Sejauh ini Faith berhasil lolos dari pengamatan orang tuanya yang selalu menganggap bahwa ia anak baik-baik. Faith telah bersusah payah menjaga citra baiknya di hadapan kedua orang tuanya selama bertahun-tahun. Ia sama sekali tidak berharap orang tuanya mengenal sisi liar dalam diri Faith yang suka bersenang-senang. Hanya dengan cara itulah Faith berterima kasih pada kedua orang tuanya.

Namun, ia tidak tahu soal perjodohan yang telah direncanakan oleh orang tuanya. Perjodohannya dengan putra seorang senator terhormat. Tuhan tahu Faith membenci fakta bahwa pria dari kalangan atas harus menikahi wanita dari kalangan atas pula. Hal itu selalu mengusik Faith dan teorinya tentang paradigma sosial.

Ian K. Landon pria yang menarik. Wajahnya tampan dan kulitnya kecokelatan. Pria itu cukup cerdas untuk lulus sebagai mahasiswa kedokteran terbaik dan sekarang bekerja sebagai ahli bedah professional di sebuah rumah sakit bedah. Reputasinya tidak tercela, kepriadiannya hangat dan menyenangkan. Dengan ketampanan dan harta yang berlimpah, lelaki itu terlalu sempura untuk ukuran wanita liar yang 'berusaha' membahagiakan ayahnya di hari-hari terakhirnya seperti Faith.

Tapi Faith tidak mengenal Ian lebih dari bocah cabul berusia tujuh belas tahun yang dulu pernah merayunya. Faith tidak benar-benar mengenal Ian, namun keluarga mereka sangat dekat.

Dalam sesekali perjumpaan, Faith pernah bicara dengan Ian dan kedua adiknya yang juga tampan dan menawan. Ian jelas jauh berbeda dengan adik-adiknya. Ian berusia tujuh belas tahun sementara Joseph dan Luke masing-masing satu dan tiga tahun lebih muda dari Ian.

Saat itu Faith tidak lebih dari remaja dua belas tahun yang pemalu. Ia bicara dengan semua orang termasuk Ian dan kedua adiknya. Joseph berkepribadian dingin dan memiliki wajah yang cukup menarik, namun pria itu selalu membuat Faith merasa canggung ketika bicara dengannya. Obrolannya hanya seputar dunia ilmu pengetahuan dan Faith tidak begitu suka. Yang membuatnya tampak seperti remaja kasmaran adalah Luke. Luke pria yang hangat, tampan, suka bercengkrama dan mengencani banyak wanita. Faith hampir akan mengencani Luke jika saja Ian tidak mengacau.

Ketika itu ia dan Luke tengah berdansa di sebuah pesta perayaan. Luke hampir akan menciumnya di taman belakang, tapi kemudian Ian datang sebelum hal itu terjadi dan menarik Faith untuk menemaninya berdansa. Tanpa rasa kecewa layaknya sebagai saudara, Luke hanya mengangkat bahu kemudian kembali ke lingkaran pesta dan berdansa bersama wanita lainnya.

Rasanya Faith ingin berteriak di depan wajah Ian dan memaki pria itu karena telah menghilangkan kesempatannya untuk bermesraan dengan pria paling tampan di kota, namun Faith sekadar remaja dua belas tahun yang pemalu, jadi ia diam dan mengikuti Ian ke lantai dansa.

Ian tidak banyak bicara, hanya sekadar mengatakan rasa penasarannya untuk menyentuh wanita, secara gamblang. Di sela dansa mereka, Ian sempat bertanya apa Faith akan memuaskan rasa penasarannya akan tubuh wanita malam itu juga, namun Faith dengan tegas menolak dan segera menjauh dari remaja cabul yang blak-blakan itu. Ia jengkel setengah mati. Bahkan Ian sempat bertanya berapa ukuran bra-nya! Benar-benar menjengkelkan.

Lelaki itu kelihatan begitu tidak acuh dengan penampilannya, tidak seperti kedua adiknya yang lain. Dan setelah pesta itu, mereka tidak pernah bertemu lagi. Hanya sedikit yang Faith ketahui tentang Ian dan betapa gilanya orang tuanya karena berpikir kalau Faith dan Ian adalah dua pasangan yang sempurna.

Faith bahkan tidak tahu warna favorit Ian!

Hal itu sepele, namun terasa begitu penting baginya. Ia sudah terlibat dengan sekurangnya lima pria dalam hidupnya dan beberapa di antara mereka tidak sekadar menjadi teman ranjang yang baik, namun Faith mencoba bersikap seperti wanita angkuh dengan menetapkan standarnya sendiri.

Faith harus selalu tahu warna favorit lelaki yang memiliki hubungan dengannya ketika ia merasa hubungan itu semakin khusus. Ia melakukan hal konyol itu dan menganggapnya sebagai riset yang cukup logis dan terbukti akurat.

LANDON (seri-1) No Rose Without a ThornWhere stories live. Discover now