Chapter 16 - (Fake) Marriage

4K 275 0
                                    

Sonya

Gerald benar-benar menepati janjinya untuk menemui orang tuaku. Dia bahkan bertanya apa makanan kesukaan orangtuaku dan membawakannya untuk mereka. Soto ayam untuk Ibu dan bebek goreng untuk Bapak. Yang membuatku sangat terkesan adalah dia juga membawakan pizza untuk Sarah dan mainan untuk Glenn. 

Sarah langsung mendukung Gerald jadi ayah baru untuk Glenn hanya dengan seloyang pizza. Tanpa malu-malu dia bahkan minta dibawakan sushi yang disetujui Gerald jika ia datang lagi. Dasar anak itu bikin malu.

Gerald sangat pintar mengambil hati orang. Aku bisa merasakan keluargaku langsung jatuh cinta dengan sikap hangat dan senyum tulus Gerald. Walaupun kami setuju ini adalah pernikahan pura-pura, tapi Gerald benar-benar berusaha mengambil hati keluargaku. Dan aku sangat menghargai itu.

"Jadi kak Gerald udah berapa lama pacaran sama kak Sonya?" ceplos Sarah yang langsung kuberi tatapan mematikan. Anak ini kalau ngomong memang nggak dipikir.

Bapak dan Ibu langsung terbatuk-batuk. Aku memang tidak memperkenalkan Gerald sebagai pacar atau calon suami. Tapi aku memang tidak pernah membawa teman laki-laki ke rumah selain Riza.

"Kalian pacaran?" tanya Ibu sambil memberiku tatapan penuh tanda tanya. Terakhir kali kami membahas Gerald, aku bahkan menangis tersedu-sedu karena aku merasa tidak pantas dan sekarang aku malah membawa Gerald ke rumah. Aku tahu Ibu pasti bingung.

"Begini Om dan Tante biar saya jelaskan," kata Gerald membuatku sangat gugup.

"Saya minta maaf karena baru sekarang menemui Om dan Tante. Tapi itu karena akhirnya Sonya bersedia membuka hatinya untuk saya. Karena itu sebelum Sonya berubah pikiran, hari ini saya datang untuk meminta restu Om dan Tante. Kalau Om dan Tante mengizinkan, saya ingin menikahi Sonya," kata Gerald dengan tenang yang langsung disambut tepuk tangan Sarah, pelototan Bapak dan senyum Ibu.

Untungnya Glenn sudah tidur sehingga aku tidak perlu menjelaskan maksud perkataan Gerald barusan. Glenn sedang dalam masa-masa ia ingin tahu semua hal yang terjadi di sekitarnya. Bagaimana mungkin aku menjelaskan tentang pernikahan kepada anak umur 4 tahun?

"Saya tahu saya mungkin bukan pilihan terbaik untuk Sonya. Tapi, saya bisa memastikan Sonya dan Glenn tidak akan kekurangan bersama saya. Saya akan menjaga mereka dengan baik. Kalau Om dan Tante mengizinkan saya berhubungan dengan Sonya, saya akan membawa orangtua saya menemui Om dan Tante untuk membuktikan bahwa saya serius dengan Sonya."

Aku bisa melihat wajah Bapak tegang dan siap mematahkan leher Gerald. Sejak hubunganku dengan Riza, Bapak selalu berhati-hati dengan setiap teman laki-lakiku. Aku tahu Bapak khawatir pengalaman burukku bersama Riza akan terjadi lagi.

"Kamu tidak masalah dengan status Sonya?" tanya Bapak sambil menatap tajam Gerald. 

Gerald menggeleng pasti. "Saya tidak masalah sama sekali. Bahkan saya sudah sayang sama Glenn." Orangtuaku juga melihat bagaimana Glenn selalu nempel dengan Gerald.

"Orangtua kamu bagaimana?" tanya Bapak lagi.

"Mereka tidak masalah."

Bapak terus menginterogasi Gerald seperti polisi menginterogasi tersangka korupsi yang membuatku kasihan terhadap Gerald. Sebenarnya aku sudah mengusulkan untuk memberi tahu orangtuaku tentang rencana ini. Tapi Gerald menolak karena ia tidak mau orangtuaku juga terlibat kebohongan kami. Mereka memang tidak tahu masalah perebutan hak asuh Glenn karena aku tidak ingin mereka cemas. Tapi yang aku takutkan terjadi. Bapak akan memperlakukan Gerald seakan-akan dia penjahat hanya karena Gerald bilang ingin menikahiku.

Kurasa itu adalah cara Bapak untuk melindungiku dari rasa sakit karena perceraian. Bapak menjadi overprotective dan mencurigai semua teman laki-lakiku. Dan aku sangat terkesan dengan cara Gerald menghadapi pertanyaan Bapak. Bapak memang sangat menyeramkan dengan kumis tebal dan tubuh besarnya. Tapi Gerald sangat tenang dan bersikap seakan-akan aku adalah putri raja yang sangat cantik dan dia bersedia melakukan apapun untuk menikahiku.

Aku tahu Bapak juga terkesan dengan keberanian Gerald meminta restu dari orangtuaku. Dibanding si brengsek Riza yang tidak mau bertanggung jawab menikahiku pada awalnya sampai Bapak memukulinya dan mengancam melaporkannya ke polisi. 

Gerald sangat gentleman. Dan mapan. Dan tidak masalah dengan status jandaku. Dan sangat cocok dengan Glenn. List yang menunjukkan Gerald adalah calon suami terbaik untukku sangat panjang sampai aku takut sendiri. Aku terus mengingatkan diriku sendiri kalau ini hanya pernikahan pura-pura. 

"Kakak anaknya keluarga Hadikusumo? Yang punya department store itu?" tanya Sarah kaget setelah Gerald menyebutkan nama orang tuanya. 

"Yang punya keluargaku sih bukan aku. Tapi Om dan Tante tenang aja. Aku sudah punya rumah, apartemen dan mobil karena hasil kerjaku sendiri bukan punya orangtuaku. Aku jamin kalaupun suatu hari keluargaku bangkrut, Sonya dan Glenn tidak akan kekurangan."

Satu lagi poin plus untuk Gerald. Dia tidak pernah membawa-bawa nama keluarganya. Walaupun aku percaya keluarga Gerald tidak akan bangkrut (bahkan gosipnya harta keluarganya tidak akan habis tuju turunan), tapi aku tahu Gerald mampu mencari penghasilan dengan usahanya sendiri tanpa melibatkan keluarganya. Buat apa dia bekerja di perusahaan orang kalau dia bisa langsung mendapatkan posisi sebagai direktur di perusahaan orangtuanya?

Kesimpulannya, Gerald adalah menantu idaman. Hanya butuh dua jam untuk mengambil hati orangtuaku. Bahkan aku yakin orang tua manapun akan langsung menyetujui anaknya dinikahi Gerald kalau tahu latar belakangnya. 

"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Ibu bahagia.

Aku tahu Bapak dan Ibu khawatir aku tidak akan menikah lagi dan melihat mereka sebahagia ini membuatku merasa sangat bersalah.

Aku tidak bisa membayangkan kalau orangtuaku tahu ini pura-pura. 


A/N thank you thank you thank you thank you for 1000 reads (norak banget padahal cuma 1000). thank you for taking time to check out this story :') wish you have a beautiful day!

BrokenWhere stories live. Discover now