Terror!!!

3K 284 30
                                    

Happy new year babes! Harapan kalian ditahun 2016 ini apa?

*Rosella Douglas*

Beberapa hari berjalan lumayan baik, Barbara juga telah menjadi bagian dari keluarga ini. Ternyata Barbara adalah seorang anak buah dari mafia Las Vegas terkenal bernama Jack Hemmings, dia bilang sudah 3 tahun bekerja disana.

Meski aku bilang baik tapi tetap saja, terror itu mengancamku setiap hari. Aku pun segera masuk kedalam kamar mandi, menangisi pilihan apa yang harus aku ambil karena inilah hari terakhir aku memutuskan Justin.

Alasannya aku tak memberi tahu Justin adalah karena si penerror itu mengancamku akan selalu menghantui hidupku dan aku tak mau hal itu terjadi. Tangisanku semakin keras dan deras. Berpikirlah Rose.

Tiba-tiba suara pintu terbuka, seseorang membuka knop pintu itu perlahan.

"Justin?!" Kejutku. Detakan jantungku bekerja lebih cepat.

"Rose, apa maksud semua ini?"

Sial seribu kali sial. Justin menunjukkan beberapa pesan yang ia baca dalam handphoneku, dengan lancang dia membukanya.

"Give it to me!" bentakku.

"No! Tell me what the fuck is it?!" Teriaknya memegang kedua pundakku. Rasa takut yang tak bisa ditahan pun membuatku langsung memeluknya dan menangis dipelukannya.

"Kenapa kau tak bilang padaku?!" Marahnya.

"I'm scared" desisku.

Justin memandangku dengan tajam, dia terlihat kesal dan kecewa atas sikapku. Beberapa umpatan terus keluar dari mulutnya, lalu dia beranjak dari pelukanku seolah dia telah menemukan sebuah solusi untuk masalah ini.

"Don't be scared, kita pergi sekarang"

Aku yang terkejut dengan perkataannya hanya terdiam membeku didepannya, sedangkan Justin sudah pergi mengambil pistol hitam yang ia taruh dilaci kamar mandi.

"Ayo Rose, beresi semua barangmu dan aku akan bilang pada semua jika kita harus pindah sekarang"

"Just? Wait-"  Tanyaku ragu. Ini sedikit berlebihan, mungkin saja penerror itu hanya bercanda, hm mungkin.

"Believe me, I won't let anybody hurt you, I love you"

Bibirnya langsung menciumku dengan lembut, itu selalu dapat menyihirku untuk langsung percaya padanya, untuk yakin padanya.

"Come on!"

Aku mengangguk mendengarnya. Selagi aku memberesi beberapa barang di kamar, Justin  turun kebawah untuk memberitahu anak-anak.

*BAM*

Sedetik kemudian tiba-tiba  ledakan terdengar dari halaman belakang membuat suara sangat gaduh dibawah. Kepulan asap hitam pun muncul dari sana.

"Rose,Come on!!"

Teriak Justin diantara semua suara umpatan yang mereka keluarkan. Aku semakin gemetaran dibuatnya, terror ini sangatlah gila.

"Fuck those bastard!"

"What the hell is going on?!"

"Let me kil him!!"

Suara tembakan terus bersahutan dibawah. Bahkan Barbara pun ikut, aku merasa orang terlemah disini dan itu memang lah benar.

Aku telah selesai memasukkan beberapa barang kedalam tas hitamku, Justin bilang kita hanya perlu membawa dompet, handphone, semua pack marijuana, cocaine dan yang terpenting 2 kantung hitam berisi uang. Mungkin ratusan dollar tersimpan disana.

Baru saja aku akan turun, ada seseorang yang menarik tangan kiriku dengan kasar, jantungku berdetak kencang melihatnya. Lelaki yang aku temui dulu, mata birunya, rambut blondenya dan tubuhnya yang tinggi pasti membuatnya dengan mudah memanjat kekamarku.

"Finally we met babe"

Jantungku berdetak semakin kencang didekapannya, semua barang yang aku pegang pun jatuh dari genggamanku. Dia semakin menarik tubuhku kepelukannya. Sial.

"Rose come on!" Teriak Justin dari bawah lagi. Aku hanya terdiam mendengarnya, tangan lelaki ini telah membungkam mulutku untuk tak berteriak.

Dia melihatiku semakin tajam dan tiba-tiba bibirnya menciumku. Kuulangi lagi, dia menciumku.

Ciumannya menghantarkan sesuatu kedalam tubuhku, lalu seperti sebuah petir menyambar kepalaku, ada sebuah memori yang selama ini tak bisa kujelaskan perlahan terungkap.

Kulihat 2 anak kecil berlari menuju halaman belakang rumah, tangan mereka saling menyatu dengan tawa yang lebar. Kira-kira mereka berumuran 6 atau 7 tahun.

Tidak mungkin... Tidak mungkin itu aku dan lelaki yang berada didepanku. Lelaki yang mencuri ciuman pertamaku dulu, dia..

Kepalaku bertambah pusing mengingat semua kenangan yang lama terpendam dan sudah terlupakan ini.

"Do you remember me?"

Benar, aku ingat mata birumu itu dengan jelas. Dan saat aku menatapnya aku merasa telah mengenalmu dengan baik, aku  mengenalmu lebih lama dari siapa pun.

"Lukey?"

Gw vakum itu soalnya gw sudah kls 12 :"-) sbg istrinya Justin gw harus pinter  hihi

Semoga gw masuk ptn ya babes, semoga  sekolah kalian sukses juga, setia nunggu ni cerita juga :-)

Deadly » jb/lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang