Fall in Love!

4.3K 380 3
                                    

Holllaaaa ketemu lagi nihhh...mumpung lagi ada ide tadi habis nongkrong ditaman...

Makasih buat jejaknya...

'Hatiku tenang saat telingaku mendengar suaramu'

~Justin~

"Athena...aku berangkat!..ingat ya!"seru Alice.

Aku hanya menggeram mendengar seruan Alice.

"hati-hati Alice..."ucapku tanpa membuka mata. Sudah hampir lewat sepekan dari kejadian dirumah Justin dan selama itupun aku tak bisa tidur nyenyak.

Bayangan kejadian itu terus menghantuiku dan mengganggu jadwal tidurku. Jika aku terbiasa tidur pukul 11 malam maka sekarang menjelang matahari terbit aku baru bisa tidur. Bahkan Daniel sampai heran denganku. Kevin lebih parah karena mengomeliku yang tak kunjung selesai dengan design yang harus kuselesaikan.

Aku segera menarik selimutku begitu ada yang menariknya dan membuka kelambu kamarku.

"Alice hentikan itu...aku baru tidur tiga puluh menit yang lalu..."

Suaraku serak dan tak peduli Alice mengomel. Dia sudah pamit berangkat kenapa dia harus kembali lagi??!

"kau terlihat kacau..."

Deg!

Suara itu? Kenapa suaranya ada disini begitu dekat?

"hei...bangun..."

Kali ini sebuah kecupan ringan dipipiku membuatku membuka mata.

"kau?!"

"selamat pagi...."ucapnya dengan senyum ceria.

"a-apa yang kau lakukan disini?bagaimana bisa kau..."

"Alice memberitahuku bahwa kau sakit...kau tahu aku pacarmu kan..."ucapnya mengingatkan.

"astaga J...kau tidak perlu datang pagi-pagi. Aku baik-baik saja! Alice terlalu berlebihan..."

Aku mendesah dan kembali berbaring dan menutup mata.

"aku hanya perlu tidur..."ucapku lemah. Saat ini aku tak ingin berdebat. Mataku sudah berat dan yang kuinginkan hanya tidur. Ya tidur...

"ehemm..." Justin bersuara namun aku hanya diam.

"Justin...bisa kau menutup lagi kelambunya?aku butuh tidur...please..."pintaku tanpa membuka mata.

"kau ingin bisa tidur nyenyak?"tanyanya lagi masih berbaring disampingku.

"hmm.."sahutku.

"aku juga tidak bisa tidur sejak kejadian itu Athena..."ucapnya.

Kali ini aku membuka mataku yang sayu karena lelah. Aku lihat Justin terlihat kacau.

"astaga..."dengan suara serak aku akhirnya bangun dan menutup kelambu dan kembali berbaring. Justin hanya menatapku dan mendesah berat.

"ada apa?" kali ini aku berbaring miring menghadapnya.

Aku menguap dan mengedipkan mataku dengan berat. Saat Justin meraih tanganku dan mencium telapak tanganku membuatku merasa bergetar aneh.

"maafkan aku Athena..."ucapnya parau.

Aku menaikkan alisku. Heran dan bingung untuk apa kata maaf nya.

"aku sungguh menyesal...kejadian yang menimpamu..."

"sudahlah J... Itu bukan salahmu...hanya saja apa kau tak apa-apa dengan kontrak kita??" aku menarik tanganku yang digenggamnya dan tidur berbaring.

Aku memejamkan mataku dan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.

"yang dikatakan Mia benar...aku seorang pembunuh...aku membunuh ayahku sendiri..."rasa sesak itu memenuhi paru-paru dan serasa akan meledak jika aku menyimpan terus rahasia ini.

Justin menghapus air mataku yang meleleh tanpa bisa kutahan.

"maaf..."bisiknya ditelingaku.

"jika saja hari itu aku tidak mengunjungi Nathan dikampusnya..."gumamku.

"Nathan..."

"He-em...Nathan, kami pernah berkencan...setidaknya itu menurutku dan aku tak tahu jika dia juga berkencan dengan Mia..."

Deg! Aku merasakan detak jantung Justin memompa lebih cepat.

"beberapa kali kami berciuman dan itu membuat Mia marah padaku...saat aku memutuskan untuk bertanya pada Nathan disitu aku tahu bahwa dia mempermainkan perasaanku tapi menurut Daniel berbeda... Dia mengatakan Nathan jatuh cinta padaku dan Mia cemburu... Tapi apa arti kata cinta itu jika hanya menyakitiku??"

Aku membuka mataku dan menatap kosong langit-langit kamarku.

"aku menangis sesampai dirumah dan tertidur tanpa menyalakan lampu. Saat aku tertidur..."

Aku menggantung ceritaku seakan bayangan itu begitu dekat dan baru saja terjadi.

"dia memperkosaku J... Ayahku..."ucapku parau.

"dan saat itu juga aku membunuhnya setelah dia puas menikmati tubuhku!aku membunuhnya..." aku terisak dalam tangisku.

"selama satu tahun aku seperti zombie...aku mulai menjauh dari dunia luar dan menjauh dari laki-laki.."

Justin memelukku yang menangis terisak.

"maaf Athena...aku membuatmu menderita..."ucapnya berbisik ditelingaku.

Aku merasakan rahangnya mengeras dan nafasnya memburu.

"aku hanya ingin hidupku normal J...tapi....bayangan itu selalu menghantuiku..."

"hei...hidupku juga tak pernah normal..."ucapnya serak.

"Athena..." kali ini J menangkup wajahku yang sembab.

"aku akan menebus kesalahanku padamu..."

"ap..." belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku dia menciumku dengan lembut dan menuntut.

"aku akan membuat hidupmu normal..."

Ucapnya disela ciumannya.

" J?"

"i love you.."bisiknya dengan ciuman yang semakin dalam. Kembali bayangan itu muncul.

"hentikan..."bisikku. Tubuhku bergetar takut.

"pandang aku Athena..."perintahnya. Aku membuka mataku dan menatap mata sedihnya.

Aku membelai wajahnya yang sedikit tirus. Bagaimana bisa hanya dalam seminggu dia jadi lebih kurus??

Dan apa yang tadi dia bilang?

I love you?

Apakah aku bermimpi?

Tidak....dia benar-benar ada dan menciumku. Mencium mataku, pipiku, bibirku dan menggigit bibir bawahku.

Aku mendesah saat Justin mencium leherku dan terus mencium turun kebawah.

Aku tak tahu, bayangan itu harus kulawan. Caranya? Tentu saja menikmati semua ini.

Gila? Yah mungkin aku gila.

Kurasa aku memang gila sejak kejadian itu.

Yahhh...benar..

My Love From JupiterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang