1

2.5K 153 8
                                    

Verona, Maret 2015

Matahari musim semi bersinar hangat. Jalanan Verona yang kecil terlihat dipadati oleh turis-turis yang datang dari seluruh dunia. Anne sudah bangun dari pukul 6 pagi, menyiapkan sarapan untuknya dan Max. Angin meniupkan rambut Anne yang panjang membuatnya kesulitan membalikan pancake.

"Pagi Anne!" ucap Max sembari memasuki dapur kecil tersebut.

"Pagi Maximus! Bagaimana tidurmu? Ku harap kau senang makan panekuk saja pagi ini karena aku harus berbelanja." Ujar Anne sembari memberikan sepiring pancake pada Max.

"Aku suka apapun yang kau buat," sahut Max, tersenyum.

Anne tersenyum lalu berjalan menuju pintu depan. Dia memakai mantelnya lalu mengambil dompetnya.

"Aku akan keluar berbelanja, jangan hancurkan rumah ini Max!" ucap Anne sembari berpaling.

Pasar pagi ini sangat ramai. Para turis berbaur dengan masyarakat sekitar untuk membeli keperluan mereka atau sekedar melihat-lihat. Anne menyapa seorang wanita tua yang menjual sayuran segar. Wanita itu tersenyum lalu mengambil beberapa sayuran yang dipesan Anne. Setelah mengisi kantung belanjanya dengan sayuran dan buah-buahan, Anne berjalan menuju toko roti. Di depan toko roti terjadi sedikit keributan.

"Mi scusi, cíó che é accaduto qui? - Permisi, apa yang terjadi disini?" tanya Anne kepada seorang gadis berambut pirang di depannya.

"Ah un bel giovane attore é qui e alcune ragazze vogliono prendere alcuna foto cun luí - Ah seorang aktor muda tampan ada disini dan beberapa gadis ingin berfoto bersamanya." Jawab gadis itu.

Anne mencoba melihat melalui kepala-kepala di depan tapi dia hanya bisa melihat puncak kepala seorang pria berambut pirang. Sepertinya pria itulah aktor yang dimaksud. Anne mengeluh pelan lalu mencoba berjalan menuju toko roti tersebut melalui pintu samping. Untung saja disitu tidak ramai.

*Thomas' POV*

Verona pagi ini sudah menggila. Aku baru saja membeli roti karena tidak sempat sarapan di bandara tapi ternyata sudah banyak fans yang mengerubungiku ketika aku keluar dari toko rori tersebut. Aku beberapa kali menghindari tapi mereka berhasil menahanku.

'Ini tidak akan lama' pikirku.

Setelah semua fans pergi, aku memasang kembali topi dan kacamata hitamku. Di tanganku tergenggam secarik kertas yang berisikan alamatnya. Dia yang selama ini pergi karena kesalahanku. Mengapa aku bisa sebodoh ini baru mencarinya sekarang? Aku berjalan menuju sebuah gang di dekat Piazza delle Erbe. Bangunan-banguna khas zaman kerajaan menyambutku. Aku melihat rumah no 9 lalu mengetuk pintu rumah itu.

Terdengar suara orang yang tergesa-gesa datang dan membukakan pintu. Max berdiri di depanku. Dia menatapku dengan tatapan dingin dan juga...marah?

"Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau tahu alamatku?" tanya Max dingin.

"Aku mendapatkan alamatmu dari Mrs. Windsor dan aku kesini untuk meminta maaf." Jawabku.

"Minta maaf? Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?"

Suara Max sekarang bergetar karena marah. Aku melepaskan kacamata hitamku lalu menatapnya dengan sungguh-sungguh.

"Aku sungguh-sungguh minta maaf. Aku tak tahu bahwa Anne pindah kesini hanya karena aku tidak mau berbicara padanya padahal semuanya salah paham,"

"KAU PIKIR DIA HANYA TAK INGIN BERTEMU DENGANMU LAGI? APA MUM TIDAK MEMBERITA-"

"Max! Mengapa kau berteriak? Oh apakah kita kedatangan tamu temanmu lagi?"

Wuah! Finally book 2! Cerita di book 2 ini bakal beda sama book 1 dan latarnya juga bakal beda banget. Semoga kalian suka dan tolong vomments hehehe
Dan jangan lupa baca juga Seaside, fanfic tentang Ansel Elgort. HOPE YOU LIKE IT GUYSSS


Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)Where stories live. Discover now