan.

   Sambil terus mondar-mandir bak penggosok baju, Destiny menimpali, “Masa bodoh. Aku tidak peduli. Aku mengkhawatirkan keadaan adikku!”

   Kuhela napas panjang sambil menyandarkan kepala di lengan sofa. “Darimana kau yakin dia diculik? Bagaimana bisa CQD itu tersambung di alamat emailmu?”

   “Devian sudah merancang banyak aplikasi. Dia mengirim CQD beberapa menit setelah mendapatkan bahaya. Cara kerjanya muda. Dia tinggal menekan bel kecil di sebelah pintu dan pesan itu otomatis terkirim.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red  Circle (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang