18

721 96 9
                                    

*Anne's POV*

Thomas membantuku turun di sebuah rumah besar di Manhattan. Beberapa mobil mewah nampak terparkir di depan rumah tersebut. Aku merapikan bajuku lalu berjalan mengikuti Thomas.

Rumah tersebut tidak tampak terlalu ramai. Suasana di ruang depan sangat sunyi seperti tidak ada siapapun.

"Thomas kau yakin Dylan pulang hari ini?" tanyaku bingung.

"Ya dan semua teman-temanku ada disini. Ayo Anne,"

Thomas membawaku ke sebuah pintu di ujung lorong. Pintu itu tertutup rapat tapi dengan sebuah sentuhan pintu itu terbuka.

Dylan dan Kaya nampak sedang berbicara dengan beberapa orang lain yang tidak ku kenal. Mereka melihat kami datang lalu menyapa kami dengan gembira.

Dylan yang pertama berdiri lalu berlari memelukku.

"Hai Anne bagaimana kabarmu?" tanya Dylan setelah melepaskan pelukannya.

"Baik sekali. Kau tidak memberitahuku kau memiliki rumah besar di New York!"

Dylan terkekeh mendengar ucapanku. Dia lalu berpaling pada Thomas yang langsung memeluknya.

"Bagaimana syutingnya mate?" tanya Thomas.

"Melelahkan tapi hei sebentar lagi kita akan sibuk jadi mari nikmati malam ini dengan senang!"

Aku berjalan ke sebelah Kaya yang langsung memelukku. Di sebelahnya ada seorang wanita lain tapi aku tidak mengenalnya.

"Anne, aku ingin kau bertemu dengan Rosa. Rosa ini Anne yang sering Thomas bicarakan sampai dia tak mau diam," ucap Kaya.

Aku menyambut tangan Rosa sembari tertawa mendengar ucapan Kaya.

"Ya dia memang selalu menceritakanmu. Katanya dia akan menikahimu tahun depan dan-"

"Hei!"

Ucapan Rosa dipotong oleh Thomas yang berdiri di belakangku. Wajahnya merona merah dan itu membuatku serta Rosa tertawa.

"Anne aku ingin kau bertemu dengan teman-temanku yang lain. Ayo,"

Thomas menarikku menuju segerombolan orang yang sedang bermain di depan televisi. Mereka terdengar ribut sekali.

"Oi! Ucapankan salam pada Anne," ujar Thomas keras.

Mereka menghentikkan permainan mereka lalu berdiri di depanku. Mereka semua tersenyum padaku.

"Anne ini Dexter, Jacob, dan Alex. Dan aku yakin kau sudah mengenal Ki Hong." ucap Thomas sembari menunjuk seluruh temannya.

Aku tersenyum pada Dexter, Jacob, dan Alex lalu memeluk Ki Hong.

"Maafkan aku tidak bisa mendatangi pernikahanmu Ki." ucapku.

"Hei itu tidak apa. Aku malah sangat berterimakasih atas hadiah darimu dan Max."

Aku melepaskan pelukanku lalu tersenyum pada Ki Hong.

"Aku senang jika kau menyukainya. Lain kali datanglah ke Verona bersama istrimu, aku dan Max akan menyambut kalian dengan senang hati!"

Ki Hong tertawa lalu mengangguk pelan.

Thomas kembali menarikku menuju meja dimana Dylan dan Kaya sedang mengobrol. Rosa sepertinya sedang ke kamar mandi karena aku tidak melihatnya.

Aku duduk di depan Dylan yang sedang asyik menjelaskan tentang pekerjaan terbarunya pada Kaya sedangkan Kaya hanya mengangguk-angguk. Thomas duduk di sebelahku, tangannya tidak pernah meninggalkan tanganku.

"Apa kalian akan terus berpegangan tangan semalaman? Karena jika iya aku harus segara menyiapkan ember untuk muntah." ucap Dylan.

Aku menatap Dylan dengan tajam tapi Thomas malah memegang tanganku lebih erat.

"Ya aku tidak akan melepaskannya karena kalian semua disini akan berusaha mendekati Anne,"

Aku terkejut mendengar ucapan Thomas lalu tertawa keras. Aku memegang pipi Thomas lalu menariknya sehingga dia menatapku.

"Jangan bertingkah seperti anak kecil Tommy, mereka semua temanmu dan juga temanku."

Thomas mengeluh pelan lalu melepaskan tangannya dari tanganku. Aku tertawa pelan lalu mencium pipinya.

"Aku sudah berjanji padamu bukan? Jadi jangan merajuk." ucapku sembari terkekeh.

Dylan membuat wajah seperti sedang muntah yang membuat Thomas dan aku tertawa.

"Nah sekarang, apakah kalian bisa menghentikkan itu sementara waktu lovebird?"

Makan malam berlangsung dengan menyenangkan. Dexter dan Jacob berulang kali membuat lelucon yang membuatku harus memakan makan malamku dengan cepat. Dylan dan Ki Hong selalu melemparkan makanan ke satu sama lain membuat meja makan menjadi kotor. Kaya bahkan harus rela wajahnya menerima pie yang dilempar Ki Hong.

"Aku akan membunuhmu Ki!" ujar Kaya sembari menghapus sisa krim dari wajahnya.

Ki Hong hanya nyengir lalu kembali melakukan permainannya bersama Dylan.

Thomas sedari tadi hanya diam disebelahku. Dia terlihat sangat lelah.

"Hei apa kau ingin pulang sekarang?" tanyaku padanya.

Dia tersadar dari lamunannya lalu tersenyum padaku.

"Tidak, tidak. Aku senang berada disini. Apa kau ingin pulang sekarang?" tanyanya seketika khawatir.

Aku menggeleng cepat, membuatnya kembali tenang. Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya lalu meletakkan kepalaku di bahunya. Dia hanya diam lalu mengecup puncak kepalaku.

"Kau terlihat lelah Thomas dan aku khawatir padamu." ucapku pelan, nyaris berbisik.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku."

*Thomas' POV*

Anne dengan mudha tertidur di sebelahku. Tangannya masih memeluk pinggangku. Napasnya yang teratur membuatku tak ingin membangunkannya walaupun sekarang sudah waktunya pulang.

"Hei,"

Dylan duduk di depanku. Dia sudah mengganti pakaiannya. Yang lain sudah pulang kurang lebih 30 menit yang lalu.

Aku mengangguk pada Dylan.

"Bagaimana keadaan kalian berdua?" tanyanya.

"Kami baik-baik saja. Semakin hari aku semakin mencintainya. Oh andai saja dia tidak melupakanku," jawabku pelan.

"Ya kau tahu kadang sesuatu hal terjadi karena alasan tertentu. Lebih baik kau cepat bertanya padanya, sebelum segalanya berubah kembali."

Aku menghembuskan napas panjang. Wajah Anne yang tertidur membuatku sangat tenang.

"Itu mungkin sulit dilakukan Dyl. Lebih baik sementara waktu aku akan membiarkannya saja."

Dylan berdiri lalu menatapku dengan tatapan penuh arti.

"Ya aku percaya padamu. Tolong jaga Anne,"

***

"Anne apa kau sudah siap?" tanyaku pada Anne yang duduk di sebelahku.

Dia mengangguk. Dia langsung menarik Falcon dari pangkuannya lalu memeluknya.

"Baiklah kalau begitu,"

Aku dan Anne keluar dengan cepat dari dalam mobil. Beberapa wartawan tampak berkerumun di depan mobilku. Aku menarik tangan Anne lalu menerjang kerumunan wartawan itu dengan cepat.

Anne membetulkan kacamata hitamnya lalu berjalan dengan cepat tanpa memerdulikan kilatan cahaya dari pada wartawan tersebut. Manajerku sudah menunggu di depan pintu hotel tersebut.

"Kerja bagus menjauhkan pers," ucapku.

Aku pengen bikin ff tentang Newt hmm. Gimana gimana? Tell me your opinion ok?

Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)Where stories live. Discover now