Chapter 22 - Chance

4K 286 7
                                    

Sonya

Mendengar alarm di hapeku berbunyi membuatku refleks bangun dan mematikannya. Untuk beberapa detik aku merasa bingung berada dimana dan langsung panik. Sejak insiden mabuk dan berada di tempat tidur dalam keadaan telanjang bersama Riza, aku langsung panik jika terbangun bukan di kamarku sendiri.

Ketika sadar ada lengan yang memeluk pinggangku, aku menoleh dan mendapati Gerald sedang tidur. Aku baru ingat aku tidur di kamar Gerald semalam dan menyadari kenyataan bahwa kami tidur sambil berpelukan membuat jantungku langsung berdebar. 

Dengan sangat perlahan aku melepaskan lengan Gerald dari pinggangku, berharap Gerald tidak terbangun. Aku memperhatikan wajah Gerald ketika tidur karena aku tidak akan bisa menatapnya terang-terangan begini kalau dia sedang bangun.

Rambut hitamnya yang tebal berantakan tapi membuatnya terlihat semakin seksi di mataku. Walaupun umurnya sudah hampir menginjak kepala tiga, Gerald masih sangat baby face. Aku ingin sekali menyentuhnya tapi takut. 

Takut membangunkannya.

Takut tidak bisa berhenti.

Takut perasaan yang susah payah kupendam langsung muncul ke permukaan.

Takut aku semakin jatuh cinta.

Takut kalau pada akhirnya aku akan kecewa lagi.

Rasa takut itu menang. Akhirnya aku turun dari tempat tidur dan dengan perlahan keluar dari kamar Gerald. 

***

"Jadi ceritain gimana awal mulanya kamu bisa nikah sama Gerald?" tuntut Niken saat kami makan siang. Sengaja hari ini aku memilih makan siang di tempat yang agak jauh jadi kemungkinan orang kantor yang datang dan mendengar percakapan kami kecil.

"Iya iya sabar. Makan dulu sih."

"Traktir ya tapi? Itung-itung pajak nikah," kata Niken sambil cengengesan.

"Huh dasar. Kerjaannya meres mulu. Yaudah deh. Tapi nggak marah lagi ya?" Niken memang sempat ngambek karena tiba-tiba mendapatkan undangan pernikahanku dan Gerald tanpa pernah tahu kami pacaran. Faktanya kami memang tidak pernah pacaran. 

Akhirnya aku menceritakan semuanya dari awal Gerald mengaku suka aku sampai pura-pura nikah karena perebutan hak asuk Glenn. Rasanya lega sekali aku bisa cerita tentang ini. Aku memutuskan cerita sejujurnya sama Niken karena aku tahu hanya dia yang tidak akan menghakimiku. 

"APA? Jadi kalian cuma... pura-pura?"

Aku mengangguk.

"Aku nggak tahu sih mesti benci atau nggak sama Riza. Sorry maksudku sama you-know-who. Gara-gara you-know-who juga akhirnya kalian bisa nikah. Yah walaupun cuma pura-pura. Emang kenapa juga harus pura-pura kalau saling cinta?"

"Aku nggak pernah bilang aku cinta," protesku.

"Jangan bilang kita sahabat kalo aku nggak tahu kamu cinta sama Gerald. Ngaku aja deh kamu cinta kan sama dia?" Aku sebal sekaligus senang karena Niken mengenalku luar dalam. Tapi artinya aku tidak akan pernah bisa menyimpan rahasia darinya. Sikap diamku membuat Niken yakin kalau dugaannya benar.

"Gerald juga cinta sama kamu terus masalahnya apa?"

"Kamu peramal? Yakin bener Gerald cinta sama aku," ujarku walaupun diam-diam aku senang mendengarnya.

"Please deh kamu harus liat gimana cara Gerald mandang kamu. Kaya kamu satu-satunya wanita di dunia. Yang kaya gitu bukan cinta namanya?" Aku langsung tersipu malu. Aku tahu maksud Niken. Selama ini jantungku juga selalu berdebar kencang setiap kali Gerald memandangku dengan intens. 

BrokenKde žijí příběhy. Začni objevovat