Past Story

5K 466 1
                                    

Justin POV

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu terjadi. Wajah wanita Asia yang keluar dari ruangan dengan wajah sedih dan mata berkaca yang siap menumpahkan airmatanya. Bahu yang terguncang lembut dan kebisuan membuat ada perasaan aneh. Saat aku hendak melangkah ada seseorang yang keluar dari ruangan yang sama dengan wajah tak kalah kacaunya.

Aku kembali mengacak rambutku dengan frustasi. Saat kudengar suara mama berteriak memanggilku dan menyerukan ada tamu membuatku kesal. Ini masih pukul dua siang dan Siapa yang datang?

"Hai bad boy..."suara lembut itu membuatku melongo. Disana disudut kursi ada Emma dengan ice cream ditangannya.

"astaga...kau tambah cantik Saja.."ucapku seraya memberikan ciuman kecil dipipi.
Dia adalah sahabat terbaik yang kumiliki. Aku, Emma dan Nathan adalah sahabat sejak kecil.

"kenapa kau terlihat kacau begitu?"tanya Emma.

Aku kembali mengacak rambutku dan menatap Emma dengan kesal.

"kapan kau kembali ke arena balap?"

Emma menatapku penasaran. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berfikir sejenak.

"entahlah..."ucapku ragu.

Ada keengganan menghinggapi hatiku.

"kau masih berharap dia kembali?"

Aku hanya tersenyum masam memanggapi pertanyaan Emma.

"kudengar dia bertunangan dengan seorang pengusaha..."Emma mengelap tangannya yang basah oleh ice cream dan duduk fokus menghadap kearahku.

"yahhh....aku sudah mendengarnya dari beberapa orang yang dekat dengannya..."aku terdiam lagi.

Mia, yah dia adalah alasanku kenapa aku berhenti balap mobil. Aku mencintainya dan apapun akan kulakukan untuknya tapi dia perlu waktu sampai akhirnya aku disini sendiri menunggunya dengan melakukan hal-hal yang kuharap bisa membuatnya kembali.

"lalu...setelah pengorbananmu apa yang kau dapatkan darinya?"tanya Emma.

Apa yang kudapatkan?

Kurasa aku tak dapat apa-apa tapi aku semakin kehilangannya.

"apa kau akan jadi Nathan 2??"Emma tertawa kecil.

Aku mengerutkan keningku tanda bingung.

"7 tahun Nathan mencari cintanya seperti orang gila dan kau tak tahu itu?"tanya Emma dengan wajah heran.

"yah..kau tahu aku tak terlalu peduli gosip keluarga..."aku tertawa.

"yah...kau hanya peduli pada Mia dan balap mobilmu itu..!!"protesnya kesal.
Well banyak acara keluarga yang aku lewatkan termasuk pernikahan Emma karena aku sibuk mengikuti balapan dan jarang ada di New York.

Baru dua tahun terakhir ini aku menetap disini tapi saat ini aku lebih sering di Venice mengelola bisnis baru yang aku buka bersama rekanku dari Yunani.

"Oh ya..ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan padamu!"

Emma meraih handphonenya dan memencet layarnya dengan serius.

"ini..."

Emma menunjukkan berita di Internet tentang diriku dan gadis berbaju merah.

"Athena.."gumamku pelan.

Dan seketika aku teringat kejadian dikantor gadis itu.

"kau berkencan dengannya atau hanya gosip murahan?"

"tunggu dulu...kenapa nada bicaramu serius sekali begitu?"aku memperbesar screen handphone Emma dan menatap wajah gadis itu dengan serius.

Wajahnya kecil dengan mata bulat yang hitam dengan wajah yang lelah.

"kau tahu siapa dia?"

Aku menatap Emma.

"apa hubungannya dengan Nathan?"

kali ini aku bertanya dengan serius.

Emma menyipitkan matanya dan menatapku dengan ragu.

"kau mengenalnya bukan?"tanyaku lagi.

"Dia.."

Emma menarik nafas dalam-dalam. Aku menatapnya serius dan ia tahu aku sedang serius.

"Nathan pernah mengejarnya saat dulu dia masih kuliah dan gadis itu masih sekolah..."Emma terdiam lagi.

Menarik nafas dan menungguku bertanya tapi aku masih dia menunggu kelanjutan kata-katanya.

"tapi kau tahu bagaimana Nathan bukan...dia mengejar gadis itu hanya untuk taruhan.."

Emma mendesah sedih.

"tapi gadis itu benar-benar jatuh cinta pada Nathan"tebakku.

"ya.."

Emma mengangguk membenarkan apa yang ku ucapkan.

"tak hanya itu saja..."

Aku mengerutkan keningku bingung.

"Nathan bahkan mengatakan bahwa dia gadis lugu yang sangat seksi pada pacarnya saat itu dan celakanya gadis itu Mendengar apa yang dia ucapkan...dan begitulah...gadis itu tiba-tiba hilang dari kehidupan Nathan..."

"dan sibrengsek itu berusaha minta maaf ?"tanyaku.

"begitulah...menurut Nathan gadis itu sangat membencinya.."

Aku termenung sesaat dan menatap Emma masih ragu.

"beberapa hari lalu aku melihat Nathan dan Athena.."ucapku kesal.

"dan kau cemburu?"

Sudut bibir Emma sedikit terangkat keatas membentuk senyum geli.

"cemburu?!oh astaga Emma...kau tahu aku..."

Aku terdiam dan berusaha menahan kata-kata yang hampir saja membuatnya tahu perjanjianku dengan gadis itu.

"tentu saja aku cemburu karena dia pacarku!"ucapku lantang.

Emma menaikkan alisnya terkejut dan tak percaya.

"kau...?"

"kau...dan gadis itu?ja-jadi...kalian berdua....."

Emma menutup mulutnya tanda syok.
"ya!! kami berkencan....berhubung dia dan Nathan sudah tidak ada hubungan aku bebas bukan?" tanyaku pada Emma.

"kau tidak sedang bermain atau memanfaatkannya bukan?"Emma menatapku serius kali ini.

"tentu saja tidak... aku menikmati kencan kami..."sahutku seraya tertawa.

"baiklah...aku harus menemuinya sekarang...kami ada janji kencan..." ucapku tanpa peduli lagi dengan Emma yang berteriak kesal.

My Love From JupiterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang