No More Justin And Rose

2.3K 279 50
                                    

*Rosella Douglas*

"Justin! -rghhah"

"Rose!!!"

Suara teriakanku dan teriakan Justin pun bersatu saat tubuhku  jatuh tersungkur diatas tanah. Tapi lebih tepatnya saat pisau Luke menusuk ke dalam perutku.

Justin pun langsung berlari kearahku lalu memelukku.

"Rose im sorry, you don't deserve this" sesalnya memegang wajahku.

"Stop it Just, kau membuatku mual"

Guyonku disela semua ketegangan ini. Menahan luka ini memang sangat sakit tetapi aku tak ingin membuat Justin merasa terlalu khawatir padaku, yang terpenting saat ini adalah cara untuk mengalahkan Luke.

"Apa guyonan kalian sudah selesai? Kalian membuatku merasa jijik"

Luke menatap kearah kita dengan sinis. Pisau yang ia gunakan untuk menusukku sudah berada ditangannya kembali, dia berusaha membunuh Justin sekarang.

"Be carefull Just"

"Of course, bertahanlah untukku"

Justin pun langsung berdiri dengan tegapnya. Aku tahu justin dapat mengalahkan Luke dengan mudah, dia lelaki yang kuat.

Tanpa basa-basi lagi Justin langsung memukul Luke kasar dengan tangannya yang dipenuhi tattoo itu dan Luke pun langsung membalasnya.

"What's your problem Luke? Aku adalah yang kau inginkan!"

"Ya, i want you both to die! go to da hell,Bastard!"

Teriak Luke. Aku tak dapat melihat dengan jelas pertarungan mereka. Perutku terlalu mengambil konsentrasiku, yang dapat aku lakukan hanyalah meringkuh dipojok gang ini karena perutku terasa seperti di neraka.

Mata hazel Justin tetap tak bisa melepas pandangannya dariku. Aku tahu dia sangat mengkhawatirkanku sekarang tapi yang seharusnya dikhawatirkan adalah Luke. Aku tak mau apapun terjadi padanya.

Justin yang lengah akhirnya mendapat banyak pukulan dari Luke, badannya tergeletak diatas tanah dengan Luke diatasnya.

"Justin..."

Desisku. Aku telah mengacaukan pikiran Justin. Wajahnya yang sudah lebam kini bertambah parah dengan darah keluar dari bibir dan hidungnya. Aku tersenyum lemah padanya ketika Justin menatapku, dan dia pun tersenyum lemah juga padaku.

Dasar! Bagaimana dia tetap membalas senyumanku  disaat genting seperti ini!

"Your bitch gonna die, Just!" Teriak Luke terus memukuli Justin.

"Untuk apa aku memiliki seorang gadis yang tak aku tiduri?! Apa untungnya untukmu?" Teriak Luke lagi sambil melirikku tajam.

Justin menarik baju Luke dengan kuat, lalu menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Fuck off from her! Jika kau menyakitinya lagi tak ada lagi ampun bagimu!" Balas Justin tak mau kalah, dia bangkit dan  balik menyerang Luke.

"Rghahh shit" umpatku kesakitan.

Itulah kata-kata terakhir dari Justin yang dapat aku dengar, sebelum akhirnya seluruh pandanganku menjadi hitam, yang dapat aku rasakan hanyalah darah  dari perutku keluar semakin deras.

Aku tak menyesali pilihan hidupku ini. Jika ini adalah waktu terakhir untukku. Maka aku hanya ingin Justin tahu,

"i love you for my entire life, Just"




*****




"Rose..."

Gelap, seperti harapanku untuk hidup bersama Justin. Semuanya masih gelap, tak dapat kutemukan secercah cahaya meski sudah kucoba untuk membuka mata.

"Rose..."

Suara Justin tiba-tiba masuk kedalam ruang pendengaranku, perlahan suara itu menjadi jelas dan jelas. Lalu kutemukan secercah cahaya diujung sana.

"Rose? Kau siuman?"

Suara lembut itu pun membangunkanku. Pandanganku yang kabur menelisik dimanakah aku berada, sepertinya aku kembali ke rumah sakit.

"oh thanks God"

Aku tersenyum simpul saat Justin terlihat begitu bahagia mengetahui aku telah bangun. Dia mengelus rambutku pelan dan mencium keningku lembut.

"You don't deserve this cruel world. Kau tak perlu hidup dalam bahaya, diincar oleh polisi diseluruh kota atau pembunuhan seperti ini Rose"

Ujar Justin terlihat begitu menyesal atas kejadian ini.

Dia adalah sosok yang percaya diri dengan harga diri yang tinggi. Dia tak malu saat menemui ayahku berkali-kali. Meski Justin tahu yang dia dapatkan hanyalah makian dan pukulan karena status sosial yang berbeda diantara kita. Namun dia tetap bangga pada dirinya, meyakinkan ayahku jika dia akan membuatku bahagia dan melindungiku seumur hidupnya. Tapi malam ini sepertinya ada yang berubah, dia dapat merendahkan dirinya untuk membuatku berhenti jatuh untuknya

"shstt untuk apa kau bicara seperti ini? Aku mencintaimu dan artinya aku mencintaimu, tak ada yang lain" balasku.

"But i won't you hurt again! I can't see you crying anymore cause i want you to save even it means not in my arms"

Tenggorokanku tersekat saat mendengarnya, mata hazelnya berkaca-kaca dan ini pertama kalinya aku melihat Justin menangis.

"Im fine if you want to leave. Love is sacrifice right? So i let you go before you late and going worst. Sekali kau masuk dalam dunia gangster kau tak dapat keluar darinya semudah kau masuk Rose"

Apa maksud dari perkataannya???

Aku pun beranjak duduk untuk dapat memeluk tubuh atletis Justin. Meski perutku terasa sangat sakit namun rasa sakit ini tak sebanding jika Justin melangkah pergi dari hidupku

"I need you just! You said we're meant to be and now you push me away?!" Protesku padanya.

Aku memeluknya semakin erat, membasahi t-shirt putihnya itu dengan air mataku.

"lihat! Kau hampir mati karena kesalahanku tadi!" Teriaknya begitu marah.

"hampir! Dan kau akan membuatku mati jika kau pergi dari hidupku!" Balasku juga berteriak.

Aku langsung melepaskan pelukanku dan menangis. Menutupi wajahku dengan kedua tanganku.

Apa Justin ingin aku pergi dari hidupnya setelah semua yang telah aku berikan padanya? Jiwa raga dan aku rela kabur meninggalkan keluargaku demi bersama Justin dijalanan.

Apa yang telah merasukinya hingga dia berubah seperti ini?  Dia berubah seketika! Tangisanku pun semakin keras dan keras.

"I'm so sorry"

Kurasakan Justin mencium puncak kepalaku sambil membisikkan kata maaf. Saat kulihat, ternyata dia sudah pergi meninggalkanku sendiri di ruangan ini.

"So, you give up on me, Just?"


900 words! MANTABS :-)

LOH JUSTIN KENAPA??? :-(

Penasaran??  Vomment yang mau next chapter!!  ;-)

#fastupdate

Deadly » jb/lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang