Ni

1.6K 30 4
                                    

tin... tinnn.....

Pukul 6 tepat, terdengar suara mobil dari depan rumah. Lea yang sudah siap pun langsung berlari keluar tanpa mengucap pamit kepada orang rumah (laaaa orang serumah masih pada ngebo, duhh)

"Le, buruan udah ditunggu anak-anak." teriak orang dari dalam mobil
"Iya ini udah buru buru Tika ku Bawel Kuuuuu~~" goda Lea pada salah satu sahabat baiknya-Tika- seraya mengunci pintu rumah dengan kunci cadangan yang ia punya.
"Ih apaan siihhh" Tika merasa jijik dengan ucapan Lea yg tidak biasa.

Lea berjalan riang menuju mobil, membuka pintu dan bersiap untuk duduk. Namun langkahnya terhenti, saat pandangan matanya tertuju pada satu objek. Sebuah bangunan 2 lantai yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama seperti bangunan lain. Bangunan yang dulu sering ia kunjungi bersama penghuninya. Tempat dimana Lea, duo de, dan dia mengabiskan waktu bersama. Rumah itu. Masih sama seperti dulu, 3 tahun yang lalu sebelum ditinggal pergi penghuninya entah kemana.

Lea menatap rumah bercat putih itu dengan nanar. Imajinasinya meliar. Melihat seorang anak laki-laki 1 tahun diatas dia, tengah memandang lurus kearah Lea. Senyum irit terukir diwajahnya. Senyum khas yang selalu dirindukan Lea.

"Kak..." ucap Lea sangat lirih dan hanya bisa terdengar oleh dirinya sendiri.

Lidah Lea terasa kelu untuk sekedar mengucap namanya. Hatinya serasa tergores luka tipis untuk kesekian kalinya. Nyeri dilubuk hati terdalam. 

Tak terasa mata Lea memanas. Wajah ceria seketika berubah sendu. Cairan bening hangat lolos begitu saja tanpa disadari.

Tika yang menyadari keanehan Lea langsung menarik Lea dari alam imajinasinya.

"Leee sampe kapan mau jadi patung disitu?? Kasihan anak-anak lain entar pada kabur semua klo kita telat."

"Eh? eh iyaa maaf maaf" Lea yang tersadar, langsung menghapus jejak air mata yang ada diwajahnya. Ia tidak ingin membuat Tika khawatir.

Tak perlu menunggu lama, Lea sudah duduk disamping Tika dan mereka langsung meluncur ke arah taman kompleks yang lumayan jauh dari rumah mereka.

======================================================

Sampai tujuan, Tika langsung memarkir mobilnya ditempat parkir mobil dan menarik Lea dengan terburu-buru. Lea hanya bisa mengikuti langkah panjang nan cepat milik Tika agar tak terpisah mengingat taman kompleks yang ramai saat car free day. 

"Woyyy sorry nunggu lamaa..." Teriak Lea pada yang lainnya.

"Eh buseeett ni mak lampir... Kemana ajaa?? Kita udah lumutan nungguinnya... hiiiihhh" celoteh Vita dengan wajah sok garang miliknya

"Tik, ni mak-mak tadi ngapain aja sih? Lama bener. Dasar tukang karet." tuduh Rara dengan suara cempreng miliknya

"Kalo bukan urusan bisnis dah gua tinggal ini mah." Nara pun ikut angkat bicara mengenai keterlambatan Lea yang sering terjadi.

Ya kalo ngga ngaret pas car free day ya bukan Lea namanya. Ia hanya bisa meringis dengan wajah tak berdosa andalannya. Ia melewati keempat sohibnya tanpa memperhatikan apa yg mereka omelkan kepadanya. Toh memang salahnya selalu datang telat.

Lea langsung menghampiri stand milik Bunda nya Nara dan menitipkan onigiri buatannya disana berhubung Bunda memiliki stand ditaman kompleks. Ia diizinkan menitipkan dagangannya disana karena Lea dan sahabatnya yg lain sudah dianggap anak sendiri oleh Bunda. ITu juga berlaku bagi Mom (Rara), Ibun (Tika), Mama (Vita), dan tentunya Mami nya Lea.

"Lari yuk. Berhubung udaranya nggak panas. Jarang-jarang lho cuaca bagus." ajak Lea kepada para sahabatnya. 
"Ayookk... tapi tanding ya." tawar Nara

"NOOO.... NO....." tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Vita dan Rara, sementara Tika hanya menggelengkan kepalanya melihat reaksi mereka.

===================================================================

hollaaaaaaaa.....

maaf itu dikit banget

maaf atas bertambah absurdnya ini cerita 

semoga kalian tetep suka dan mau ngasih kritik/saran pada cerita ini

maaf atas typo yang bertebarann

bye byee....


Revisi

31 Juli 2016

Waiting For YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora