Mobil Sport metalik

Mulai dari awal
                                    

☔☔☔

Sepulang sekolah, gerombolan ini memutuskan untuk ke rumah Nadin. Ketika memasuki rumah Nadin mereka di kejutkan oleh hewan peliharan Nadin yang bisa di katakan lebih dari sekedar banyak.

"Rumah lo jadi suaka marga satwa ya nad?" Katrin bertanya dengan polosnya

"Emang napa?"

"Ya elo pikir dong, di rumah lo itu ada monyet, burung kakak tua, burung dara, suger glaider, tupai, marmut, kelinci, kucing, hamster, musang, anjing, kura-kura, ikan koi, ikan gurame, ikan patin, ikan bawal, belut, aligator, sampe keong pun juga ada di sini" Lian menyebutkan hewan-hewan yang di lihatnya sedari tadi ketika memasuki pekarangan rumah Nadin

"Elo mah semut juga di piara" Anya menggeleng gelengkan kepala

"Ini bukan sembarang semut nyet, ini semut jepang"

"Lha terus apa bedanya? Orang sama sama kecil, dekil, item pula" semprot Lian asal

"Ah elo mah kebanyakan baperan, jadi gak pernah baca buku" Nadin menyindir Lian

"Gak usah bawa-bawa kebaperan gue" Lian melengos

"Ini semut jepang buat obat"

"Lah caranya?" Katrin malah jadi bingung sendiri

"Yah elo beli aja tuh kapsul kosong, terus lo masukin deh tu semut ke dalem kapsul, terus lo telen" Terang Nadin

"Ihhh, jijik deh gue" Anya bergidik

"Eh, gue punya temen yang mukanya mirip sama Lian" Nadin seketika membuat tiga pasang mata temannya langsung intens ke arahnya

"Emang ada yang nyamain mukanya Lian?" Katrin mengerutkan dahinya

"Kucing aja gak mau di samain sama Lian, dia kan spesies langka yang patut di lestarikan" ceplos Anya dengan polosnya

"Ini apa Anya?" Lian menunjukkan sepatu yang tengah di pegangnya

"Oh itu, yah sepatu lah masak martabak" Anya menjawab dengan tampang orang sama sekali gak punya dosa

"Sekali lagi lo ngomongin gue, gue jejelin nih sepatu ke mulut lo! Biar tau rasa lo!" Lian melotot ke arah Anya

"Ampun Lian, atut gue" Anya bersembunyi di balik punggung Katrin

"Syudah-syudah" Katrin melerai keduanya

"Man teman, jadi gak gue liatin temen gue yang mirip kaya Lian"

"Jadi dong!" Katrin dan Anya menjawab kompak, Lian juga penasaran

Ketika mereka sampai di area kolam renang, tak ada tanda-tanda kehidupan alias gak ada orang kecuali tiga kunyuk tadi.

"Heh njir! Katanya lo tadi mau ngeliatin temen yang mirip Lian?" Katrin mengedarkan pandangannya ke sekitar kolam renang

"Ini temen gue yang mirip Lian" Nadin menunjuk ke sebuah kurungan bertutup jubah hitam di pojokan kolam

"Emang orangnya ada di balik jubah ini?" Lian menggerutkan keningnya

"Yups! Buka aja" Nadin tersenyum tipis sebisa mungkin menahan tawa.

Dengan perlahan Lian membuka jubah hitam yang menutupi, ketika jubah itu terbuka alangkah terkejutnya Lian.

"WAH ANJIR LO! TAI! MASAK GUE DI SAMAAIN SAMA MONYET! WAH ANJIR CURUT LO" Lian mencak mencak sendiri, membuat teman-temannya tertawa tak terkendali.

"Anjir lo din!! Masak samaain temen sendiri sama tuh monyet!!" Anya cekikikan sendiri

"Wah KAMPRET LO DIN! Masak samain Lian sama monyet? Tapi sebelas duabelas lah mirip" Karen ngomong dengan tampang polos

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang