7

813 131 14
                                    

*Thomas’ POV*
Dia duduk sendirian. Casa di Giulietta hari ini tampak sangat sepi. Hanya ada beberapa turis yang sedang berfoto dengan patung Juliet. Anne duduk, memandangi balkon Juliet. Di tangannya tergenggam sebuah buku catatan kecil. Aku duduk di sebelahnya tapi tampaknya dia tidak menyadari kedatanganku. Dari matanya yang indah, air mata mengalir dengan perlahan.

“Anne, kau tak apa-apa?” tanyaku panik.

Dia melepaskan pandangannya dari balkon Juliet lalu tersenyum padaku. Air mata masih mengalir di pipinya.

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya tiba-tiba teringat beberapa hal dan kau ada disana. Maafkan aku Thomas, aku melupakanmu.”

Aku merangkulnya. Dia menangis, membenamkan kepalanya.

“Aku—aku ingat kita bermain bersama. Aku ingat bagaimana kau mengajariku untuk bermain gitar, dan kau—“

Sebelum Anne menyelesaikan ucapannya, badannya terjatuh. Untungnya aku berhasil menangkap badannya sebelum terjatuh ke tanah. Beberapa turis terpekik kaget.

“Anne! Anne bangun Anne!”

Aku mengguncangka badan Anne tapi badannya lemah sekali. Mata Anne terpejam dan itu membuatku panik. Aku menggendong badannya lalu segera berlari keluar. Aku melihat seorang wanita tua di dekat situ lalu bertanya padanya.

“Hospital?” tanyaku panik.

“That way,”

“Grazie!”

Aku berlari menuju arah yang ditunjukkan oleh wanita tadi. Orang-orang menatapku dengan bingung tapi aku tidak menghiraukan tatapan mereka. Sebuah rumah sakit terlihat di depan dan aku berlari lebih kencang. Aku buru-buru masuk lalu mencari seorang perawat.

Oh il mio dio! La metta in qui!—Ya Tuhan! Simpan dia disini!”

Perawat itu mendorong sebuah tempat tidur beroda. Aku meletakkan Anne dengan hati-hati. Dia masih tidak bergerak dan wajahnya sangat pucat. Perawat tadi segera mendorong Anne menuju sebuah ruangan. Aku diminta untuk menunggu di luar.

Aku menelepon Max dan memintanya untuk segera datang. Tak sampai 5 menit Max dan Kaya datang. Wajahnya merah padam. Dia menarikku berdiri. Kaya memekik pelan.

“Apa yang kau lakukan padanya?” tanya Max marah.

“Aku baru saja menemukannya dan dia sudah menangis! Dia bilang dia ingat beberapa hal dan tiba-tiba saja dia pingsan!”

Max melepaskan pegangannya dari kerah bajuku. Kaya sudah menangis ketakutan. Max duduk di samping Kaya.

“Dia selalu seperti ini jika berhasil mengingat sesuatu. Dan setelah bangun dia akan melupakan apa yang sudah dia ingat.”

Max terdengar sangat lelah. Kaya menggenggam tangannya, mencoba menenangkan Max. Aku menatap Max dengan tidak percaya.

“Ya lebih baik sekarang kita menunggunya bangun,” ucap Kaya pelan.

Beberapa menit kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan Anne. Aku langsung meloncat berdiri, begitu juga Max. Dokter itu tersenyum.

Lei sará corretto. Lei puó andare a casa dopo che lei é sveglia--  Dia akan baik-baik saja. Dia bisa pulang ketika sudah bangun.”

Max menghembuskan napas lega lalu menyalami dokter tersebut.

Grazie!”

Dokter tersebut pergi lalu Max segera masuk ke dalam. Aku mengikutinya lalu melihat Anne berbaring lemah. Dia masih tertidur dengan damai. Max menggenggam tangan Anne dengan lembut. Kaya menarik kursi untuk Max.

Anne bangun beberapa saat kemudian. Dia membuka matanya dengan perlahan lalu tersenyum melihat Max.

“Halo Max, kau selalu khawatir rupanya.” Ucapnya pelan sembari tersenyum.

Max tertawa pelan lalu mengecup dahi Anne.

“Jangan terlalu mengingat apapun karena kau akan pingsan Anne. Terimakasih pada Thomas karena kali ini dia menemukanmu tepat pada saatnya,” ujar Max.

Aku tersenyum pada Anne. Dia membalas dengan tersenyum lemah. Aku berjalan ke sebelahnya lalu membelai rambut Anne.

“Ayo pulang,” ucap Max.

Triple post!!! Uwahhhh maafin cuman dikit dikit terus karena sekarang aku lagi ke ide-an bikin ff tentang The Marauders Era. Jadi ada yang suka Harry Potter disini? Harus baca Linatic Girl by anotherbellatrix!!! Itu tentang Remus Lupin hwhwhwhwh

AND THANKS FOR 1.1K READERS (Complicated) MUCH LOVE GUYS XOXO

Btw don't call me Thor because I like Loki (garing -_-) Panggil aja apapun selain Thor karena aku ga akan bawa bawa palu listrik dan punya rambut seindah Chris Hemsworth

Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)Where stories live. Discover now