Shichi

666 19 0
                                    

Pukul 4 sore saat Deon baru saja pulang dari bengkel motor selesai menservis motor Lea. Saat melewati ruang keluarga, terlihat mami dan papi yang sedang sibuk dengan aktifitas mereka sendiri. Mami menonton berita, Papi dengan koran hariannya.

"Assalamualaikum... selamat soree..." sapa Deon sembari duduk disamping Mami.

"Wa'alaikumsalam." balas Papi dan Mami bersamaan.

"Dari mana aja, De? Kok baru pulang." tanya mami pada Deon.

"Biasa, bengkel. Pacarnya Lea rewel lagi..."

bugg

Koran yang tadi dibaca papi seketika berubah jadi tongkat koran yang sangat tebal lalu dengan cepatnya menimpa lengan kiri atas Deon dengan keras.

"Aduh pi... sakit ,Papi... kenapa main pukul teruss.. apa salahku yang unyu inii..."

bugg

"Papiii..."

"Makannya kalo ngomong jangan sembarangan. Dasar bocah." jawab Papi dengan wajah yang dibuat segarang mungkin kepada Deon yang hanya meringis melihatnya. Sebenarnya itu hanya akting papi kepada anak-anaknya yang dibuat saat Dean, Deon, dan Lea masih kecil, tapi ya, tidak pernah mempan lagi karena mereka sudah dewasa.

"Hehehee peace papi... peace.. damai yak.. damai..." cengir Deon dengan membentuk tanda damai dengan jari ditangan kanannya.

Mami hanya bisa geleng kepala menyaksikan pertengkaran Deon dan Papinya. 

"Oh iya, Mi, Lea udah pulang belum?" tanya Deon pada Maminya.

"Mami nggak tau. Keliatannya sih udah. Coba cek aja dikamarnya." jawab mami jujur karena memang belum melihat Lea sejak jam pulang sekolah. Bukan berarti mami tidak peduli, hanya karena mami tau kalau Lea sudah pulang lebih memilih mengunci diri didalam kamar.

"Oh, ya udah Deon cek dulu dikamarnya. Deon naik dulu." 

Deon lalu pergi kekamar Lea yang ada dilantai atas, bersebelahan dengan kamarnya dan Dean. Baru menaiki 2 anak tangga, Deon kembali berbalik dan bertanya pada maminya.

"Eh lupa. Mi, si Dean belum pulang?"

"Yee mana Mami tau. Kalo dirumah engga ada ya berarti belum dateng." jawab mami dengan sebal karena acara menontonnya diganggu oleh Deon -lagi-.

"Mami mah gitu, ditanya baik-baik sewot aja"

Seketika itu juga tatapan tajam kembali mengenai mata Deon.

"Ampun papii..." jawab Deon terkekeh geli langsung kabur kembali menaiki anak tangga.

================================================

Deon menaiki satu persatu anak tangga yang menghantarkannya ke lantai dua. Lantai dua hanya memiliki 2 ruangan yaitu kamarnya dan Dean serta kamar Lea, juga satu ruang outdoor yang biasa digunakan untuk acara barbaque-an bersama.

Sampai didepan pintu kamar Lea, Deon merasa sekitar yang sangat sepi. Saat ia mencoba membuka pintu, yang ada dikunci dari dalam menandakan Lea memang sudah ada dirumah. Sedikit lega, ia mulai mencoba memanggil Lea.

"Le, lo didalem kan?" tanya Deon dengan mengetuk pintu kamar.

Tidak ada jawaban sama sekali. Ia terus mengetuk sampai terdengar suara Lea dengan sangat lemah.

"Samping, Kak"

Seketika juga Deon lari menuju kamarnya dan membuka connecting door. Ia khawatir mendengar nada bicara Lea yang lemah. 

Waiting For YouWhere stories live. Discover now