Wedding Day

2.4K 262 32
                                    

✨mulmed on the point

*Rosella Douglas*

Aku hirup nafasku dalam-dalam, serasa aku baru saja diruang ganti bersama Jazmyn mengobrolkan bagaimana bersyukurnya keluarga Bieber mengetahui Justin akan menikah denganku. Mom Pattie juga berpesan padaku untuk menjaga Justin untuknya.

Aku hirup nafas dalam-dalam sekali lagi, hampir selama ini aku dan Justin terus bertahan dengan hubungan yang rumit ini. Meski kita terus ditemui oleh masalah namun kita terus bersatu dan solid.

Meski sekarang aku menikah tanpa didampingi oleh ayahku.

"Do you Justin Bieber take Rosella Douglas to be your wife to be together after God's ordinance in the holy estate of matrimony? Will you love her, comfort her, honor and keep her in the sickness and in health, for richer, for poorer, for better, for worse, in sadness and in joy, to cherish and continually bestow upon yours heart deepest devotion, for shaking all after keep yourself only into her as long as you shall a live?"

"I do" jawab Justin yakin.

Pendeta mengulangi pertanyaannya padaku dan aku juga menjawabnya tak kalah yakin dengan Justin tadi.

"I do"

Senyuman kita pun mengembang lebar saat memasangkan cincin pernikahan di jari manis satu sama lain.

Lalu Justin langsung menarik pinggangku untuk mendekat dan kita berciuman tepat disaat lonceng gereja dan tepuk tangan dari tamu undangan memenuhi ruangan gereja ini.

Ciumannya terasa lebih lembut dari pada biasanya, sangat romantis dan manis.

"I love you,Rose"

"I love you too" balasku.

Air mata bahagia pun tak terhindarkan jatuh dari mataku, akhirnya aku telah resmi menjadi nyonya Bieber sekarang.

Kita berdua segera berjalan keluar gereja, karena dihalaman depan kita mengadakan pesta kecil disana.

Meski hanya ada Ariana, Troye, Keluarga Bieber, Harry, Cody dan Barbara yang kita undang, namun mereka lah orang-orang yang sangat tulus bersamaku dan Justin selama ini.

"Mereka pasangan yang sangat serasi kan?" Kudengar Troye, Barbara dan Harry membicarakan kita berdua dari jauh.

"Kau dengar itu?" Tanya Justin padaku.

"Tentu dan aku sudah tahu itu" balasku sambil memberikan ciuman kecil dibibirnya. Aku akan menciumi wajahnya tanpa bosan.

"Rose?"

Lalu kudengar suara yang sangat familiar ditelingaku memanggil dan saat aku lihat ternyata dia adalah...

"Zayn?" Desisku tak percaya.

Aku memang telah mengiriminya kartu undangan, tetapi aku tak terlalu berharap banyak padanya untuk datang. Namun sekarang, dia telah berdiri didepanku, dengan setelan tuxedo hitamnya.

"Zayn?" Panggilku lagi.

Rambut cokelat kehitam-hitamannya terlihat berantakan sekali, matanya terlihat sembab dan hidungnya merah. Pasti dia baru saja menangis.

"Cong-rats... to- you... gu-ys" ujarnya terbata.

Segera aku menghampirinya dan memeluknya. Meski ini adalah hari pernikahanku tetapi Zayn adalah sahabatku.

"Maafkan aku, Rose. Aku telah berbuat jahar padanu selama ini" bisiknya.

Aku pun hanya terdiam dipelukannya, dapat kulihat tadi jika Zayn menggenggam foto polaroid kita berdua ditangan kirinya. Bukan menggenggam, tetapi bisa disebut meremasnya.

"Maafkan aku, Zayn"

"Rose..."

Aku merasa sangat bersalah pada Zayn saat ini, aku tahu jika dia tidaklah jahat seperti yang terlihat.

"Kau tahu, kau pasti mendapatkan wanita yang lebih dari aku, yang lebih mencintaimu pastinya" ujarku menenangkannya.

"Benarkah?" Tanyanya.

Aku pun melepaskan pelukanku darinya untuk dapat melihat tepat dikedua bola mata sembabnya.

"Tentu saja"

Senyuman kecil tersungging diwajah Zayn, membuatku sedikit lega. Dia pun menghapus air mata diwajahnya.

"Sahabat?" Tanyaku memberikan jari kelingkingku.

"Sahabat"

Zayn melingkarkan jari kelingkingnya di jariku, akhirnya dia telah berubah setelah selama ini terus menyakitiku. Meski ini sangat sulit dipercaya namun aku sangat bersyukur untuk ini.

"Ehem, apa kau sudah selesai berbicara dengan istriku?" Kejut Justin menghampiriku.

"Tenanglah, Zayn sudah memiliki kekasih sekarang, Just" jawabku berdusta pada suamiku, dihari pernikahanku yang pertama pula. Ini gila.

"Oh baguslah, jadi kau tak akan mengejar-ngejar Rose lagi"

Zayn hanya tersenyum kaku mendengat ucapan sinis dari Justin.

"Baiklah, ayo kita bersulang!" seru dad Jeremy mengangkat segelas champagnenya.

"Here, babe"

Kuambil segelas champagne yang Justin berikan, dia sangatlah manis.

"Untuk pasangan yang paling bahagia hari ini! Semoga keluarga baru mereka dapat bahagia selama-lamanya! For Justin and Rose!"

"For Justin and Rose!"

Suara dentingan gelas dan tawa pun terdengar bersamaan, hari terindah yang pernah ada.

"So my name is Rose Bieber huh?" Tanyaku sambil mengalungkan tanganku dileher Justin.

"Uhm, not yet" balasnya dengan ekspresi nakal.

"Not yet? What do you mean?"

"Kita lihat saja nanti malam dan kau akan menjadi Rose Bieber secara resmi"

Senyuman nakal pun terulas diwajahnya, membuatku ingin sekali mencubitnya.

"Huh love you, Just"

"Love you more and more"

A6A6 jos  kan??? Comment if you want next :-)

Akhirnya scene ena2 yg ditunggu pun datang lol

Deadly » jb/lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang