Kyuu

594 17 2
                                    

Hari-hari UAS berlalu dengan sangat lambat dan membosankan. Dimulai pada hari Minggu saat Mami dan Papi pergi ke Surabaya dan akan berarkhir pada hari Sabtu saat UAS terakhir.

Mulai dari pengawasan kak Deon, pembelajaran kak Dean, penyitaan Laptop dan novel, pemutusan koneksi Wifi selama 6 hari full membuat Lea yang -sedikit- tertekan semakin tertekan. 

"Lebih baik Mami dirumah tapi semuanya aman daripada duo De rempong nggak karuan!"  begitulah yang selalu diucapkan Lea saat sampai disekolah.

Selama Senin-Jumat pun Lea tidak bisa membawa motor kesayangannya karena harus menerima kenyataan bahwa motor Dean rusak, yang otomatis motornya beralih sejenak ke Dean dan dia harus rela antar-jemput dengan Deon. Sebenernya dia nggak mempermasalahkannya, cuma hal itu membuatnya keki berat. Tiap kali Deon antar-jemput didepan sekolahnya pasti banyak cewek yang terang-terangan terpesona dengan Deon. Yang membuatnya semakin muak adalah sikap sok PD Deon yg terlampau besar.

"Apaan coba yang diliat. Orang jelek kek kini kok diidolain. Hih mending bawa motor sendiri. Risih gua diihatnya."

"Cemburu lo, Le? Bilang ajaa, ku tau kok kakak mu ini emang ganteng dan pasti banyak fans nya."

Selalu dan selalu terjadi dalam 5 hari terakhir.

========

"Besok bawa noh motor. Motor gue udah kelar." ucap kak Dean saat memasuki kamar Lea.

Lea yang sedang berkutat dengan 3 mapel terakhir langsung duduk memutar kearah Dean.

"Eh? Beneran??" tanya Lea dengan antusias.

"Beneran. Jangan mau diantar jemput ma Deon lagi, ntar narsisnya kumat," jawab Dean cuek menerobos masuk lalu tiduran dikasur Lea.

"Yeeaayyy.... akhirnyaa... Makasiih...." Teriak Lea memenuhi seluruh ruang kamar yang membuat Dean mau tak mau harus menutup kuping rapat-rapat.

"Yuhuu aha aha I Love It yuhuu hahahahah," nyanyi Lea dengan sangat senang.

"Iye udah berisik. Sono belajar yang bener. Sekalian numpang tidur ya." usir Dean pada Lea yang langsung merubah wajahnya menjadi masam.

"Dasar babi pink manja," desisi Lea yang ternyata masih didengar oleh Dean.

"Lo kali yang babi," jawab Dean sarkatis.

Malas berdebat akhirnya Lea mengalah dan kembali berkutat dengan 3 mapel UAS terakhirnya, Matematika C*, Seni Budaya, dan Bahasa Jepang.

Sebelum Dean belum benar-benar tertidur, Lea meminta bantuan kepada Dean,

"Kak ntar tutor Matematika ya, eskrim 1 deh." pinta Lea sambil menawarkan bayarannya

"Eskrim 2 atau enggak sama sekali." jawab Dean dengan nada mengantuk

"Menyebalkan sekalii pemirsaaa... huh.... Okelah." ucap Lea dengan gusar. Dean dan Deon selalu punya cara untuk menghabiskan uang jajan Lea dalam sebulan. Seperti ini contohnya.

"Deal." jawab Dean yang kemudian terlelap didalam mimpi.

"Dasar kakak nyebelin. Punya kakak kok ngga ada yang bener. Untung sayang, kalo enggak udah aku buang ke Afrika deh." ucap Lea dengan sebalnya lalu kembali terfokus pada pelajaran.

==================================================================================

ditempat lain...

"Gimana? Persiapan udah?" tanya seseorang kepada laki-laki berhoodie hitam disebuah lobby hotel.

"Udah kak tinggal nanti malem aja." jawab laki-laki berhoodie tersebut dengan mantap.

"Oke, gue serahin semua ke lo. Semoga semua rencana selama  3 tahun ini berhasil. Gue udah terlalu capek dalam permainan ini. Setelah ini, urusi semuanya sendiri. Gue nggak mau lagi terlibat. Terlalu capek dan sakit." ucap seseorang dengan nada serius.

"Baik kak. Aku akan lakuin semuanya sendiri mulai sekarang. Maaf sudah merepotkan kalian semua selama ini. Dan terimakasih karena sudah menjaganya meski dia tetap hancur dan selalu bersamaanya saat dia mulai hancur." jawab laki-laki berhoodie menundukkan kepala tanda amat menyesal. Bukan hanya penyesalan belaka, tapi penyesalan dari dalam hati.

"Dapatkan dia lagi. Dapatkan kepercayaannya lagi. Gali lagi hatinya yang udah terkubur dalam. Ukir senyum diwajahnya. Bawa kembali dia yang dulu, dia yang hilang karena hatinya yang hilang.  Gue percaya lo bisa melakukannya." ujar orang tersebut menepuk pundak laki-laki berhoodie tadi. Lalu berjalan memutar hendak pergi.

"Thanks, kak Deon. Tapi mendapatkan kepercayaan Lea kembali, itu susah. Aku tidak layak mendapakannya lagi setelah apa yang aku lakukan padanya." Jawab nya pesimis.

"Gue nggak mau lo pesimis sebelum maju perang. Mendapatkan kepercayaannya kembali memang susah, tapi lebih susah lagi kalo lo ngebiarin dia terus seperti ini tanpa kepastian." jawab kak Deon berbalik menatap manik mata laki-laki berhoodie tadi. Mata penuh penyesalan dan kekhawatiran.

"Gue percaya, lo bisa, Leo. Gue tunggu lo nanti malem." ucap kak Deon berbalik lalu pergi dari lobby hotel meninggalkan Leo seorang diri.

"Terimakasih kak. Nanti malam, pasti." ucap Leo serius.

tbc~~~

==============================================================================

heyhoo... baru bisa post sekarang

udah pada taukan siapa yang dimaksud Lea?

Yup.. Leo......

mau tau kelanjutannya?? 

tunggu post selanjutnya...

Waiting For YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt