Be Brave

4.4K 360 1
                                    

Suara Dj tiesto membangunkanku dari tidurku yang nyenyak. Aku menggeliat dan ada yang aneh. Tubuhku susah bergerak, seperti ada sesuatu yang mengikatku atau menghimpitku. Saat aku mendongak hidungku membentur dada bidang seseorang.

Aku melotot shock apa yang terjadi?

Siapa dia?

Lantunan musik itu benar-benar mengganggu telingaku sampai akhirnya berhenti saat suara berat itu aku kenali.

" J !!" pekikku keras seraya duduk.

"hai sayang..."

Aku melotot dan segera menarik selimut karena aku baru menyadari aku tak mengenakan apa-apa. Justin pun tertawa melihat tingkahku.

"a-apa yang terjadi?kita..."

"kau lupa?"tanyanya tak percaya.

Astaga...apa aku sudah gila?tapi bagaimana bisa?

"kau memberiku obat tidur?"

Kali ini tawa Justin semakin keras sampai dia memegangi perutnya.

"kurasa kita impas! "

Katanya disela-sela tawanya.

"impas?apa maksudmu?!"

Seketika Justin berhenti tertawa dan wajahnya kaku. Aku menatapnya curiga dengan reaksinya.

"ma-maksudku..."dia terdiam sejenak dan kemudian meraih tanganku.

"maafkan aku Athena...aku ingin kau melupakan semua kejadian tujuh tahun lalu..."

Dia terdiam lagi dan menatap jari-jariku.

"kau adalah wanita pemberani yang pernah kutemui..."

Pemberani?benarkah?

"kau mau ikut aku latihan?"tanya Justin.

"latihan?" aku menaikkan alisku.

"apa kau akan mendukungku jika aku kembali ke arena balap?" tanyanya.

"aku dulu mundur karena Mia... Tapi aku ingin tahu jawabanmu.."lanjutnya saat tahu aku masih diam.

"kenapa bertanya padaku?"aku mengerucutkan bibirku seraya mencoba memikirkan alasan yang masuk akal kenapa aku harus setuju atau tidak.

"kurasa perjanjian kita batal..."ucapnya dengan seringaian.

"apa?!"

"benarkah?ja-jadi..."

Aku terdiam, apakah karena apa yang baru kami lalui?

Aku menunduk dan sadar, semua pria akan menjauhiku begitu tahu aku seorang pembunuh.

"ya...ok!" jawabku pelan.

Aku mendongak dan menarik nafas dalam-dalam.

"kita akhiri...ya..senang berbisnis denganmu mr. Justin..."aku tersenyum hambar dan segera mengalihkan pandanganku ke sekeliling ruangan tak ingin melihat matanya yang akan membuatku rapuh.

Berani!

Yah, Justin benar aku harus berani menghadapi semua ini. Semua akan baik-baik saja. Sebelum kedatangannya aku baik dan sesudah dia pergipun aku harus baik-baik saja.
"hei...kau tahu alasanku..."

"yah... Aku tahu Justin..."potongku cepat.

"astaga...aku lupa harus menelfon orang kantor...kau tidurlah..."ucapku yang segera bangkit namun dengan cepat dia menarik tanganku.

"kau belum menjawab..."ucapnya.

"apa?"

"apa kau akan setuju jika aku kembali ke arena balap??" Justin menatapku lekat-lekat.

"itu adalah impianmu J...kurasa kau harus berani mengejar impianmu...bukankah kau mengatakan padaku bahwa aku harus berani?"

"ok. Baiklah...setelah menelfon mandi dan kita akan pergi ketempat latihan..."

"baiklah Edward...aku akan kesana satu jam lagi" ucap Justin ditelfon. Aku melotot padanya karena telfonnya ternyata belum ditutup.

"untuk apa aku ikut denganmu? bukankah aku sudah tidak diperlukan lagi?"

"kau akan selalu aku butuhkan...cepat mandilah sayang..."ucap J seraya memberikan ciuman singkat padaku dan segera bangun berjalan memunguti bajunya yang berserakan dilantai tanpa malu.

Sial! Dia benar-benar sexy dan traumaku berhubungan intim dengan laki-laki hilang entah kemana.

"sayang...cepatlah..."

Apa-apaan dia ini?

Mengakhiri perjanjian tapi memanggilku sayang???

Apa dia begitu takut padaku yang nanti mengamuk dan membunuhnya?

Astaga...pemikiran apa itu!

Singkirkan fikiran burukmu Athena!!

Go!!!

My Love From JupiterWhere stories live. Discover now