Punishment From Luke

2.3K 240 25
                                    

*Rosella Douglas*

Beberapa plester luka menghiasi wajahku, ayah mengira jika aku telah berkelahi dengan gadis lain di kampus. Tapi sebenarnya semua luka ini adalah ulah wanita jalang itu dan Zayn.

"Bagaimana jika ini, ungu adalah warna kesukaanmu kan?"

Luke memberikanku contoh rangkaian bunga yang akan aku bawa saat pernikahan nanti. Bunga lily bewarna ungu dan pink pun mendominasi dari seikat rangkaian bunga cantik itu.

"Ini begitu cantik, Luke" jawabku sambil mengangguk.

Setelah aku menyetujuinya Luke segera memesan bunga itu dan kita pun segera pulang.

Hari ini  sangatlah melelahkan, seharian penuh aku dan Luke mempersiapkan pernikahan yang tidak aku inginkan.

Aku hanya ingin menikah dengan Justin, tapi sudah lebih dari 3 bulan aku tak pernah melihatnya datang kerumahku. Apa dia tidak mencoba untuk membawaku kabur lagi?

Meski terdapat kegelisahan  besar dihatiku, tapi aku terus meyakinkan diriku sendiri jika semuanya akan baik-baik saja. Meyakinkan jika Justin masih mencintaiku.

"Apa kau menyukai bunganya?"

"Rose?"

"Hei! Kau melamun?" Tanya Luke berkali-kali, aku yang sedang melamun pun tak menyadarinya.

"What?" Tanyaku melihat kewajahnya.

"Do you like your lilac flowers bucket?" Tanyanya memberi penekanan.

"Oh ya, I love it, Just"

Senyumanku pun melebar menatap Luke, wajahnya yang berseri pun tiba-tiba berubah menjadi muram saat mendengar jawabanku. Ada yang salah? Aku menyukainya bunganya, apa itu salah?

Sepanjang perjalanan pun kita hanya saling diam, biasanya Luke akan memulai topik pembicaraan dan aku akan mengikutinya.

Setelah sampai dirumah, Luke ikut masuk kedalam kamar ku. Malam ini sepertinya ayahku sedang ada acara gereja hingga larut malam lagi.

"Lukey?" Tanyaku melihat kewajah Luke yang kesal.

Mata birunya melihatiku dengan tajam, dari ujung rambut hingga kaki dia melihatiku secara detail. Membuatku sedikit ketakutan.

"What happen Luke?" Tanyaku lagi sambil mendekat kearahnya, kupegang lengannya yang mengeras.

Tapi tiba-tiba dia mencengkeram kedua pundakku dengan kuat.

"Luke?" Nada suaraku menjadi sedikit ketakutan melihatnya, mata birunya semakin gelap dan gelap.

"Fucking bitch!"

Setiap kali dia marah pasti dia akan menyiksaku seperti ini, seperti beberapa malam itu saat aku membelikannya makanan  dengan selai kacang padahal dia tidak suka dengan selai kacang.

"What's my fault?"

Aku yakin aku telah melakukan kesalahan padanya, tapi aku tak tahu itu. Semenjak dimobil Luke sudah berakting seperti orang marah padaku.

"Kau tak tahu kesalahanmu?" Sindirnya sambil mendekap tubuhku untuk mendekat dengannya.

Aku hanya menggeleng menjawabnya, seketika Luke langsung menciumku lembut dengan bibirnya.

"Kau masih tak tahu kesalahanmu?"

Ciumannya yang lembut membuatku juga ikut kedalam irama panggutan kecupannya, tapi secara cepat Luke menciumku dengan kasar sambil menarik rambutku kebelakang.

"Rghh Lu-" erangku kesakitan.

Dia mendorong tubuhku kedinding dengan kasar dan menarik kedua kakiku untuk melingkar dipinggangnya.

"Mmhh Lukey"

Kini tangannya beralih memegang belakang leherku untuk dapat menciumku secara lebih. Dia menggigit bibirku kasar dan rasanya aku ingin berteriak sekarang.

"This is your punishment, Rose"

Aku tak bisa bernafas, Luke sama sekali tak memberikanku waktu untuk bernafas dari ciumannya.

Semakin kebawah Luke semakin liar saja, tangannya menjelahi seluruh bagian tubuhku. Apalagi saat dia meninggalkan kissmark dileherku, kakiku yang melingkar dikakinya pun semakin mengerat membuat Luke terlihat senang.

Dia langsung menarik kaos putihku keatas membuatku terpampang hanya dengan bra hitamku saja.

"I love your body" bisiknya.

Aku yang terjebak pun hanya dapat mengikuti alur yang Luke berikan, berharap dia tahu peraturan yang telah ayahku berikan.

Kudengar deruman mesin mobil ayahku datang dari luar, hal ini membuat Luke langsung menjatuhkanku dari gendongannya.

"Shit Luke" erangku merasakan pantatku kesakitan.

Dia segera membenahkan tampilannya yang berantakan, untungnya ayahku datang sebagai penyelamat.

"Fuck" umpatnya kesal.

"Go trying another time, fuck boy"

"Untung ayahmu datang tepat waktu, if not I'll give you big punishment tonight"

"What?"

"I'll fucking you so hard, Rose"

Sambil memakai kembali kaos putihku aku mencoba berdiri tanpa bantuan Luke. Dia bahkan tak menawariku bantuan tangannya untuk berdiri.

"Memang apa kesalahanku?" Tanyaku lagi.

"Bahkan kau tak menyadarinya? tadi saat dimobil kau menjawab pertanyaanku dengan memanggilku Just!" Ujarnya begitu marah.

"Benarkah?"

"Ya, apa kau berharap pacar sialanmu itu datang setelah  3 bulan tanpa mengabarimu? Kau tentu tahu dunia gangster Rose, wanita cantik dan sexy dapat ditemukan dengan mudah, mungkin Justin telah bersama dengan wanita jalang lain sekarang"

"Shut your fucking mouth!"

Aku hanya menahan tangisanku saat Luke terus menyunggingkan senyum sinisnya padaku.

next?? Comment pls :-)

Besok gw sudah ujian praktek babes :-(

Deadly » jb/lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang