21

625 111 12
                                    

*Anne's POV*

Aku berlari keluar dari restoran tersebut dengan tergesa-gesa, membuat beberapa orang terpaksa menyingkir dari pintu. Aku menghentikkan sebuah taksi lalu segera memerintahkan untuk pergi ke rumah sakit.

Pintu rumah sakit sudah terlihat dari jauh. Taksi itu berhenti lalu aku segera melompat. Lorong putih panjang menyambutku, membuatku sedikit pusing. Aku terus berlari tanpa tahu kemana aku berlari.

Buk

"Miss kau tak apa-apa?" tanya seorang perawat.

Aku berdiri dengan cepat lalu membantu perawat itu untuk berdiri.

"Miss?" tanyanya lagi.

Aku mencengkram bahunya, membuatnya terkejut.

"Dimana Thomas?" tanyaku nyari berbisik.

Perawat itu pertama terlihat bingung tapi wajahnya tiba-tiba tersenyum.

"Kau pasti Mrs Sangster? Teman Anda telah memberitahu bahwa mungkin kau akan datang. Kamar paling ujung,"

Aku berterimakasih lalu segera berlari menuju kamar di ujung lorong. Di depan pintu kamar itu terlihat Ki Hong dan Dylan. Wajah mereka nampak sangat muram. Dexter duduk bersama Kaya di sebuah bangku panjang. Ketika aku sampai, Kaya segera berdiri lalu memelukku.

"Apa yang terjadi? Ada apa dengan Thomas?" tanyaku panik.

Kaya tersenyum lalu memintaku untuk duduk tapi aku menolaknya. Dylan sekarang berdiri di hadapanku, dia tersenyum walaupun kekhawatiran masih tampak di wajahnya.

"Anne, lebih baik kau duduk dulu. Aku akan menje-"

Aku menangkis tangan Dylan yang akan memegang bahuku.

"Tidak. Aku harus tahu apa yang terjadi pada Thomas sekarang. Aku akan masuk dan melihat keadaannya langsung jika kalian tidak mau memberitahuku!"

Aku berjalan menuju pintu namun badan Ki Hong menghalangiku.

"Minggir!" ucapku tajam.

"Duduklah dulu, kami akan menjelaskannya." jawab Ki Hong tenang.

Aku bisa merasakan pipiku mulai basah ketika aku mendorong badan Ki Hong dengan sia-sia. Dylan memegangi bahuku lalu mendudukkanku di kursi panjang.

"Anne-"

"Dylan tolong jelaskan saja,"

Dylan menghela napas panjang lalu menatapku dengan mata cokelatnya.

"Thomas pingsan ketika sedang interview. Kami langsung membawanya dan dokter masih di dalam. Tenanglah dulu,"

Aku membenamkan kepalaku ke dada Dylan. Dia mengelus punggungku dengan lembut.

"Dia akan baik-baik saja Anne," ucapnya pelan.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, seorang dokter keluar dari kamar Thomas. Aku segera berdiri dan melihat dia tersenyum padaku.

"Dia baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Aku ingin agar dia tetap disini selama 3 hari dan baru bisa bergabung bersama kalian untuk beraktifitas lagi setelah seminggu istirahat. Kalian boleh melihatnya,"

Aku berterimakasih lalu segera masuk. Thomas terbaring lemah dengan selang infus terpasang di tangan kirinya. Aku memegang tangannya dan itu terasa dingin. Air mata sepertinya sudah tak bisa kukendalikan karena sekarang pipiku sangat basah. Matanya masih tertutup seakan-akan dia sedang tertidur. Dylan memindahkan kursi untukku lalu aku berterimakasih padanya.

Kaya berdiri di sebelahku, senyumannya terlihat lemah tapi itu membuatku lebih baik.

"Dia akan baik-baik saja kan?" tanyaku lebih kepada dinding di seberangku.

"Ya dia akan baik-baik saja. Kau sudah dengar apa kata dokter tadi."

Aku mengangguk pelan. Aku mencium pipi Thomas yang pucat. Dia masih tidak bereaksi sedikit pun.

"Dokter bilang dia akan bangun tidak lama lagi. Jangan khawatir Anne," ucap Dylan.

Aku berbalik pada mereka. Mereka bahkan lebih parah dari yang kubayangkan. Rambut Kaya sudah tidak beraturan, begitu juga dengan Dylan. Dexter bahkan sudah tertidur di sofa. Wajah Ki Hong tampak kelelahan tapi dia berusaha menutupinya.

"Hei lebih baik kalian pulang dan beristirahat. Aku akan menjaganya," ucapku pelan.

"Apa kau yakin?" tanya Kaya.

"Ya, kalian membutuhkan istirahat karena jadwal kalian sangat padat."

Kaya tersenyum lalu membangunkan Dexter.

"Beri tahu jika dia sudah bangun?"

"Ya,"

Aku tak tahu kapan aku tertidur tapi yang pasti aku dibangunkan oleh dering ponselku. Aku mengeluh pelan lalu mengangkatnya.

"Anne! Kau tidak apa-apa?" suara Max terdengar cemas.

"Aku baik-baik saja bodoh. Thomas yang tidak baik-baik saja!"

"Oh syukurlah. Apa kau butuh sesuatu? Mungkin kau ingin Thomas dibawa ke dokter pribadi kita di London?"

"Maximus kau berlebihan, lagi. Kami baik-baik saja dan jangan khawatir oke? Bye."

"Tapi Anne-"

Aku menutup telepon. Thomas sepertinya masih tertidur jadi aku memutuskan kembali tidur. Baru saja aku menutup mataku, sebuah tangan lembut mengelus rambutku. Aku terbangun dengan cepat lalu tersenyum melihat Thomas yang tersenyum lemah.

"Hai," ucapnya pelan.

Aku tersenyum senang dan merasakan pipiku mulai basah. Thomas dengan cepat mengusap pipiku. Wajahnya terlihat cemas.

"Hei Anne mengapa kau menangis?"

"Aku- aku hanya senang bisa melihatmu tersenyum lagi. Oh Thomas kau seharusnya beristirahat dengan cukup. Ini semua salahku,"

Aku menangkupkan tanganku ke mukaku. Thomas dengan lembut melepaskan tanganku.

"Sini, berbaringlah denganku."

Aku memanjat kasurnya lalu meringkuk di sebelahnya. Kepalaku bisa merasakan dadanya naik turun dengan pelan. Tangannya melingkar, memelukku.

"Aku tidak apa-apa oke? Hanya sedikit tertidur ketika interview. Apa kau sudah makan?" tanyanya.

"Thomas, kau yang sakit bukan aku. Jangan khawatirkan aku."
Thomas tertawa pelan lalu mengecup puncak kepalaku.

"Kau tahu aku tidak mungkin tidak mengkhawatirkanmu,"

Suara pintu terbuka membangunkanku. Aku membuka mata dan melihat Dylan dan Kaya berdiri di ambang pintu. Mereka tersenyum dengan senang.

"Sudah bangun oi Tom?" tanya Dylan sembari berjalan menuju sebelah kasur.

Aku berusaha untuk bangun tapi tangan Thomas menahanku.

"Ya dan merasa lebih baik." jawab Thomas.

Kaya meletakkan sekantung besar makanan di meja lalu berjalan ke sebelah Thomas.

"Ada makanan untukmu Anne dan kau harus makan. Aku dan Dylan tahu kau tidak akan mau pergu meninggalkan Thomas jadi kami membawakannya untukmu."

Aku berterimakasih lalu memanjat keluar dari kasur. Tangan Thomas menarik tanganku dan wajahnya terlihat sedih. Aku tertawa lalu mengecup hidungnya.

"Jangan memakai puppy face untukku Tommy. Aku hanya akan makan disini."

Lucu banget ya aku jadi pengen :((( #authorjomblo

BTW BACA YANG DYLAN DONG HEHEHE VOTE DAN COMMENT JUGA

Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)Where stories live. Discover now