Chapter 18 - Feeling

3.6K 281 11
                                    

Sonya

Aku tidak pernah menceritakan masa laluku dengan Riza kepada siapapun. Bahkan Niken pun tidak tahu. Keluargaku pun tidak pernah mengungkit nama Riza lagi seolah nama itu tabu untuk dibicarakan. Membicarakan ini dengan Gerald bukan ide yang bagus. Tapi Gerald berhak tahu.

"Apa yang mau kamu tahu?" tanyaku ke Gerald.

"Semuanya kalau kamu bersedia untuk cerita."

Aku menghela napas panjang sebelum menjawab.

"Aku pertama kali ketemu Riza saat kuliah . Kami sama-sama anggota BEM kampus walaupun beda jurusan. Aku tahu persis aku tidak akan cocok dengan laki-laki seperti Riza. Populer, disukai banyak orang, mudah bergaul dan sering gonta-ganti pacar. Kadang-kadang aku merasa kamu dan Riza sangat mirip," kataku yang langsung diprotes Gerald, "aku nggak suka gonta-ganti pacar."

Aku mengabaikan protes Gerald dan melanjutkan ceritaku, "Tapi tetap saja aku jatuh cinta dengan Riza. Kami mulai pacaran saat tingkat akhir kuliah. Empat bulan pertama sangat menyenangkan. Aku merasa diperlakukan seperti putri raja. Kemudian Riza mulai mengajakku ke bar, bertemu dengan teman-temannya. Aku sudah merasa tidak nyaman dengan pergaulan Riza tapi terlalu dibutakan dengan cinta untuk menolak. Riza mengajakku ke pesta ulang tahun temannya. Tapi aku tidak menyangka pestanya diadakan di hotel. Sebelumnya aku terus menolak tawaran Riza untuk minum alkohol. Tapi hari itu, Riza memaksa karena katanya aku terlalu serius dan tidak menikmati hidup. 

'Kamu sudah 21 tahun. Masa nggak berani minum? Segelas aja. Kan ada aku', begitu katanya. Riza terus memaksa dan akhirnya aku mulai minum. Aku tidak tahu berapa banyak gelas yang diberikan Riza. Akhirnya aku...mabuk. Mungkin dia juga. Aku tidak ingat. Dan besoknya kami berdua sudah berada di dalam kamar. Telanjang." Aku berhenti sesaat untuk melihat ekspresi Gerald. Ekspresi wajahnya tetap serius tapi tubuhnya tidak serileks tadi. 

"Dua bulan kemudian aku baru sadar kalau aku hamil. Aku takut. Sangat takut. Aku memberitahu Riza. Ketika dia mengajakku pergi, aku pikir dia mengajakku ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisiku. Tapi dia malah mengantarku ke dukun untuk menggugurkan kandunganku. Saat itu aku tahu aku telah menyerahkan hatiku ke orang yang salah. Aku meninggalkannya dan menangis sepanjang perjalanan pulang. Aku memberitahu orang tuaku pada akhirnya. 

Orang tuaku histeris dan menuntut pertanggungjawaban Riza. Akhirnya dia terpaksa menikahiku. Sejak tahu aku hamil, dia dan keluarganya menyalahkanku. Aku dianggap perusak masa depan Riza. Aku dianggap cewek penggoda, cewek matre, sengaja hamil supaya dinikahin Riza dan banyak hal lainnya. 

That's not even the worst part. Yang lebih menyedihkan lagi, aku hanya bahan taruhan antara Riza dan Reza, saudara kembarnya. Riza tidak pernah benar-benar mencintaiku. Dia hanya ingin tidur denganku. Rasanya duniaku runtuh. Orang yang paling aku cintai hanya menginginkan tubuhku. Setelah Glenn lahir, kami bercerai. Ada lagi yang kamu ingin tahu?" tanyaku sambil menggigit bibir, berusaha agar air mataku tidak jatuh. 

"I'm sorry it happened to you." Sebelum aku sadar apa yang Gerald lakukan, dia sudah memelukku. Aku pikir aku sudah melupakan masa laluku dan semua yang berkaitan dengan Riza dan keluarganya. Ternyata belum. Luka itu terbuka lagi saat aku teringat mereka. Aku mengingat semua cacian dan hinaan yang mereka lontarkan. Aku merasa jijik pada diriku sendiri. Aku mulai menangis di pelukan Gerald.

Yang mengejutkan adalah aku merasa nyaman dan aman di pelukan Gerald . Tidak ada penghakiman, tidak ada rasa kasihan di matanya, yang ada hanya nada tulus dalam suaranya. Gerald seperti memberitahuku bahwa bagian terburuk dari hidupku sama sekali tidak mempengaruhi penilaiannya terhadapku lewat pelukannya.

Gerald

Sekarang gue tahu kenapa Sonya dingin banget sama cowok. Mantan suaminya aja brengsek banget. Gue yakin 100% si brengsek itu sengaja bikin Sonya mabuk. Yang bikin gue makin naik darah, dia minta Sonya gugurin kandungannya. Berarti Glenn nggak akan lahir ke dunia ini. Gue nggak bisa membayangkan kalau gue nggak pernah ketemu Glenn. Cute and adorable Glenn. 

Melihat Sonya nangis sesunggukan begitu serasa ada orang yang ngiris hati gue pake pisau. Gue bersumpah dalam hati kalau gue akan memastikan hidup Riza menderita karena udah bikin Sonya sengsara kaya gini. Kenapa Sonya nggak ketemu gue dulu sebelum dia ketemu sama si brengsek?

Tiba-tiba Sonya melepaskan pelukan gue. "Maaf kemeja kamu jadi basah." Like I care. Pengen gue tarik dia ke pelukan gue lagi, tapi dia langsung duduk menjauh. Sial. 

"Jadi kamu masih mau nikah sama aku? Maksudku pura-pura nikah. Orang tua kamu kan sangat berpengaruh. Aku aja kadang jijik sama diri aku sendiri. Aku benci diriku sendiri karena sebegitu bodohnya. Status jandaku aja pasti membuat mereka tidak setuju. Apalagi kalau sampai orang tua kamu tahu kalau aku hamil di luar nikah."

Gue benci denger Sonya ngomong gitu tentang dirinya. Dia mestinya ngeliat dirinya sendiri pake mata gue. Yang gue liat adalah wanita cantik dan cerdas. Dan setelah mendengar masa lalunya, gue ngeliat dia sebagai wanita kuat dan pemberani. Dia bisa aja ngambil jalan pintas dengan gugurin kandungannya. Tapi dia nggak ngelakuin itu. 

"Aku malah mau nikah sama kamu lebih dari sebelumnya." Gue bakal buktiin kalau gue beda sama si brengsek itu.

"Ger, kamu nggak perlu ngelakuin ini. Jangan karena kasian, kamu..."

"Kalau kamu mulai lagi, aku akan cium kamu sekarang dan langsung bawa kamu ke KUA supaya kita langsung nikah hari ini juga," potong gue kesel. Kapan sih Sonya bakal sadar kalau gue tuh bener-bener cinta sama dia? Gue bahkan mau nikah sama dia walaupun dia anggep ini pura-pura. Terserahlah yang penting gue nikah sama dia. 

"Ger, aku..."

"Aku bahkan bisa ngelakuin lebih dari ciuman kalau kamu masih berusaha mengubah pikiran aku," kata gue yang sukses bikin Sonya diam.

Sebenernya gue agak kecewa sih dengan sikap penurutnya Sonya. Batal deh cium Sonya. 

"Kamu percaya kan kalau kamu mau nikah sama kamu bukan karena kasian? Dan aku bisa pastiin orang tua aku nggak akan kaya orang tua si brengsek itu. Kamu percaya kan?" Sonya mengangguk.

Dan aku akan pastiin kamu akan ngaku kalau kamu jatuh cinta sama aku pada akhirnya, kata gue dalam hati.

Thank you thank you thank you for those who still read this story. I'll try to update as soon as I can. Wish you have a wonderful Valentine day! kiss kiss kiss. 


BrokenWhere stories live. Discover now