Zoo

4.7K 445 2
                                    

'kau seperti magnet bagiku'

~Jupiter~

ZOO!

Seperti kebun binatang yang sudah pernah kulihat dan itu sangat menjemukan. Tapi kali ini aku bertahan demi Zylia. Keponakan Alice yang berkunjung ke New York selama dua hari dan hari ini aku terpaksa menemani mereka berdua karena Alice tak tahan bila berjalan dengan keponakannya yang bawel itu.
Aku berdiri menunggu Alice yang mengantar Zylia ke toilet. Sesekali aku menoleh kesana kemari dan tersenyum. Aku melihat Sebastian berlari-lari menghampiriku dan itu surprise.

"kukira kau sedang sibuk?Alice bilang kau ada event hari ini jadi aku yang menemaninya..."ucapku begitu Sebastian berdiri dihadapanku.

"aku sudah menyelesaikannya dengan cepat..."ucapnya riang.

Sebastian memang pria yang baik, selalu berusaha membuat Alice bahagia.

"Dimana dia?"tanyanya lagi seraya menengok kekanan kiri mencari sesuatu.

"belum terjadi bencana bukan?"kali ini Sebastian panik dan itu membuatku tertawa.

Dia terlihat lucu saat kawatir dan aku tahu pria ini sangat mencintai Alice.

"kau tak perlu kawatir, dia dan Zylia masih baik-baik saja...belum ada kecelakaan fatal..."ucapku menahan tawa.

Sebastian menghembuskan nafas lega mendengar penjelasanku. Karena dia tahu Alice tak bisa menahan diri jika berhadapan dengan anak kecil apalagi anak kecil seperti Zilya.

"Oh ya...bagaimana kau bisa mengajak J kemari?"

Aku menaikkan alisku bingung.

Siapa 'J' ???

"kurasa dia benar-benar tunduk padamu..."kali ini Sebastian mendekat kearahku dengan bisikan seolah takut orang lain mendengarnya.

"J?"aku mengerutkan kening bingung siapa yang Dia maksud.

"apa yang kalian gosipkan?!"ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dibelakangku.

Refleks aku memutar kepalaku dengan cepat sampai terasa pusing sekali. Mataku melebar menatap pria tinggi dihadapanku dan mata biru langitnya yang cerah serta sorot mata penuh tanda tanya.

"ka-kau...?"aku bergumam tak jelas karena terkejut dengan kehadirannya.

"kenapa kau disini?"kali ini aku bisa mengendalikan suaraku supaya tidak terlalu keras dan aneh.

"ini..."

Katanya seraya mengangkat kedua tangannya.

"bekal?"aku menaikkan alisku melihat bekal ditangannya.

"bukankah kalian sedang piknik?"tanyanya dengan wajah ceria.

"sangat indah..."gumam suara wanita dibelakang Justin.

"Abby....liat itu sayang..."aku menegang menatap wanita dibelakang Justin yang menggendong gadis kecil berusia sekitar satu tahun.

Pandanganku beralih pada pria disampingnya dan itu membuat kepalaku semakin berdenyut.

"Kak Athena...!!"pekik wanita itu riang bercampur kaget.

Aku mengerjapkan mataku dan berharap aku salah liat dan salah dengar.

"Na-Nathania?"gumamku ragu.

"astaga...kau baru akan percaya ini aku kalau kupanggil kau Net2?"

Dia tertawa kecil dan tiba-tiba jantungku berdetak kencang. Aku menatap pria disampingya dengan bingung.

"Dia..." dan saat Nathania mengangguk dengan senyum ceria membuatku terdiam dan seakan jantungku berhenti berdetak.

Sekitar tujuh tahun lalu saat Nathania meringkuk dikamarku dan menangis karena satu-satunya pria yang dia cintai berciuman dengan wanita lain dan memutuskan tinggal denganku di Milan yang saat itu aku sedang melupakan kenangan buruk dihidupku.

"kau baik-baik saja?" bisik Justin ditelingaku seraya meraih pinggangku.

Aku menoleh menatapnya dengan bingung dan aku merasa berterima kasih pada Justin. Kalau dia tidak menopang tubuhku aku pasti sudah jatuh. Kakiku terasa lemas karena detak jantungku berdebar sangat cepat.

"a-aku baik-baik saja.."ucapku seraya menggenggam jari Justin yang ada dipinggangku. Tangannya terasa hangat sekali dan mampu membuatku tenang dan aku tak tahu kenapa.
Justin menempelkan kepalaku pada dagunya dan kecupan hangat dipipiku yang tidak kuduga membuat jantungku berdetak kencang kembali dan membuat pipiku terasa panas.

Aku merasakan sentuhan Nathania dan membuatku tersadar.

"akhirnya kau mendapatkan cintamu.."ucapku sedatar mungkin.

"kau dan Justin...?"

"yah...kami memutuskan untuk berkencan.."tersenyum palsu dan itu membuat Nathania tersenyum lebar.

"ramai sekali ya..."suara Alice terdengar seperti nyanyian surga yang sangat indah sekali.

"Nathania?astaga!!!....ini kau?"pekik Alice seraya memeluk Nathania.

"Dia..."

"ini Nathan...suamiku dan ini Abby putri kecil kami..." kata Nathania memperkenalkan.

"wahh...kau terlihat bahagia..."sahut Alice.

"Sayang...kau disini?ohhh...aku senang sekali..." ucap Alice begitu melihat Sebastian.

Dan well semua berjalan seperti yang aku harapkan meskipun sesekali aku mendapat tatapan tajam dari Nathan namun dengan santai Justin akan segera mendekatiku begitu tahu Nathan akan mendekat.

Yah...setidaknya ini menjadi hari yang Menyenangkan bagi Zylia.

My Love From JupiterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang