"Mulai besok lo harus bersikap ramah sama Nayla. Harus! Ya istilahnya pdkt lah. Kalau lo buat dia risih terus ya kesempatan lo buat deketin dia makin sulit. Coba aja lo buat nyaman, tu cewe pasti ngga rela jauh-jauh dari lo." Sambung Adit.

"Bukannya gue ngga mau, gue cuma ngga bisa. Gue ngga bisa romantis, gue juga ngga humoris."

"Coy, cinta ngga selalu tentang romantis dan humoris, lo cukup buat Nayla nyaman dengan sikap lo yang apa adanya." Nico kembali memberi masukan.

"Tadi lo sendiri yang nyuruh gue romantis, ngasih ini ngasih itu." Kesal Rafa lalu melempar bantal sofa tepat kewajah Nico.

Rafa merasa perkataan teman-temannya benar. Tapi ia merasa bingung harus memulai dari mana. Ia terlanjur membuat Nayla menjadi musuhnya.

* * *

"Nayla, Ayo bangun! Ntar sekolahnya telat." Teriak Tante Deri saat memasuki kamar Nayla. Gadis yang tengah lelap dalam tidurnya tiba-tiba saja terbangun karena teriakan keras Tante Deri.

"Tante, ini hari Minggu." jawab Nayla dengan suara yang dibuat payau.

"Oh, ini hari Minggu? Maaf deh." Tanpa merasa bersalah Tante Deri keluar dari kamar Nayla. Nayla menggerutu kesal lalu melanjutkan tidurnya.

Baru beberapa detik matanya terpejam, ia langsung kembali terbangun lantaran ia memiliki janji dengan seseorang.
Nayla bangkit dari tempat tidur. Kemudian bergegas mandi.

Nayla sibuk mencari baju yang pas. Bagamanapun ia harus terlihat cantik di hadapan Farel. Nayla benar-benar tidak sabar untuk melepas rindu yang selama ini ia tahan.

Semenjak Nayla pindah ke Jakarta, ia sangat sulit bertemu dengan Farel. Terlebih belakang ini Farel sangat sibuk, dan hampir tidak pernah memberi kabar.

* * *

Nayla tiba disebuah kafe, tempat di mana ia dan Farel akan bertemu. Nayla masuk dan mencari keberadaan Farel. Seorang pria menggunakan kaos putih tampak asyik berbincang dengan wanita disebelahnya. Menyadari itu Farel, Nayla langsung bergegas.

Nayla tersenyum saat melihat Farel, senyum manisnya juga ia bagi untuk wanita yang kini duduk di sebelah pacarnya.
Nayla duduk di hadapan Farel. Nayla tampak bingung, siapa wanita yang di bawa Farel.

"Nay, kenalin ini Syifa. Adik kelas aku."

Nayla menjulurkan tangannya, hendak bersalaman dengan Syifa. Tapi Syifa tampak ragu. Syifa merasa takut. Karena Nayla begitu ramah dengannya. Ia jadi tidak tega, jika Nayla harus mengalami sakit hati karena dirinya.

Dengan keberanian, Syifa menyambut tangan Nayla.
"Syifa."

"Nayla."

Nayla kembali tersenyum. Sementara Farel ingin cepat melaksanakan tujuannya.

"Nay, maksud aku ngajakin kamu ketemuan itu karena..."

"Iya, iya aku tahu kamu kangen. Ceritanya nanti aja. Sekarang kita pesan makanan. Pada belom makan kan?"

"Iya." jawab Syifa.

Farel menatap Syifa dengan heran. Syifa menunduk takut. Ia benar-benar tidak siap, jika Nayla harus marah dan memaki dirinya.

"Yauda, kalian mau apa?"

"Aku mau kita putus." jawab Farel.

Syifa menganga tak percaya. Farel benar-benar melakukannya. Memutuskan hubungannya dengan Nayla.

"Farel, aku serius mau makan apa?"

"Aku juga serius, Nay. Aku mau kita putus."

Nayla melirik Syifa sekilas. Syifa tampak takut dan kembali menunduk.

"Ini ngga ada hubungannya dengan Syifa." kata Farel, karena takut Nayla akan memarahi Syifa, sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.

Nayla terdiam. Ingin sekali ia menjawab tidak. Tapi apa Farel akan merubah keputusannya jika Nayla menolak? Tentu tidak.
Farel mencoba menjelaskan, tapi penjelasan yang keluar dari mulut Farel justru menyakiti Nayla lebih dalam.

"Brengsek." kata Nayla lalu pergi. Hari yang ia pikir akan mengukir senyum dibibirnya, malah menjadi alasan hujan di matanya. Nayla merasa benar-benar kecewa. Hatinya terasa sangat sakit. Terlebih mengingat Syifa.

Farel masih tidak percaya dengan keputusannya. Jauh dari lubuk hati terdalam, ia tak ingin melepas Nayla. Bahkan tak rela jika Nayla harus bersama orang lain kelak.

"Kak, aku ngga mau kakak ngalami penyesalan. Sebaiknya kakak kejar Nayla, dan tarik semua ucapan kakak tadi." Syifa mencoba meyakinkan Farel, bahwa keputusannya itu tidaklah benar.
Tapi, Farel tetap pada keputusannya. Ia mencoba melepas Nayla. Meski ketidakrelaan tertanam di hatinya.

Hello Nayla [SELESAI]Where stories live. Discover now